News

/

Latest News

Prof. Agus Maryono Sebut Potensi Air Hujan Bisa Jadi Air Minum

Air hujan berpotensi menjadi salah satu sumber air minum berkualitas tinggi bila dikelola dengan baik. Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng yang menegaskan bahwa air hujan tidak hanya mampu mengurangi risiko kekeringan dan banjir, tetapi juga dapat diolah menjadi air layak konsumsi untuk kebutuhan rumah tangga.

Prof. Agus menjelaskan bahwa kualitas air hujan di Indonesia pada dasarnya sangat baik, dengan kandungan mineral dan kontaminan yang rendah. Berdasarkan hasil penelitiannya di lebih dari 50 titik, air hujan memiliki pH netral dan tingkat kejernihan yang tinggi. “Air hujan itu murni. Kalau ditampung dengan benar lalu diolah, kualitasnya sangat aman untuk diminum,” ujarnya (9/12)

Untuk membuat air hujan siap dikonsumsi, ia memaparkan bahwa prosesnya cukup sederhana. Air pertama-tama ditampung, kemudian difilter untuk menghilangkan kotoran atau partikel besar. Setelah itu, air dialirkan melalui pipa ultraviolet (UV) untuk membunuh bakteri dan virus. Tahapan ini memastikan air hujan memenuhi standar kesehatan sebelum diminum.

Selain teknologi UV, masyarakat juga dapat menggunakan mesin Reverse Osmosis (RO) sebagai metode penyaringan tingkat lanjut. RO bekerja dengan tekanan tinggi untuk menghilangkan 95–99 persen garam, mineral, bakteri, virus, dan berbagai kontaminan lain. Teknologi ini banyak digunakan untuk air minum rumah tangga maupun industri karena hasilnya sangat bersih. Namun, Prof. Agus mengingatkan bahwa mesin RO memerlukan daya listrik yang tinggi dan menghasilkan air buangan.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa manfaat penggunaan air hujan jauh lebih besar, baik untuk rumah tangga maupun lingkungan. Dengan menampung dan memanfaatkan air hujan, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada air tanah, menjaga cadangan sumur, serta menekan risiko kekeringan di musim kemarau.

Prof. Agus juga menyoroti bahwa praktik memanen air hujan sebenarnya sudah dilakukan sejak lama di berbagai daerah di Indonesia. Hingga kini, masyarakat di beberapa daerah seperti Pontianak, Banjarmasin, dan wilayah pesisir lain masih mengandalkan air hujan sebagai sumber utama, terutama karena kondisi air tanah yang payau atau asin.

Menurut Prof. Agus, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara yang mandiri air bersih jika masyarakat mulai memanen dan mengolah air hujan. Infrastruktur sederhana seperti penampung, filter, dan sistem pengolahan dapat menjadi fondasi gerakan nasional. “Kalau kita mulai dari rumah masing-masing, dalam beberapa tahun kita bisa melihat perubahan nyata,” pungkasnya.

Penulis dan Juru Foto: Fajar Budi H.

Tags

Share News

Related News
11 December 2025

FKG UGM Panen Hasil Urban Gardening

11 December 2025

Radiasi pada Keamanan Pasien Gigi

11 December 2025

Persyaratan Berkas Pendaftar Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi UGM 2025/2026 Semester Genap

en_US