Di balik lulusan yang kompeten, terdapat sistem pendidikan yang terus dievaluasi dan disempurnakan. Dalam penyelenggaraan pendidikan dokter gigi spesialis, sistem kurikulum dan ketepatan metode penilaian harus memiliki standar yang sesuai aturan. Inilah yang mendorong Program Studi Spesialis Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UGM untuk terus melakukan refleksi akademik dan restrukturisasi kurikulum.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) melalui Program Studi Spesialis Kedokteran Gigi Anak (KGA) menyelenggarakan Workshop Evaluasi Pembelajaran Kurikulum OBE Tahap II, Restrukturisasi Kurikulum, dan Sistem Instrumentasi Klinis Penilaian Pembelajaran, Sabtu 14 Juni 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyempurnakan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang telah diimplementasikan sejak tahun 2021. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), proses pengajaran, serta metode asesmen sudah sesuai dengan tuntutan kompetensi dan kebutuhan layanan kesehatan gigi anak di masa kini.
Dalam sesi pertama, drg. Fimma Naritasari, MDSc. menyampaikan pentingnya penataan ulang substansi kurikulum, khususnya dalam hal restrukturisasi CPL/CPMK dan penguatan instrumentasi klinis penilaian pembelajaran. Menurutnya, asesmen yang efektif tidak hanya mengukur aspek kognitif, tetapi juga keterampilan praktik secara otentik dan menyeluruh.
“Restrukturisasi CPL dan CPMK harus dilakukan agar pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis, tetapi benar-benar mencerminkan kebutuhan kompetensi praktik di lapangan,” ungkap drg. Fimma. “Ia juga menyampaikan bahwa instrumen penilaian klinis harus mampu menangkap kemampuan mahasiswa secara otentik dan objektif.”
Pada sesi berikutnya, dr. Dyah Listyarifah, MSc. D.Med.Sci. memaparkan tentang perlunya revitalisasi layanan akademik serta pentingnya implementasi monitoring dan evaluasi secara sistematis. Ia menekankan bahwa layanan pendidikan yang baik harus menciptakan suasana belajar yang mendukung serta memperkuat keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Revitalisasi adalah tentang bagaimana membangun relasi antara dosen-mahasiswa yang produktif, memfasilitasi mentoring yang efektif, dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
“Melalui monev, kita dapat membaca permasalahan sekaligus menyusun strategi perbaikannya. Hal ini adalah bagian dari tanggung jawab kita dalam menjamin mutu dan akuntabilitas pendidikan,” ucap Dyah.
Selain evaluasi dan restrukturisasi kurikulum, pada kegiatan ini juga dibahas pentingnya inovasi pembelajaran dan diseminasi publik di lingkungan akademik. Narasumber dari Pusat Inovasi Kajian Akademik (PIKA) UGM mendorong dosen untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran yang adaptif dan berbasis teknologi, seperti blended learning dan penggunaan media digital. Diseminasi publik melalui publikasi akademik dan media edukatif juga dinilai penting untuk memperluas dampak dari inovasi yang dikembangkan.
Rangkaian kegiatan hari ini mencakup pemaparan materi, sesi diskusi panel, hingga penyusunan konsep rekonstruksi kurikulum oleh tim pengajar. Seluruh proses tersebut dilakukan untuk menghasilkan sejumlah luaran yang dapat nantinya dapat diimplementasikan.
drg. Anrizandy Narwidina, MSc., Sp.KGA., Ph.D., selaku dosen departemen IKGA mengatakan luaran dari kegiatan ini meliputi Buku Panduan Akademik terbaru, penyesuaian SKS untuk tiap mata kuliah, rancangan RPKPS, serta rencana tindak lanjut yang memuat aspek pengembangan pembelajaran, inovasi akademik, dan perangkat penilaian klinis.
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran dosen, perwakilan mahasiswa aktif, alumni, serta stakeholder pendidikan spesialis. Dengan penyelenggaraan kegiatan ini, Prodi Spesialis Ilmu Kedokteran Gigi Anak menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan, keberlanjutan kurikulum, dan mutu lulusan sesuai dengan standar nasional dan kebutuhan di masyarakat.
Penulis dan Fotografer: Fajar Budi Harsakti