Minyak esensial telah lama digunakan sebagai bahan alami untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa minyak esensial memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu mengurangi pertumbuhan bakteri berbahaya dalam rongga mulut. Salah satu manfaat utama dari minyak esensial adalah penggunaannya dalam obat kumur untuk mengurangi jumlah bakteri dalam saliva.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM Nadia Fauzia dibawah bimbingan Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes., Ph.D. dan drg. Hendrawati, M.Kes. menunjukkan bahwa aktivasi obat kumur berbahan minyak esensial dapat memengaruhi jumlah koloni bakteri saliva, yang berarti bahwa penggunaan minyak esensial dalam durasi tertentu berperan penting dalam efektivitasnya sebagai agen antimikroba. Hal ini membuktikan bahwa minyak esensial dapat menjadi alternatif alami untuk menjaga kebersihan mulut dan mengurangi risiko infeksi gigi dan gusi.
Selain itu, minyak atsiri yang diekstrak dari tanaman tertentu juga menunjukkan efektivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang berkaitan dengan penyakit periodontal. Menurut penelitian mahasiswa FKG UGM Dinda Andiniga M S yang dibimbing oleh drg. Nunuk Purwanti, M.Kes., Ph.D. dan drg. Mayu Winnie Rachmawati, M.Sc.,Ph.D. menunjukkan bahwa minyak atsiri dari daun sirih kuning (Piper betle L.) dalam obat kumur dapat menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans, bakteri yang berperan dalam perkembangan penyakit gusi. Dengan demikian, minyak atsiri dari bahan alami seperti daun sirih kuning dapat menjadi pilihan dalam formulasi obat kumur herbal yang aman dan efektif.
Secara keseluruhan, penggunaan minyak esensial dalam perawatan gigi dan mulut menawarkan banyak manfaat, mulai dari mengurangi jumlah bakteri berbahaya hingga membantu mencegah penyakit gusi. Dengan semakin banyaknya penelitian yang mendukung efektivitasnya, minyak esensial dapat menjadi solusi alami yang layak untuk dipertimbangkan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Penggunaan minyak esensial dalam perawatan gigi dan mulut turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 3 mengenai kesehatan yang baik, SDG 12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dan SDG 15 mengenai pelestarian tanaman herbal serta keanekaragaman hayati.
Referensi
Nadia Fauzia, Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes., Ph.D., drg. Hendrawati, M.Kes., Efek Durasi Aktivasi Obat Kumur Minyak Esensial Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Saliva, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/188323
Dinda Andiniga M S, drg. Nunuk Purwanti, M.Kes., Ph.D., drg. Mayu Winnie Rachmawati, M.Sc.,Ph.D., Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Daun Sirih Kuning (Piper betle L.) dalam Obat Kumur Terhadap Jumlah Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Kajian In Vitro), https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/86605
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Editor: Shinta
Photo: Freepik