Merokok bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap proses penyembuhan setelah tindakan medis, termasuk pencabutan gigi. Pasca pencabutan gigi, tubuh membutuhkan waktu untuk membentuk jaringan baru di area bekas gigi yang dicabut. Kebiasaan merokok dapat memperlambat proses ini dan bahkan meningkatkan risiko komplikasi.
Salah satu alasan utama merokok menghambat penyembuhan adalah karena nikotin yang terkandung dalam rokok. Nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi), yang mengurangi aliran darah ke area luka. Padahal, aliran darah yang cukup sangat penting untuk mengangkut oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk regenerasi jaringan. Tanpa suplai darah yang optimal, penyembuhan menjadi lebih lambat dan kurang efektif.
Selain itu, merokok dapat mengganggu pembekuan darah yang normal. Setelah pencabutan gigi, gumpalan darah (blood clot) biasanya terbentuk di area luka untuk melindungi jaringan di bawahnya dan memulai proses penyembuhan. Kebiasaan merokok, terutama dalam beberapa jam pertama setelah pencabutan, dapat mengganggu pembentukan gumpalan darah ini, yang mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai dry socket. Dry socket adalah komplikasi yang menyakitkan karena tulang dan saraf di area luka terbuka tanpa perlindungan.
Zat-zat beracun dalam asap rokok juga memperburuk masalah. Senyawa seperti karbon monoksida dan tar dapat merusak jaringan yang sedang dalam proses penyembuhan. Selain itu, rokok dapat memicu peradangan di sekitar area luka, membuat penyembuhan menjadi lebih sulit. Peradangan ini juga meningkatkan risiko infeksi, yang dapat memperpanjang waktu pemulihan dan memerlukan intervensi medis tambahan.
Untuk mendukung proses penyembuhan yang optimal, dokter gigi biasanya menyarankan pasien untuk tidak merokok selama setidaknya 48-72 jam setelah pencabutan gigi. Periode ini sangat penting karena gumpalan darah sedang terbentuk dan jaringan mulai beregenerasi. Menghentikan kebiasaan merokok untuk jangka waktu yang lebih lama, atau bahkan sepenuhnya, juga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan mulut dan tubuh secara keseluruhan.
Kesadaran akan dampak negatif merokok pada penyembuhan setelah pencabutan gigi diharapkan dapat memotivasi individu untuk mengurangi atau berhenti merokok. Selain mempercepat proses penyembuhan, menghentikan kebiasaan ini juga membantu menjaga kesehatan mulut yang lebih baik dan mencegah komplikasi di masa depan. Dengan memahami risiko ini, pasien dapat mengambil langkah yang tepat untuk mendukung pemulihan yang lebih cepat dan tanpa hambatan. Hal ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tujuan ke-3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan. Selain itu dengan mendorong pengurangan konsumsi rokok, turut mendukung SDGs tujuan ke-12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Hal tersebut mencakup konsumsi yang lebih bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan individu dan mengurangi beban lingkungan akibat produk tembakau.
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik