Perawatan ortodonti atau pemasangan behel gigi sering menjadi perjalanan panjang yang memakan waktu hingga dua tahun atau lebih. Selain durasinya yang lama, perawatan ini juga berisiko menimbulkan masalah kebersihan mulut seperti gigi berlubang dan radang gusi. Kondisi tersebut tidak hanya menyulitkan pasien, tetapi juga menjadi tantangan bagi dokter gigi dalam memberikan perawatan optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi yang mampu mempercepat pergerakan gigi secara efektif tanpa menambah risiko atau prosedur invasif.
drg. Aulia Ayub Sp.Ort menemukan bahwa injeksi advanced-platelet-rich fibrin (a-PRF), yakni darah yang diperoleh dari darah pasien sendiri, ternyata dapat mempercepat pergerakan gigi ortodonti secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kadar protein pembentuk tulang (BMP-2) yang jauh lebih tinggi pada kelompok yang mendapat a-PRF dibandingkan dengan kelompok yang hanya menggunakan PRF biasa.
Ia mengatakan penelitian menggunakan model hewan pada 45 ekor kelinci yang dibagi ke dalam tiga kelompok: tanpa perlakuan, pemberian PRF biasa, dan pemberian a-PRF. Masing-masing kelinci dipasangi alat ortodonti dan mendapatkan injeksi a-PRF atau PRF secara berkala di area gusi. “Sampel jaringan diambil pada hari ke-0, 3, 7, 14, dan 21 untuk dianalisis menggunakan teknik imunohistokimia guna mengukur ekspresi BMP-2,” katanya.
Hasil penelitian menunjukkan a-PRF mampu meningkatkan proses remodeling tulang yang terjadi selama pergerakan gigi ortodonti. a-PRF merupakan pengembangan dari PRF biasa, diproduksi dengan cara sentrifugasi yang lebih lambat sehingga menghasilkan konsentrasi faktor pertumbuhan lebih tinggi dan efek yang bertahan lebih lama. “Karena produk ini berasal dari darah pasien sendiri tanpa tambahan bahan kimia, penggunaan a-PRF dianggap aman dan dapat diterapkan sebagai prosedur tambahan dalam praktik ortodonti rutin,” ucap Aulia.
Menurutnya, pasien ortodonti tanpa a-PRF akan menghadapi perawatan yang panjang dan berisiko komplikasi seperti gigi berlubang, peradangan gusi, hingga kehilangan motivasi dalam menjaga kebersihan mulut. Dengan a-PRF, waktu perawatan bisa dipersingkat sekaligus risiko komplikasi dapat diminimalkan, memberikan manfaat besar bagi pasien dan tenaga kesehatan.
Aulia sangat berharap agar metode a-PRF ini segera ditindaklanjuti melalui uji klinis pada manusia. “Penelitian sejenis ini masih harus dikembangkan hingga ke penelitian klinis. Apabila terbukti aman dan efektif, a-PRF dapat menjadi standar baru dalam perawatan ortodonti modern yang lebih efisien dan minim risiko,” pungkasnya.
Penulis: Fajar Budi Harsakti
Photo: Freepik