Kamis, 21 November 2024, Lab. Preklinik di Gedung OECF mengadakan praktikum gawat darurat yang berfokus pada prosedur replantasi gigi avulsi. Kegiatan ini merupakan bagian dari kurikulum mahasiswa kedokteran gigi semester 7, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan praktis dan pengetahuan mereka dalam perawatan gigi darurat. Konsep avulsi mengacu pada kondisi terlepasnya gigi dari soketnya, sedangkan replantasi adalah proses mengembalikan gigi yang teravulsi ke posisi semula.
Keberhasilan replantasi gigi avulsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk waktu antara terjadinya avulsi dan replantasi, luas kerusakan ligamentum periodontium, derajat kerusakan alveolar, dan efektivitas teknik stabilisasi. Memahami faktor-faktor ini sangat penting bagi mahasiswa gigi saat mereka mempersiapkan diri untuk situasi darurat di dunia nyata.
Selama praktikum, mahasiswa diminta untuk mengidentifikasi dan menggunakan alat serta bahan yang diperlukan untuk melakukan replantasi gigi. Pengalaman langsung ini dirancang untuk memastikan bahwa mahasiswa dapat memperagakan prosedur dengan akurat dan memahami prinsip-prinsip dasar perawatan gigi darurat. Kegiatan ini menekankan pentingnya akses terhadap pendidikan dalam mengembangkan tenaga kesehatan yang kompeten.
Sebelum memulai praktikum, mahasiswa diwajibkan mengenakan jas lab untuk menjaga lingkungan yang steril. Persiapan alat dan bahan sangat penting untuk keberhasilan sesi ini. Mahasiswa bekerja dengan model gips stone yang telah dilubangi untuk mensimulasikan ruang interdental dan satu gigi yang teravulsi. Alat yang diperlukan termasuk model gigi yang sesuai dengan lubang yang dilubangi, kawat fiksasi 0,4, tang potong, dan tang kawat.
Praktikum dimulai dengan pengantar singkat mengenai aspek teoretis avulsi gigi dan replantasi. Mahasiswa mempelajari mekanisme biologis yang terlibat dalam proses penyembuhan dan pentingnya intervensi yang tepat waktu. Pengetahuan dasar ini sangat penting saat mereka beralih ke komponen praktis sesi ini.
Setelah mendapatkan pengantar, mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk memfasilitasi praktik langsung. Setiap kelompok memiliki kesempatan untuk melakukan prosedur replantasi pada model gips yang memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan teoretis dalam lingkungan yang terkontrol. Instruktur memberikan bimbingan dan umpan balik untuk memastikan bahwa mahasiswa melakukan teknik dengan benar.
Sebagai bagian dari proses pembelajaran, mahasiswa juga terlibat dalam diskusi tentang pertimbangan etis dan tanggung jawab tenaga kesehatan gigi dalam situasi darurat. Aspek praktikum ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-4 untuk memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua.
Praktikum ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis tetapi juga mendorong kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah di antara mahasiswa. Dengan mensimulasikan skenario kehidupan nyata, mahasiswa menjadi lebih siap untuk menangani keadaan darurat dalam karir masa depan mereka sebagai tenaga kesehatan gigi. Integrasi keterampilan praktis dengan pertimbangan etis sangat penting untuk mengembangkan penyedia layanan kesehatan yang komprehensif.
Kontributor: Sri Pujiatun | Penulis: Al Haqi Insan Pratama