Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) menyelenggarakan Workshop Pengisian SIOBA (Sistem Informasi Outcome-Based Assessment) sebagai rangkaian pendampingan bagi para dosen, Kepala Program Studi, dan tim penguji dalam melaksanakan asesmen berbasis capaian pembelajaran (18/11). Kegiatan ini merupakan workshop berseri yang telah memasuki penyelenggaraan ketiga setelah sebelumnya diberikan kepada para kaprodi dan kabinet.
Dalam sambutannya Dr. drg. Sri Budi Barunawati M.Kes., Sp.Pros. Subsp PKIKG(K) menyampaikan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini merupakan langkah awal dalam memenuhi amanah universitas terkait penyusunan portofolio mahasiswa baik untuk mahasiswa S1, pascasarjana, maupun program spesialis. Proses ini menjadi kewajiban penting, terutama setelah perubahan sistem akreditasi dari kuantitatif menuju kualitatif yang menuntut pelaporan lebih detail dan berbasis capaian.
“Pengisian SIOBA pada akhirnya akan menghasilkan portofolio lengkap setiap mahasiswa, dan ini merupakan salah satu komponen penilaian yang dipersyaratkan oleh LAM-PTKes,” ucap drg. Wanti.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi inti, yaitu pendampingan pengisian SIOBA yang dipandu oleh drg. Aryan Morita, M.Sc., Ph.D, atas penugasan dari Wakil Dekan Bidang Akademik FKG UGM. Pada sesi tersebut, para dosen diarahkan untuk mengakses akun masing-masing, membuka menu pengajaran, memilih OBA, dan menentukan semester yang hendak diisi. Peserta juga diminta membawa dokumen (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester)RPKPS dan instrumen penilaian sebagai bahan pengisian.
Dalam pemaparannya, drg. Aryan menjelaskan alur pengisian OBA yang terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari verifikasi setting prodi hingga pengunggahan RPKPS. Sistem SIOBA yang telah terintegrasi dengan e-RPKPS memungkinkan data penilaian, capaian pembelajaran, serta komponen asesmen tersimpan dengan lebih sistematis dan dapat ditelusuri kembali.
Ia menekankan bahwa hanya dosen yang namanya terdaftar dalam tim teaching yang dapat mengisi OBA untuk mata kuliah tertentu. “Apabila pada awal semester admin prodi belum memasukkan daftar nama dosen pengampu, maka hanya nama yang tertera pada kolom dosen itulah yang bisa mengakses. Jika terjadi demikian, admin prodi perlu melakukan pembaruan data,” jelasnya.
Para peserta kemudian diarahkan mencoba mengisi OBA berdasarkan semester masing-masing. Fitur-fitur seperti pemilihan semester, validasi status (abu-abu, kuning, hijau), hingga submenu aksi seperti pengisian RPKPS, pengisian portofolio, dan rekapitulasi dijelaskan secara rinci agar dosen memahami alur kerja sistem.
Beberapa peserta masih mengalami kesulitan login maupun membuka submenu, namun tim pendamping langsung memberikan bantuan teknis. Workshop berlangsung interaktif, dengan dosen bertanya langsung mengenai komponen penilaian, rencana pembelajaran, hingga penyesuaian data untuk memperbarui kelengkapan penilaian semester berjalan.
Di akhir sesi, panitia menegaskan bahwa pengisian SIOBA tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan administrasi, tetapi juga merupakan upaya meningkatkan kualitas asesmen berbasis outcome, sekaligus mempersiapkan fakultas menghadapi tuntutan akreditasi yang lebih ketat. “Syukur-syukur semester ini semua data bisa diperbarui sehingga pengisian OBA menjadi lebih lengkap,” ujar perwakilan panitia.
Workshop ditutup dengan harapan bahwa seluruh dosen pengampu mata kuliah dapat melakukan pengisian data secara bertahap, dibantu oleh admin prodi dan narasumber yang akan tetap mendampingi proses hingga seluruh kewajiban asesmen terpenuhi.
(Reporter: Andri Wicaksono, Foto: Fajar Budi Harsakti)
