Bicara adalah fungsi kompleks yang melibatkan koordinasi antara gigi, lidah, rahang, dan jaringan lunak mulut. Masalah maloklusi, terutama gigitan terbuka anterior (anterior open bite) dan kebiasaan tongue thrusting, dapat mengganggu fungsi artikulasi fonem tertentu—termasuk pengucapan huruf “S”. Dalam konteks ortodontia, tidak hanya penyesuaian estetika dan oklusi yang penting, tetapi juga perbaikan fungsi bicara agar pasien dapat berbicara jelas dan percaya diri.
Sebuah Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, UTAMI, Sapti Ari, dibimbing oleh Dr. drg. Rinaldi Budi Utomo, M.S., Sp.KGA(K) dengan judul “Perubahan pengucapan huruf ‘S’ selama perawatan ortodonti pada kasus gigitan terbuka anterior dengan tongue thrusting pada anak” memberikan gambaran empiris mengenai bagaimana terapi ortodontik bisa memengaruhi kemampuan bicara pada anak dengan kondisi tersebut.
Temuan Penelitian “Perubahan Huruf S”
Berdasarkan penelitian tersebut:
- Subjek: Anak dengan gigitan terbuka anterior dan kebiasaan tongue thrusting.
- Fokus penelitian: bagaimana perawatan ortodonti memengaruhi pengucapan huruf “S” seiring waktu.
- Hasilnya menunjukkan bahwa setelah perawatan ortodontik, terdapat perubahan pada pengucapan huruf “S”. Artikulasi menjadi lebih baik, kemungkinan karena perubahan posisi lidah, gigi anterior yang lebih tertutup, dan ruang artikulasi yang lebih mendukung “S” agar dapat diucapkan dengan tepat.
Mekanisme dan Faktor yang Terlibat
Beberapa aspek yang menjelaskan mengapa ortodontia dapat memengaruhi fungsi bicara, khususnya huruf “S”:
- Posisi Lidah dan Tongue Thrust
- Pada kasus tongue thrust, lidah sering terdorong ke depan atau ke antara gigi saat mengucapkan fonem “S”, sehingga menghasilkan distorsi atau lisps.
- Ortodontia membantu memperbaiki kondisi gigitan (maloklusi) dan gigi anterior agar lidah punya pijakan (alat artikulasi) yang lebih stabil.
- Penutupan Gigi Anterior / Penutupan Gigitan Depan
- Gigitan terbuka depan mengakibatkan adanya celah antara gigi depan atas dan bawah; lidah bisa menyelinap atau mengambil posisi yang tidak normal saat mengucapkan “S”.
- Perawatan yang memperbaiki gigitan terbuka (closing open bite) membantu mengurangi celah tersebut sehingga lidah lebih mudah menempatkan ujungnya di alveolar ridge atau posisi artikulasi yang benar.
- Adaptasi Bicara Setelah Perawatan Ortodontik
- Setelah pergeseran gigi, pasien perlu adaptasi berbicara kembali — lidah, bibir, dan jaringan sekitar menyesuaikan diri terhadap posisi baru.
- Dengan perawatan yang dirancang baik (alignment gigi, kontrol kebiasaan lidah) biasanya distorsi huruf “S” akan berkurang seiring waktu.
Tantangan dalam Terapi dan Fungsi Bicara
Meskipun ortodontia menawarkan potensi untuk perbaikan, ada beberapa tantangan:
- Relaps Kebiasaan Lidah (tongue thrusting): Jika kebiasaan lidah tidak dikoreksi (melalui terapi myofungsional), mungkin pengucapan “S” akan tetap distorsi atau kembali setelah alat dilepas.
- Variasi Individu: Struktur rahang, panjang dan elastisitas jaringan lunak, serta sensitivitas artikulasi berbeda antar individu, terutama pada anak-anak. Waktu respons bicara berbeda-beda.
- Komunikasi dan Edukasi Pasien: Anak harus memahami rutin menjaga kebiasaan lidah yang benar, latihan artikulasi, dan pemeliharaan setelah perawatan ortodontik selesai.
- Estimasi Waktu: Perbaikan bicara tidak terjadi instan; memerlukan waktu dan pengawasan khusus.
Solusi & Rekomendasi
Dari penelitian dan praktik klinis, berikut beberapa solusi agar terapi ortodontia efektif memperbaiki fungsi bicara:
- Kombinasi Terapi Ortodontik dan Myofungsional
- Gunakan latihan lidah, pelatihan posisi lidah saat istirahat dan saat berbicara, untuk mendukung perubahan anatomi.
- Desain Perawatan yang Memperhitungkan Fungsi Bicara
- Pada kasus gigitan terbuka, gunakan perangkat dan teknik yang dapat membantu closing bite tanpa mengorbankan kenyamanan.
- Pilih peranti yang memungkinkan ruang artikulasi yang baik untuk lidah.
- Evaluasi Fungsi Bicara Sebelum dan Sesudah Perawatan
- Melakukan tes pengucapan fonem (termasuk “S”) sebagai bagian dari evaluasi awal dan diikuti selama perawatan untuk memantau perbaikan.
- Pendekatan Tutup dan Jangka Panjang
- Setelah ortodonti selesai, gunakan retainer atau alat pencegah relapse, dan pantau kebiasaan seperti tongue thrust untuk menjaga kejelasan pengucapan.
***
Terapi ortodontia pada kasus gigitan terbuka anterior dengan tongue thrusting dapat memberikan dampak positif terhadap fungsi bicara, khususnya pengucapan huruf “S”. Penelitian Utami et al. di UGM menunjukkan bahwa perawatan ortodontik tidak hanya memperbaiki susunan gigi, tetapi juga membantu memperbaiki artikulasi huruf “S” pada anak.
Perawatan yang sukses mencakup koreksi maloklusi, penutupan gigitan depan, serta penanganan kebiasaan lidah dan adaptasi bicara. Hal ini penting untuk mencapai hasil ortodontia yang tidak hanya estetis atau fungsional dari segi gigi, tetapi juga dari segi kejelasan bicara dan komunikasi pasien.
References
UTAMI, Sapti Ari, Dr. drg. Rinaldi Budi Utomo, M.S., Sp.KGA(K), Perubahan pengucapan huruf “S” selama perawatan ortodonti pada kasus gigitan terbuka anterior dengan tongue thrusting pada anak, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/11488
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik