Dalam prosedur implantologi, salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan implan adalah kondisi dan kerapatan tulang di lokasi pemasangan. Untuk penilaian awal, dokter gigi perlu mengetahui dimensi dan karakteristik tulang secara akurat—baik secara kuantitatif maupun kualitatif—agar memilih ukuran implan yang tepat dan melakukan persiapan tulang (bone graft, sinus lift, dsb) jika diperlukan. Cone Beam Computed Tomography (CBCT) telah menjadi pilihan populer karena kemampuannya memberikan gambaran 3D struktur maksilofasial dengan resolusi tinggi dan dosis radiasi lebih rendah dibanding CT konvensional.
Penelitian Dasar: Perbandingan Pengukuran CBCT vs Objek Sebenarnya
Research by mahasiswa FKG UGM, Ratihana Nurul Indias, dengan bimbingan Dr. drg. Rurie Ratna Shantiningsih., MD.Sc. dan Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech. dan Prof. Dr. drg. Munakhir Mudjosemedi, S.U. yang tertulis di Jurnal MKGI FKG UGM meneliti seberapa akurat pengukuran yang dilakukan pada citra CBCT dibandingkan dengan ukuran objek sesungguhnya (preparat mandibula kering).
Metode
- Sampel berupa 40 citra CBCT dari preparat mandibula kering dengan marker logam yang dipasang untuk pengukuran.
- Pengukuran dilakukan secara horizontal, vertikal, dan oblique pada citra CBCT menggunakan perangkat lunak khusus (Volux 3D dental CT software).
- Hasil pengukuran pada CBCT kemudian dibandingkan dengan pengukuran langsung objek sesungguhnya, menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank.
Hasil
- Terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05) antara pengukuran pada citra CBCT dan pengukuran objek sesungguhnya, kecuali pada beberapa kasus pengukuran oblique yang tidak melibatkan basis mandibula bagian anterior.
- Distorsi maksimal tercatat sekitar 8% pada pengukuran panoramik pada CBCT, dan besarnya distorsi berbeda-beda tergantung lokasi pengukuran pada mandibula.
Impikasi untuk Implantologi
- Ketelitian pengukuran dimensi tulang (termasuk ketinggian dan lebar tulang) sangat krusial dalam memilih diameter dan panjang implan agar terpasang secara stabil dan aman, tanpa risiko penetrasi struktur anatomi penting seperti kanal saraf alveolar inferior.
- Distorsi hingga 8% bisa menyebabkan perbedaan ukuran implan yang dipilih, yang mungkin menghasilkan kegagalan integrasi atau infeksi jika implan terlalu panjang/lebar atau tidak mendukung beban.
- Oleh karena itu, penggunaan CBCT sebagai alat bantu harus diimbangi dengan pemahaman akan batas ketidakakuratan dan penyesuaian desain implan dengan margin keamanan.
Terdapat beberapa perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara metal marker distance pada citra CBCT image dengan objek sesungguhnya pada preparat mandibula kering, kecuali pengukuran oblique tanpa melibatkan basis mandibula di bagian anterior mandibula. Rerata distorsi tertinggi pada panoramik view dari CBCT image dalam penelitian ini adalah 8%, dan nilai distorsi berbeda-dalam setiap bagian mandibula.”
***
CBCT merupakan alat yang sangat berguna dalam implantologi karena memberikan gambaran tiga dimensi dengan resolusi tinggi dan radiasi relatif rendah. Namun, hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara pengukuran CBCT dan ukuran objek sesungguhnya, dengan distorsi maksimal sekitar 8%. Oleh karena itu, dokter gigi harus memahami batas akurasi CBCT agar tetap dapat memanfaatkannya secara optimal dengan margin keamanan yang memadai.
References
Ratihana Nurul Indias, Dr. drg. Rurie Ratna Shantiningsih., MD.Sc., Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech., Prof. Dr. drg. Munakhir Mudjosemedi, S.U., Perbandingan hasil pengukuran pada citra Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dengan objek sesungguhnya, https://jurnal.ugm.ac.id/mkgi/article/view/15240
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik