Search
Close this search box.

News

/

Latest News

Summer Course Gerodontology 2018, FKG UGM dan Kolaborator Belajar Bersama untuk Memberikan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Optimal untuk Lansia

Perubahan demografi penduduk Indonesia menyusul keberhasilan pengendalian pertambahan penduduk menggeser struktur piramida penduduk sehingga diprediksi mengalami bonus demografi mulai 2030. Di samping itu, searah dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Indonesia yang menitikberatkan pada peningkatan daya saing sumber daya manusia, Indonesia dapat merasakan keuntungan dari bonus demografi. Jika peningkatan pengetahuan termasuk bidang kesehatan dan penguatan perekonomian dapat dicapai, maka tingkat harapan hidup diprediksi dapat semakin panjang sehingga tantangan berikutnya adalah peningkatan populasi lansia di Indonesia.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) telah secara aktif berkontribusi dalam pengembangan keilmuan terkait populasi lansia. Grup riset gerodontologi telah dibentuk, aktif melakukan penelitian, menerbitkan publikasi, melakukan diseminasi hasil riset pada masyarakat lansia bahkan terlibat dalam penelitian internasional WHO untuk kesehatan gigi dan mulut populasi lansia. Sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, dokter gigi perlu memahami profil kesehatan lansia berikut kondisi degeneratif yang mengikuti. Pendekatan holistik dan multidisipliner harus digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada pasien lansia.

Hal ini melatarbelakangi penyelenggaraan Summer Course in Gerodontology: Sustaining High Quality of Life (QoL) of Elderly through Multidisciplinary-Holistic Dental Care sebagai kegiatan multidisipliner yang melibatkan pakar lansia dari berbagai bidang serta mahasiswa dari berbagai negara yang akan bertukar ilmu mengenai populasi lansia dan bagaimana memberikan perawatan yang optimal. Kegiatan ini merupakan kursus singkat multinasional pertama di Indonesia dalam bidang Gerodontologi. Diharapkan dengan kegiatan ini, FKG UGM dapat berkontribusi lebih banyak dan menjadi leader, dalam pengembangan gerodontologi di Indonesia.

Pada 19-28 Maret 2018, FKG UGM mengadakan Dental Short Course on Gerodontology dengan melibatkan 3 mahasiswa asing. Dua di antaranya berasal dari Kyushu University dan 1 orang dari Tokushima University. Kegiatan ini merupakan pilot project untuk penyelenggaraan Summer Course on Gerodontology. Dengan dukungan Hibah Penyelenggaraan Summer Course dari Kantor Urusan Internasional UGM, Summer Course on Gerodontology pada 20 Agustus 2018 hingga 1 September 2018 dapat diselenggarakan dengan melibatkan 10 pembicara luar negeri, 7 pembicara dalam negeri, 22 mahasiswa asing dan 10 mahasiswa lokal. Pembicara tidak hanya dari kalangan dokter atau dokter gigi saja, melainkan juga melibatkan pakar Sosiologi, Psikologi, Farmasi, hingga praktisi yang mendalami pelayanan kesehatan lansia.

Peserta diajak mengenal budaya Indonesia, salah satunya dengan mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (kanan) dan memperkenalkan budaya negaranya pada Convivial Night (kiri).

Pada awal kegiatan, peserta diajak untuk mengenali karakter populasi lansia menggunakan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan medis dan gizi kesehatan oleh Dr. Mas Suryalis Ahmad dari Universiti Teknologi Mara, Malaysia dan Dian Caturini, B.Sc., M.Sc. dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, atau dengan pendekatan farmasi oleh Dr. Balamurugan dari National Poison Center, Universiti Sains Malaysia, Malaysia berkolaborasi dengan Dr. Fita Rachmawati dari Fakultas Farmasi UGM. Kupas tuntas profil kesehatan gigi dan mulut lansia juga dilakukan, dimulai dari bagaimana profil kesehatan gigi dan mulut pasien lansia secara klinis maupun epidemiologis oleh drg. Goeno Subagyo, Sp.O.Path, Dr. drg. Dewi Agustina, MDSc., MDSc., dan drg. Lisdrianto Hanindriyo, MPH, Ph.D dari FKG UGM serta Dr. Sayaka Tada dari National University of Singapore, hingga bagaimana menentukan dan melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut pasien lansia oleh Prof. Haruhiko Kashiwazaki dari Kyushu University.

Agar dapat memahami penentuan diagnosis dan penyusunan rencana perawatan gigi dan mulut terhadap pasien lansia, peserta dilibatkan dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat ke Panti Budhi Dharma, Kota Yogyakarta. Didampingi oleh dokter dari berbagai Program Studi di FKG UGM, para peserta dapat berinteraksi secara langsung dengan pasien lansia, melakukan anamnesis, mengamati pemeriksaan gigi dan mulut, serta menyusun rekomendasi rencana perawatan berdasarkan teori yang telah diperoleh sebelumnya. Kasus-kasus ini dipresentasikan pada akhir kegiatan.

