Peran seorang guru tidak hanya dalam aspek pendidikan, tetapi juga dalam menjaga kesehatan fisik anak didiknya. Salah satu aspek penting yang kadang terlupakan adalah kesehatan gigi dan mulut. Padahal hal ini berdampak langsung pada kualitas hidup dan kemampuan belajar siswa.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada mengundang lima sekolah dasar di Yogyakarta berpartisipasi dalam Pelatihan Kader School Health Program (SHP). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2024. Beberapa sekolah yang terlibat dalam kegiatan ini diantaranya SDIT Ash-Siddiq, SLBN 2 Yogyakarta, SD Budi Utama, SDIT KBRA Baiturrahman, dan SDIT Bakti Insani.
drg. Silviana Farrah Diba, Sp.RKG(K) selaku ketua BKGN UGM 2024 menyampaikan bahwa pelatihan kader SHP bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut di kalangan guru, sehingga mereka dapat berperan sebagai kader kesehatan di sekolah masing-masing. “Pada akhir Oktober, kami juga akan mengadakan roadshow ke sekolah para kader SHP untuk melakukan penyuluhan dan pemeriksaan gigi,” ujarnya.
Para peserta kegiatan terdiri dari bapak dan ibu guru akan mendapatkan materi pelatihan mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta diharapkan mampu menyebarkan pengetahuan ini kepada siswa di sekolah.
drg. Achmad Zam Zam Aghasy, M.Kes mengatakan bahwa menjaga kebersihan gigi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup. “Jika kebersihan gigi tidak dijaga, akan mempengaruhi kenyamanan. Kalau gigi sakit, harus ke dokter gigi, memerlukan waktu dan biaya. Jadi sangat penting untuk menjaga kebersihan gigi sejak dini,” jelas Zam Zam.
Ia juga menekankan pentingnya menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor, terutama setelah makan dan sebelum tidur.
Pada anak usia dini, ada kecenderungan kebiasaan untuk menghisap jempol. Kebiasaan ini adalah hal yang normal dan alami karena bayi memiliki refleks mengisap yang sudah ada sejak sebelum lahir. Kebiasaan ini membuat anak merasa tenang dan nyaman.
Menurut drg. Shoimah Alfa Makmur, MDSc., Sp.KGA fase ini memang umum ditemukan pada anak hingga usia 3 tahun. Namun apabila fase ini berlanjut dapat berdampak negatif bagi kondisi mulutnya serta dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi.
“Kebiasaan ini bisa memberikan tekanan pada jaringan lunak di langit-langit mulut dan rahang atas, sehingga mengganggu pertumbuhan gigi dan bentuk wajah anak,” jelas drg. Shoimah.
Setelah mendapatkan materi dari dosen, para kader juga dilatih praktik menyikat gigi menggunakan alat peraga. Para guru tampak antusias mengikuti setiap sesi pelatihan. Diharapkan adanya kolaborasi ini, para guru mampu menjadi kader untuk mengedukasi siswa di sekolah mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Author: Fajar Budi H. | Photo: Fajar Budi H.