News

/

Artikel, Latest News, SDG 3, SDG 4, SDG 9

Perbandingan Behel Konvensional dan Self-Ligating Bracket

Ortodontik modern terus berkembang dengan berbagai jenis bracket yang digunakan dalam perawatan behel gigi. Dua sistem bracket yang umum digunakan saat ini adalah braket konvensional dan braket self-ligating. Keduanya memiliki fungsi utama yang sama—yaitu meratakan dan memperbaiki posisi gigi yang malposisi—namun perbedaan dalam desain dan mekanisme kerja menyebabkan perbedaan klinis dalam kenyamanan, durasi perawatan, dan gaya yang diberikan pada gigi.

Perbedaan Mekanisme

Behel konvensional menggunakan ligatur karet atau kawat untuk menahan kawat ortodontik (archwire) pada slot bracket. Sebaliknya, braket self-ligating memiliki mekanisme klip atau pintu penutup yang secara otomatis mengunci archwire di dalam slot tanpa perlu ligatur tambahan.

Mekanisme ini membuat braket self-ligating mengurangi gesekan antara kawat dan bracket, sehingga memungkinkan pergerakan gigi yang lebih efisien dengan gaya yang lebih ringan. Hal ini menjadikannya populer dalam kasus ortodontik modern yang mengutamakan kenyamanan pasien dan efisiensi biomekanika.

Perbandingan Gaya pada Gigi

Salah satu aspek penting dalam perawatan ortodontik adalah besar gaya yang ditransmisikan ke gigi, yang memengaruhi kecepatan dan keamanan pergerakan gigi. Studi eksperimental pada model gigi akrilik yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Aditya Gungga Kusumadharmawaskita, dengan bimbingan drg. Darmawan Sutantyo, SU, Sp.Ort.(K) menunjukkan adanya perbedaan gaya antara dua jenis bracket tersebut.

Menurut penelitian tersebut disebutkan bahwa Pada empat tingkat keparahan malposisi gigi, gaya yang ditimbulkan oleh braket self-ligating umumnya lebih kecil dibandingkan dengan braket konvensional Roth.

Temuan ini mengindikasikan bahwa penggunaan braket self-ligating dapat mengurangi risiko efek samping biomekanis seperti resorpsi akar atau nyeri pasca-aktivasi, terutama pada kasus malposisi gigi yang parah.

Implikasi Klinis

Perbedaan besar gaya ini penting dipertimbangkan oleh ortodontis saat merancang rencana perawatan. Efisiensi mekanis pada self-ligating juga dapat mengurangi frekuensi kontrol, mempersingkat durasi total perawatan.

***

Perbandingan antara behel konvensional dan self-ligating tidak hanya terletak pada desain, tetapi juga padamomen gayayang berdampak langsung pada hasil perawatan ortodontik. Dengan demikian, pemilihan jenis bracket harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien, tingkat keparahan maloklusi, serta tujuan perawatan secara keseluruhan.

References
Aditya Gungga Kusumadharmawaskita, drg. Darmawan Sutantyo, SU, Sp.Ort.(K), Perbandingan Besar Gaya Pada Gigi Antara Pemakaian Braket Roth Konvensional Dan Self-Ligating Pada Empat Tingkat Keparahan Malposisi Gigi (Kajian Pada Model Gigi Akrilik), https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/77529


Penulis: Rizky B. Hendrawan | Editor: drg. Aulia Ayub, Sp.Ort
Photo: Freepik

Tags

Share News

Related News
30 September 2025

Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. Menduduki Jajaran 2% Top Scientist Dunia 2025 versi Stanford University

29 September 2025

FKG UGM ‘Melenggang’ di WURI Global Conference Korea Selatan 2025

27 September 2025

Expert Lecture 2025: Penguatan Kolaborasi Akademik FKG UGM dengan drg. M. Hamzah Carlo Ortega, M.Kes

en_US