Berbicara mengenai perawatan populasi lansia, aspek psikologi dan sosiologi tidak dapat dikesampingkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemunduran fungsi tubuh akibat proses penuaan dapat berdampak pada kondisi psikologis lansia. Para peserta diajak untuk memahami kondisi-kondisi psikologis yang mungkin dijumpai, mengapa, dan bagaimana menghadapinya oleh Dra. Aisah Indati, MS.Psikolog yang berpengalaman dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan kesehatan mental lansia. Di masyarakat, populasi lansia juga menghadapi dinamika tersendiri dan hal ini tentu mempengaruhi bagaimana pesan atau kebijakan terkait kesehatan gigi dan mulut dapat disampaikan dengan baik kepada mereka. Untuk memberikan gambaran mengenai hal tersebut, Prof. Xiao Hong dari Nanyang Technology University, Singapura memberikan kajian sosiologis populasi lansia, salah satunya dikaitkan dengan kebudayaan setempat.

Peserta tidak hanya membahas kesehatan gigi dan mulut secara teoritis. Untuk memberikan pengalaman mengenai pemeriksaan holistik dan multidisipliner, peserta diajak untuk melihat proses geriatric assessment di Klinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito di bawah bimbingan dr. I Dewa Putu Pramantara, Sp. PD-K.Ger. dengan harapan, peserta dapat mengetahui bahwa tinjauan terhadap pasien lansia memerlukan pertimbangan dari berbagai bidang dan memahami peran dokter gigi dan dental hygienist dalam tim. Dari aspek pelayanan, peserta diajak melatih kemampuan komunikasi dengan pasien lansia oleh Dr. Aminda Faizura bt Omat Khattab Khan dari Universiti Teknologi Mara, Malaysia yang sekaligus merupakan alumni FKG UGM. Selain itu, peserta juga belajar mengenai perawatan lansia dari dosen Program Studi Keperawatan FKKMK UGM, Sri Mulyani, S.Kep.NS.Mg.

Para peserta merupakan mahasiswa yang diharapkan dapat berperan dalam dunia pelayanan kesehatan gigi dan mulut di masa yang akan datang. Sebagian besar dari mereka merupakan calon dokter gigi dan sebagian lagi adalah mahasiswa higiene gigi. Dari segi socio-entrepreneurship, populasi lansia memiliki potensi bisnis tersendiri yang khas. Belajar dari pengalaman Dr. Jun Sasaki dari Yushoukai Medical Corporation, Jepang, yang merupakan grup klinik home-care terbesar di Tokyo, peserta mendapatkan gambaran mengenai lingkungan klinik yang ramah lansia dan bagaimana pelayanan kesehatan lansia dapat dikembangkan.

Permasalahan yang muncul karena peningkatan populasi lansia tidak hanya dihadapi Indonesia. Dalam rangka belajar dari negara-negara yang telah lama mengalami kondisi tingginya populasi lansia seperti Jepang, peserta diajak untuk mengetahui bagaimana kebijakan negara Jepang terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut lansia dari Prof. Kazuhiro Eto dari Osaka University dan bagaimana perguruan tinggi di Jepang menyusun kurikulum Gerodontologi dari Prof. Takeyasu Maeda dari Niigata University. Untuk dapat melihat pada tataran yang lebih global lagi, peserta juga diajak berdiskusi dengan Prof. Hiroshi Ogawa mengenai kebijakan WHO untuk masalah kesehatan gigi dan mulut lansia. Prof. Hiroshi Ogawa merupakan dosen Niigata University yang aktif di WHO Collaborating Center for Translational of Oral Health Science.

Mempertimbangkan potensi tantangan di masa depan dan kompleksitas permasalahan populasi lansia, sudah saatnya Gerodontologi semakin digiatkan. Seperti yang disampaikan Prof. Kazuhiro Eto, FKG UGM diharapkan terus menghidupkan kegiatan-kegiatan pengembangan Gerodontologi di masa yang akan datang hingga Gerodontologi dapat berkembang tidak hanya secara keilmuan, melainkan juga mengarah pada penyusunan rekomendasi kebijakan-kebijakan publik terkait kesehatan gigi dan mulut lansia.

Peserta Summer Course on Gerodontology Batch 2 2018 berinteraksi dengan penghuni Wisma Perkutut, Panti Budhi Dharma, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Peserta Summer Course on Gerodontology bersama panitia dan para pengajar, Prof. Kazuhiro Eto dari Tokyo Medical and Dental University Jepang dan Prof. Xiao Hong dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Dra. Aisah Indati MS dari Fakultas Psikologi UGM, dan dokter gigi-dokter gigi pendamping melakukan pengabdian kepada masyarakat di Panti Budi Dharma.

Tags

Share News

Related News
13 November 2024

Bagaimana Cara Memilih Dental Floss yang Tepat?

11 November 2024

Peran Kandungan Xylitol dalam Mencegah Karies Gigi dan Inovasi Permen Karet Pengangkat Plak Gigi

10 November 2024

Pengaruh Kesehatan Gigi terhadap Kualitas Hidup Lansia

en_US