News

/

Latest News

FKG UGM Gelar Pengabdian kepada Masyarakat untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Tidak semua anak tumbuh dalam kondisi yang sama. Sebagian membutuhkan perhatian lebih—bukan karena mereka kurang, tetapi karena mereka memerlukan pendekatan berbeda. Pendidikan yang sejati mestinya memanusiakan setiap individu, tanpa terkecuali, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Sayangnya, pendekatan inklusif masih belum menjadi arus utama, baik dalam pendidikan umum, kesehatan, maupun pengasuhan sehari-hari. Di sinilah kehadiran institusi pendidikan tinggi untuk mencetak lulusan yang mampu menjawab masalah permasalahan di masyarakat.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh Departemen Kedokteran Gigi Anak. Bertajuk “Giat Beraksi: Wujudkan Senyum Sehat Anak Berkebutuhan Khusus”, kegiatan ini dilaksanakan di SLB Marganingsih pada Selasa, 27 Mei 2025. Acara dihadiri oleh Dekan FKG UGM, Kepala Departemen Kedokteran Gigi Anak, jajaran dosen, perwakilan dari Disdikpora DIY, Puskesmas Ngemplak Sleman, dan Ketua Yayasan Pelita Bunda.

FKG UGM Peduli AIBK
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian FKG UGM terhadap kesehatan gigi anak-anak berkebutuhan khusus (AIBK). Anak-anak ini memiliki risiko tinggi terhadap masalah gigi dan mulut karena keterbatasan fisik, kognitif, dan sensorik yang menyulitkan mereka dalam menjaga kebersihan secara mandiri. Tingginya angka kematian yang terkait dengan masalah gigi yang tidak diobati dalam demografi ini menekankan urgensi program semacam ini.

Lebih dari itu, rendahnya pengetahuan orang tua dan guru mengenai perawatan gigi AIBK sering kali memperburuk kondisi ini. Oleh karena itu, program pengabdian ini hadir dengan tujuan membentuk kader kesehatan gigi dari kalangan orang tua dan guru, agar dapat menjadi pendamping yang aktif dan teredukasi dalam perjalanan perawatan gigi anak-anak ini.

drg. Anrizandy Narwidina, MDSc, Sp.KGA., Ph.D selaku dosen pendamping menekankan bahwa dengan membentuk kader kesehatan gigi di kalangan orang tua dan guru, ia berharap muncul pendamping-pendamping aktif yang siap mendampingi AIBK dalam rutinitas perawatan sehari-hari. “Harapan besar dari program ini adalah terciptanya perubahan perilaku, dimulai dari kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi dua kali sehari. Meski terdengar kecil, kebiasaan ini bisa berdampak besar bila dilakukan secara konsisten dalam lingkungan yang suportif,” tambah Zandy.

Pihak SLB Marganingsih menyambut positif kegiatan ini. Anak-anak berkebutuhan khusus menunjukkan semangat luar biasa dengan menampilkan pertunjukan seni tari dan musik yang memukau, menandai besarnya potensi mereka jika diberikan ruang dan dukungan yang tepat. Dalam keterbatasan, mereka justru tampil penuh percaya diri. Setiap anak memiliki potensi besar, selama diberikan ruang dan dukungan yang tepat.

Pengabdian kepada Masyarakat jadi Mata Kuliah Wajib
Mata kuliah Pengabdian Masyarakat merupakan bagian dari kurikulum resmi Program Studi Spesialis Kedokteran Gigi Anak yang mulai diterapkan sejak tahun 2023. Mata kuliah ini dirancang sebagai implementasi dari roadmap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan sistem pembelajaran yang sistematis dan berjenjang dari semester satu hingga enam, diharapkan lulusan memiliki kompetensi holistik, tidak hanya secara kognitif dan psikomotorik, tetapi juga sosial.

Zandy menyebut mata kuliah ini dirancang agar setiap kegiatan pengabdian masyarakat memiliki kesinambungan dan berbasis pada identifikasi masalah nyata di komunitas. Pelaksanaannya dilakukan dua kali, pada semester 5 melakukan identifikasi permasalahan di komunitas. Kemudian pada semester 6, menerapkan solusi atas masalah yang telah ditemukan. “Model ini mirip seperti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) namun disesuaikan dengan kompetensi residen spesialis kedokteran gigi anak,” tambahnya.

Harapan untuk Residen
Setelah mengambil mata kuliah ini, residen kedokteran gigi anak dari FKG UGM dapat berperan aktif dalam menurunkan prevalensi karies dan memperbaiki kebersihan rongga mulut AIBK. Selain itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas orang tua dan guru dalam membimbing anak-anak dalam praktik perawatan gigi sehari-hari. Harapan jangka panjangnya adalah terciptanya sistem pendampingan yang berkelanjutan, di mana kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari menjadi bagian dari rutinitas hidup sehat AIBK.

Langkah kecil ini mungkin terlihat sederhana, namun dengan keterlibatan aktif orang tua, guru, serta dukungan lintas sektor, perubahan besar dapat terwujud. Kesadaran kolektif tentang pentingnya perawatan gigi dan mulut merupakan fondasi utama untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak berkebutuhan khusus,

Lebih jauh, kegiatan ini menjadi cermin dari nilai-nilai ke-UGM-an dalam menjawab masalah riil masyarakat. Dengan skema berkelanjutan dan berbasis kerakyatan, pengabdian masyarakat ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)—khususnya dalam menjamin hidup sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua kalangan, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Penulis: Fajar Budi Harsakti
Kontrubutor: drg. Arif Rahman Setyawan, drg. Anrizandy Narwidina, MDSc, Sp.KGA., Ph.D.

Tags

Share News

Related News
5 June 2025

Dosen FKG UGM Teliti Bahan untuk Percepat Perawatan Ortodonti

3 June 2025

Apakah Gigi Bisa Mengalami Penuaan?

3 June 2025

Peneliti FKG UGM Buktikan Kombinasi Minyak Herbal Aman untuk Kulit

en_US