Rasa takut dan cemas sering menjadi tantangan utama ketika anak menjalani perawatan gigi. Berangkat dari permasalahan itu, tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) yang diketuai oleh Dr. drg. Indra Bramanti, M.Sc., Sp.KGA (K-PKOA), mengembangkan alat bantu berbasis virtual reality (VR) yang diberi nama Innovation of View and Auditory (INOVIA). Alat ini dirancang untuk membantu mengurangi kecemasan anak saat menjalani perawatan gigi di klinik.
Melalui teknologi visual dan audio imersif, INOVIA menghadirkan pengalaman menyenangkan bagi anak. Anak akan diajak melihat dan mendengar suasana yang menenangkan, seperti pemandangan alam atau animasi edukatif, sehingga perhatian mereka teralihkan dari rasa takut terhadap alat dan prosedur perawatan gigi.
“INOVIA kami rancang sebagai pendekatan humanis dalam pelayanan kedokteran gigi anak. Kami ingin membuat pengalaman berobat gigi tidak lagi menegangkan, tetapi ramah, edukatif, dan menyenangkan bagi anak,” ujar drg. Anti
Indra menjelaskan, gagasan pengembangan INOVIA berawal dari hasil pengamatannya terhadap anak-anak yang sering menangis atau menolak perawatan karena cemas dengan suasana klinik. “Anak-anak punya imajinasi kuat. Dengan mengarahkan imajinasi itu ke pengalaman visual yang positif, kami bisa menurunkan rasa takut dan membuat proses perawatan lebih lancar,” jelasnya (3/10).
Selain bermanfaat bagi pasien, INOVIA juga membantu dokter gigi dalam melakukan tindakan dengan lebih efektif. Anak yang lebih tenang akan lebih mudah diajak bekerja sama, sehingga proses perawatan dapat berlangsung dengan aman dan efisien.
Inovasi ini berhasil meraih hibah PRIMESteP 2025, sebuah program pendanaan riset dari Universitas Gadjah Mada yang mendukung pengembangan produk-produk inovatif berbasis sains dan teknologi. Pencapaian ini memperkuat komitmen FKG UGM dalam menghadirkan riset yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Dikutip dari laman resmi UGM, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Dr. Danang Sri Hadmoko, menyampaikan bahwa UGM berkomitmen memastikan hasil riset dan inovasi tidak berhenti pada tahap publikasi atau prototipe semata. Ia menekankan pentingnya proses hilirisasi inovasi agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan universitas dapat memberikan manfaat nyata serta berdampak sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat.
Lebih lanjut drg. Anti menuturkan agar INOVIA dapat menjadi model bagi pengembangan alat bantu serupa di bidang kesehatan anak. Inovasi seperti ini bisa memberi dampak besar terhadap kenyamanan pasien dan kualitas layanan.
Melalui karya ini, FKG UGM kembali menunjukkan perannya sebagai pelopor dalam riset dan inovasi kedokteran gigi yang tidak hanya fokus pada aspek klinis, tetapi juga memperhatikan pengalaman dan kesejahteraan pasien, terutama anak-anak.
Reportase: Andri Wicaksono
Penulis: Fajar Budi Harsakti | Foto: Tim Peneliti INOVIA