Yogyakarta 20 November 2025 — Dalam rangka Dies Natalis ke-76 Universitas Gadjah Mada, UGM melalui Kluster Kesehatan menyelenggarakan pelatihan besar-besaran bagi 1.000 kader kesehatan dan 1.000 supervisor dari berbagai wilayah di Indonesia. Program ini menjadi bagian dari komitmen UGM untuk memperkuat layanan primer Puskesmas, meningkatkan literasi masyarakat, serta menyiapkan kader sebagai garda terdepan dalam upaya promotif dan preventif kesehatan masyarakat.
“Kader kesehatan adalah intermediary agencies yang mampu menggerakkan kreativitas, inovasi, dan partisipasi masyarakat. Mereka adalah agen perubahan yang membantu bangsa menjadi semakin kuat melalui masyarakat yang sehat,” ujar Prof. drg. Suryono, SH, MM., Ph.D selaku Ketua Dies Natalis UGM 76 Tahun
Panitia juga menegaskan bahwa seluruh kurikulum telah diunggah di Pelataran Sehat dan peserta akan memperoleh sertifikat pengakuan dari Kementerian Kesehatan.

MATERI MENDALAM: PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL
Pada salah satu sesi, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Ika Puspitasari, M.Sc., menjadi narasumber dalam topik “Penggunaan Obat yang Rasional”. Dalam dialog bersama fasilitator, ia menekankan pentingnya edukasi tepat guna kepada masyarakat.
Prof. Ika menjelaskan bahwa obat rasional berarti obat yang: Tepat indikasi. Tepat dosis. Aman terhadap kontraindikasi. Memiliki efek samping minimal. Dikonsumsi dengan patuh oleh pasien
Ia juga menyoroti berbagai perilaku tidak rasional yang masih banyak ditemui: Menghentikan antibiotik sebelum waktunya. Berbagi obat dengan keluarga atau tetangga. Membeli antibiotik tanpa resep. Polifarmasi yang tidak sesuai kebutuhan. Memberikan madu kepada anak di bawah 1 tahun. Menyimpan obat sembarangan di rumah
“Antibiotik harus membunuh bakteri, bukan membuatnya hanya ‘pingsan’. Jika tidak dikonsumsi sesuai aturan, bakteri menjadi resisten dan masyarakatlah yang dirugikan,” tegasnya.
Kader juga dibekali kemampuan untuk memantau kepatuhan minum obat pada pasien penyakit kronis serta mengingatkan masyarakat agar memperhatikan dosis, aturan pakai, dan risiko efek samping.
KOLABORASI PERGURUAN TINGGI – TENAGA KESEHATAN – MASYARAKAT
UGM menegaskan pentingnya kolaborasi tiga pihak: akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Perguruan tinggi menyediakan ilmu dan inovasi, tenaga kesehatan memastikan standar layanan, dan kader berperan sebagai ujung tombak di tingkat komunitas.
“Pengabdian yang nyata adalah pengabdian yang turun langsung ke masyarakat,” disampaikan panitia Dies.
UGM berharap upaya penguatan kader kesehatan ini dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan nasional dan memperkuat ketahanan bangsa.
(Andri Wicaksono)