Zirkonia menjadi salah satu material favorit dalam restorasi gigi modern karena sifatnya yang unggul. Namun, seperti bahan lain, zirkonia memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum penggunaannya. Penelitian oleh drg. Murti Indrastuti, M.Kes., Sp.Pros.(K) and Dr. drg. Sri Budi Barunawati, M.Kes., Sp.Pros.(K) membahas pentingnya zirkonia dalam prostodonsia, menyoroti fleksibilitas dan estetika material ini. Selain itu, studi oleh drg. Herijanti Amalia Kusuma, S.U., Sp.Pros.(K) and Dr. drg. Endang Wahyuningtyas, M.S., Sp.Pros.(K) membandingkan ketahanan fraktur mahkota zirkonia-porcelain dengan porcelain fused to metal, menunjukkan keunggulan zirkonia dalam ketahanan struktural meskipun finishing line yang digunakan memengaruhi hasil akhirnya. Kedua penelitian ini menunjukkan bagaimana zirkonia menjadi material unggulan dalam restorasi gigi, namun memerlukan keahlian tinggi untuk mengoptimalkan penggunaannya, baik dari segi desain maupun teknik pemasangan.
Berikut adalah daftar kelebihan dan kekurangan zirkonia dalam restorasi gigi:
Kelebihan Zirkonia
- Kekuatan Mekanis Tinggi: Zirkonia mampu menahan tekanan kunyah yang besar, cocok untuk restorasi di area gigi belakang.
- Long-lasting: Zirkonia memiliki ketahanan terhadap retak, aus, dan pecah, sehingga masa pakainya lebih panjang dibandingkan bahan lain.
- Estetika Menyerupai Gigi Alami: Dengan teknologi translusen, zirkonia memberikan penampilan yang alami, terutama untuk restorasi di gigi depan.
- Biokompatibel: Zirkonia tidak menyebabkan reaksi alergi atau iritasi, aman untuk pasien dengan sensitivitas terhadap logam.
- Tahan terhadap Korosi dan Noda: Tidak mudah berubah warna meski digunakan dalam jangka panjang.
- Fleksibilitas Aplikasi: Dapat digunakan untuk berbagai jenis restorasi, seperti mahkota, jembatan, dan inlay/onlay.
Kekurangan Zirkonia
- Biaya Lebih Mahal: Proses produksi zirkonia yang membutuhkan teknologi canggih seperti CAD/CAM membuatnya lebih mahal dibandingkan bahan lainnya.
- Kurang Ramah terhadap Gigi Lawan: Jika permukaannya tidak dipoles dengan benar, zirkonia dapat menyebabkan keausan pada gigi yang berinteraksi langsung dengannya.
- Rentan terhadap Fraktur dalam Kondisi Tertentu: Meski sangat kuat, zirkonia kurang fleksibel, sehingga dapat retak jika mengalami tekanan yang tidak merata.
- Proses Pembuatan Kompleks: Memerlukan teknologi dan keahlian khusus, yang mungkin tidak tersedia di semua klinik gigi.
- Sulit untuk Dimodifikasi Setelah Pemasangan: Setelah dipasang, zirkonia sulit untuk disesuaikan atau diperbaiki dibandingkan dengan bahan seperti logam atau komposit.
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan zirkonia, dokter gigi dapat membantu pasien memilih solusi restorasi yang paling sesuai dengan kebutuhan klinis dan anggaran mereka. Zirkonia tetap menjadi pilihan unggul untuk restorasi yang estetis, tahan lama, dan aman. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tujuan ke-3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, tujuan ke-9 Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, tujuan ke-12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Referensi
drg. Murti Indrastuti, M.Kes, Sp.Pros.(K), Dr. drg. Sri Budi Barunawati, M.Kes., Sp.Pros.(K), Zirconia dan Penggunaannya dalam Prostodonsia, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/204687
drg. Herijanti Amalia Kusuma, S.U., Sp.Pros(K), Dr. drg. Endang Wahyuningtyas, M.S., Sp.Pros.(K), Perbedaan Ketahanan Fraktur Mahkota Zirkonia-Porselen dan Porcelain Fused to Metal dengan Finishing Line Chamfer dan Shoulder, https://journal.ugm.ac.id/jkg/article/download/30008/18074
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik