News

/

Latest News

Workshop Pelatihan Dasar Pembimbing Klinik dan Penilaian bagi Pendidikan Klinik/Profesi di FKG UGM

Yogyakarta, 2O November 2025 FKG UGM kembali menyelenggarakan Workshop Pelatihan Dasar Pembimbing Klinik yang diikuti 46 peserta dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UGM serta seluruh jejaring rumah sakit pendidikan. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dan menghadirkan dua narasumber utama, Dr. Ide Pustaka Setiawan, M.Sc., Sp.OG,

Acara dibuka dengan laporan panitia oleh Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M.Kes.Sp.Ort(K) yang menegaskan bahwa pelatihan ini bertujuan menyamakan pemahaman para pembimbing klinik terkait prinsip pendidikan klinik, bedside teaching, pemberian feedback, serta penerapan penilaian yang terstandar. “Melalui pelatihan ini kami berharap mutu, konsistensi penilaian, dan kualitas bimbingan di seluruh wahana pendidikan semakin meningkat,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Dekan FKG UGM, Prof. Dr. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D., menyoroti perubahan pola belajar mahasiswa di era kecerdasan buatan (AI). Ia menekankan bahwa para pembimbing klinik perlu memahami perkembangan teknologi dan tidak terjebak oleh karya mahasiswa yang sepintas tampak sangat baik, namun sebenarnya dibuat oleh AI.
“Saya mohon Bapak Ibu tidak terkecoh. Mahasiswa sekarang bisa membuat narasi dan analisis dengan ChatGPT atau Gemini. Maka kita harus mengimbangi dengan literasi AI, bukan malah anti,” ujarnya disambut tawa peserta.

Dalam gaya khasnya yang humoris, sang Dekan mengajak peserta menikmati proses pembimbingan dengan gembira, bukan sebagai beban. “Kerja itu jangan dianggap beban terus. Hidup itu harus dinikmati. Kalau saya sering melucu, itu supaya semua merasa bahagia,” tambahnya.

PRETES – POSTES DAN SUASANA BELAJAR INTERAKTIF

Setelah sambutan, peserta mengikuti pretest selama 10 menit. Panitia mengumumkan nilai tertinggi diraih oleh drg. Vima, drg. Yanuarti, drg. Pram, dan drg. Vincensia. Souvenir khusus disiapkan untuk nilai tertinggi pada post-test. Suasana pelatihan berlangsung ringan, akrab, dan penuh humor dari para fasilitator.

Materi Sesi 1: Prinsip Pendidikan Klinik dalam Praktik

Memasuki sesi pemaparan, Dr. Ide Pustaka Setiawan mengawali dengan perkenalan singkat dan cerita ringan tentang latar belakangnya. Beliau menegaskan bahwa pembelajaran klinik tidak hanya soal keterampilan teknis, namun juga pengalaman, coaching, pendampingan, dan refleksi.

1. Pendidikan Klinik Berbasis Kompetensi

Dr. Ide menekankan bahwa setiap kasus klinis harus dikaitkan dengan kompetensi mahasiswa sesuai levelnya. Tidak semua kasus harus dikerjakan mahasiswa, namun selalu ada bagian kompetensi yang dapat dipelajari.
“Kita pilihkan kompetensi apa yang cocok untuk level dokter gigi umum. Pasien itu mahal, jadi setiap kasus harus dimanfaatkan untuk pembelajaran,” jelasnya.

2. Student-Centered Learning & Diagnosis Kemampuan Mahasiswa

Pembimbing klinik wajib menilai kesiapan mahasiswa sebelum memberikan kesempatan tindakan.
“Mahasiswa harus didiagnosis dulu. Tidak semua bisa dipukul rata. Ada level 1, level 2, sampai level 4,” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa ekspektasi berlebihan pada mahasiswa justru memicu kesalahpahaman dan emosi.

3. Patient-Centered Care

Dr. Ide menegaskan bahwa walaupun klinik adalah tempat belajar, pasien tetap berhak mendapatkan pelayanan terbaik.
“Diskusi jangan di depan pasien. Intervensi boleh bila tindakan mahasiswa membahayakan, tapi pembahasannya tetap di belakang,” tegasnya.

4. Tahapan Pembimbingan Klinis

Ia memaparkan empat tahap (readiness 1–4) yang menentukan bagaimana pembimbing memberikan instruksi:

  • R1: mahasiswa belum pernah melihat → wajib demonstrasi
  • R2: mulai mencoba → pembimbing mendampingi melekat
  • R3: lebih percaya diri → pembimbing mengawasi
  • R4: kompeten → pembimbing mendelegasikan

5. Pentingnya Feedback yang Baik

Feedback harus: berdasarkan observasi langsung, spesifik, fokus pada perilaku, bukan pribadi, diberikan segera setelah tindakan

MODEL PEMBELAJARAN: TBL, SIMULASI, DAN PENGUATAN MUTU

Dr. Ide membagikan pengalaman di FK-KMK UGM dalam mengembangkan simulation-based learning untuk mengejar kompetensi yang sulit diperoleh dari kasus nyata. Ia mendorong FKG UGM untuk memperbanyak jejaring dan simulasi agar kompetensi mahasiswa tetap terpenuhi meski keterbatasan pasien klinis meningkat.

Workshop berlangsung dinamis, interaktif, dan penuh praktik langsung. Melalui penyamaan persepsi dan peningkatan keterampilan pembimbing klinik, FKG UGM menegaskan komitmennya untuk menjaga mutu pendidikan profesi dokter gigi di tengah perkembangan teknologi dan tantangan klinis yang terus berubah.

(Andri Wicaksono, Foto: Fajar Budi Harsakti)

Tags

Share News

Related News
21 November 2025

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama FKG UGM – Kolegium Bedah Mulut & Maksilofasial (BMM) Indonesia, Perkuat Kompetensi Ahli Bedah Mulut & Maksilofasial Nasional

21 November 2025

FKG UGM Gelar Senam Sehat ‘SENSASI’ & Resmikan Pergola Baru Sepanjang 60 Meter di Lingkungan FKG UGM

20 November 2025

UGM Gelar Pelatihan 1000 Kader Kesehatan Gigi & Mulut Sebagai Penguatan Integrasi Layanan Primer Puskesmas

en_US