Ortodontia tidak hanya untuk remaja. Pasien dewasa semakin mencari perawatan ortodontia karena kesadaran terhadap kesehatan mulut, estetika, dan fungsi pengunyahan yang optimal. Namun, pasien dewasa membawa tantangan tersendiri: struktur periodontal yang matang, pertumbuhan tulang sudah hampir selesai, respon biologis yang berbeda, dan motivasi yang bisa beragam.
Sebelum membahas tantangan dan solusi pada pasien dewasa, menarik untuk melihat bagaimana motivasi ortodontia berperan pada kelompok pasien yang mendekati dewasa. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Kurnia Sigma Yanti, dengan bimbingan drg. Christnawati, M.Kes, Sp.Ort(K) dan Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M.Kes.Sp.Ort(K) berjudul “Motivasi Perawatan Ortodonti Lepasan Pasien Remaja Akhir RSGM Prof. Soedomo UGM” memberikan wawasan penting.
Temuan Penelitian Motivasi Lepasan Pasien Remaja Akhir
Berdasarkan penelitian tersebut:
- Subjek penelitian adalah pasien ortodonti lepasan usia 17-25 tahun di RSGM Prof. Soedomo UGM, total 112 orang.
- Penilaian motivasi menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas, dianalisis dengan uji Chi-square.
- Temuan utama: motivasi intrinsik (nilai rata-rata ~3,048) lebih mempengaruhi perawatan ortodonti lepasan daripada motivasi ekstrinsik (~2,857).
- Ada perbedaan motivasi berdasarkan jenis kelamin: remaja akhir perempuan (~3,180) memiliki motivasi lebih tinggi dibanding laki-laki (~2,725).
Tantangan pada Pasien Dewasa dalam Ortodontia
Mengadaptasi dari temuan penelitian dan pengalaman klinis, berikut beberapa tantangan yang sering dihadapi pasien dewasa ortodontia:
- Motivasi dan Kepatuhan
- Pasien dewasa sering memiliki motivasi yang lebih kompleks: bukan hanya estetika, tetapi juga kenyamanan, kesehatan periodontal, rasa sakit, estetika sosial, dan biaya.
- Motivasi intrinsik seperti ingin memperbaiki dirinya sendiri, meningkatkan kepercayaan diri, atau kenyamanan bisa lebih kuat dibanding motivasi ekstrinsik seperti tekanan sosial atau harapan orang lain.
- Berdasarkan penelitian UGM, motivasi intrinsik terbukti lebih dominan pada remaja akhir—ini menjadi indikator bahwa pada pasien dewasa, aspek motivasi mungkin bahkan lebih penting untuk diperkuat.
- Respon Biologis yang Berbeda
- Pada pasien dewasa, periodontal sudah matang, turnover jaringan tulang lebih lambat, dan regenerasi jaringan mungkin kurang optimal dibanding remaja.
- Potensi risiko seperti gingivitis, resesi gingiva, dan kehilangan tulang alveolar harus dipertimbangkan.
- Estetika dan Komitmen Waktu
- Pasien dewasa sering lebih menuntut estetika—peranti yang terlihat, durasi perawatan, dan frekuensi kontrol menjadi faktor penting.
- Ortodonti lepasan atau aligner transparan bisa menjadi pilihan, tetapi efektivitasnya tergantung pada kepatuhan yang tinggi.
- Kompleksitas Kasus
- Kombinasi maloklusi, kebutuhan ekstraksi, keterbatasan ruang, masalah tulang atau sendi rahang, serta kondisi gigi yang telah mengalami perawatan sebelumnya dapat menambah kompleksitas.
- Biaya dan Akses
- Perawatan ortodontia sering memerlukan biaya yang relatif tinggi, terutama opsi estetis atau teknologi terkini.
- Ketersediaan klinik yang mendukung teknologi modern, bahan, dan tenaga ahli juga bisa menjadi hambatan.
Solusi & Strategi bagi Pasien Dewasa
Dari tantangan-tersebut, berikut beberapa solusi praktis yang bisa diterapkan:
- Memperkuat Motivasi Intrinsik
- Konseling pasien: memahami keinginan mereka, menetapkan tujuan realistis personal, serta menunjukkan keuntungan jangka panjang perawatan.
- Edukasi pasien tentang hasil estetika serta fungsi gigi dan pengaruhnya terhadap kesehatan mulut secara menyeluruh.
- Pilihan Peranti yang Cocok
- Ortodonti lepasan, aligner transparan, atau peranti yang lebih estetis bisa lebih menarik bagi pasien dewasa karena visibilitasnya rendah.
- Namun, perlu dipastikan bahwa peranti tersebut tetap efektif dalam kasus kompleks.
- Manajemen Kasus Individu
- Evaluasi lengkap kondisi periodontal, kondisi tulang, maloklusi, dan kebutuhan ekstraksi.
- Perawatan tambahan seperti perawatan periodontal sebelum ortodontia, penggunaan anchorage tambahan jika perlu.
- Teknologi dan Digitalisasi
- Scanning digital, desain perawatan yang dipersonalisasi, simulasi hasil akhir agar pasien memahami proses dan hasil yang diharapkan.
- Penggunaan perangkat yang meminimalkan rasa sakit atau efek samping.
- Fleksibilitas Waktu & Biaya
- Paket pembayaran, pemilihan bahan atau peranti yang cost-effective tapi tetap berkualitas.
- Perencanaan kontrol dan evaluasi yang efisien agar pasien dewasa tidak merasa beban datang ke klinik terlalu sering.
Conclusion
- Pasien dewasa memiliki peluang untuk mendapatkan perawatan ortodontia yang berhasil jika motivasi internal kuat, kondisi biologis mendukung, dan kasus dipilih sesuai kemampuan peranti dan klinik.
- Penelitian UGM pada rem-aja akhir menunjukkan bahwa motivasi intrinsik lebih dominan dibanding motivasi ekstrinsik, dan bahwa ada perbedaan motivasi antara jenis kelamin — hal ini relevan untuk strategi komunikasi dan perencanaan pasien dewasa.
- Klinik dan ortodontis perlu menerapkan pendekatan yang berfokus pada motivasi pasien, menyediakan opsi estetis dan inovatif, serta memperhatikan kondisi periodontal dan faktor biologis lainnya agar hasil optimal.
References
KURNIA SIGMA YANTI, drg. Christnawati, M.Kes, Sp.Ort(K); Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M.Kes.Sp.Ort(K), MOTIVASI PERAWATAN ORTODONTI LEPASAN PASIEN REMAJA AKHIR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROFESOR SOEDOMO FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/93367
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik