Penyakit periodontal adalah kondisi inflamasi kronis yang menyerang jaringan penyangga gigi (gingiva, serat periodontal, tulang alveolar). Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan gigi dan komplikasi sistemik. Oleh sebab itu, strategi pencegahan dan penatalaksanaan yang efektif sangat krusial.
Sebagai contoh penatalaksanaan kasus lanjutan, artikel “Studi Kasus Perawatan Periodontal Pasca Abses Periodontal” menggambarkan bagaimana setelah kejadian abses periodontal, terapi yang komprehensif (lokal dan sistemik) harus diikuti oleh perawatan lanjutan agar kekambuhan dicegah dan gigi dapat dipertahankan.
Artikel ini akan mengulas langkah-langkah penting dalam pencegahan penyakit periodontal, serta pendekatan penatalaksanaan yang optimal berdasarkan kasus abses periodontal dan literatur pendukung.
Pencegahan Penyakit Periodontal
Pencegahan periodontal bisa dikategorikan menjadi tiga tahap: primer, sekunder, dan tersier.
1. Pencegahan Primer (Preventif Awal)
Tujuan: mencegah terbentuknya plak bakteri dan mencegah peradangan awal (gingivitis).
Beberapa strategi:
- Higiene Mulut Harian
- Menyikat gigi dua kali sehari dengan teknik yang benar.
- Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss) atau sikat interdental.
- Penggunaan obat kumur (misalnya chlorhexidine) sebagai tambahan jika diperlukan. E-journal Unimman+1
- Pemeriksaan & Pembersihan Profesional Rutin
- Scaling dan pembersihan tartar secara berkala (misalnya tiap 6-12 bulan). FKG UGM+1
- Deteksi dini tanda-tanda gingivitis atau kerusakan jaringan periodontal.
- Pengendalian Faktor Risiko
- Menindak kebiasaan merokok, konsumsi gula tinggi, kontrol diabetes, stres.
- Edukasi pasien tentang risiko penyakit periodontal dan pentingnya kepatuhan.
- Mengurangi plak melalui diet dan kebiasaan mulut sehat.
2. Pencegahan Sekunder & Tersier
- Pencegahan Sekunder: dilakukan ketika penyakit periodontal sudah terjadi (misalnya gingivitis atau awal periodontitis) agar tidak progres menjadi kerusakan jaringan berat. Termasuk SRP (scaling & root planing), kontrol plak, penilaian ulang dan pemantauan.
- Pencegahan Tersier: menghindari komplikasi atau kekambuhan setelah perawatan definitif, seperti pencegahan trauma oklusi, penggunaan retainer atau alat stabilisasi, dan kontrol ketat kebersihan mulut. Scribd
Penatalaksanaan Penyakit Periodontal
Pendekatan penatalaksanaan bergantung tingkat keparahan penyakit: non-bedah, bedah, dan perawatan pasca komplikasi seperti abses periodontal.
1. Penatalaksanaan Abses Periodontal — Studi Kasus UGM
Dalam artikel Jurnal MKGK FKG UGM yang ditulis oleh Ika Andriani, Hartanti yang merupakan studi kasus Perawatan Periodontal Pasca Abses Periodontal, pasien 45 tahun mengalami abses periodontal pada gigi 26, dengan pembengkakan, nanah, poket 6 mm dan kegoyangan derajat 3.
Langkah-langkah yang dilakukan:
- Penanganan Darurat / Awal
- Scaling & root planing (SRP) untuk debridemen.
- Irigasi dengan H₂O₂ dan saline.
- Medikasi sistemik: klindamisin, ibuprofen, vitamin B kompleks.
- Tujuan: mengurangi rasa sakit, drainase, mengendalikan infeksi.
- Tindak Lanjut & Terapi Lanjutan
- Setelah beberapa hari, gusi masih menunjukkan redness → dilakukan splinting pada area oklusal untuk stabilisasi gigi.
- Aplikasi bone graft (cangkok tulang) untuk memperbaiki defek tulang alveolar.
- Pemantauan kondisi jaringan lunak dan stabilitas gigi.
- Evaluasi & Kesimpulan
- Setelah perawatan, kondisi membaik: gingiva berwarna pink, tidak ada pembengkakan, gigi stabil.
- Penulis menyimpulkan bahwa mengandalkan obat saja tidak cukup, harus ada tindakan mekanis dan regeneratif agar hasil optimal dan mencegah kekambuhan.
2. Pendekatan Non-Bedah & Bedah
- Non-bedah: SRP, irigasi, kontrol plak, antiseptik lokal.
- Bedah: flap surgery, regenerasi jaringan (GTR, bone graft), injeksi lokal faktor pertumbuhan bila diperlukan.
- Stabilisasi & Splinting: untuk gigi yang goyang saat masa penyembuhan.
- Perawatan Lanjutan & Pemeliharaan: kontrol rutin, scaling berkala, instruksi kebersihan mulut intensif.
Strategi Integratif Pencegahan & Penatalaksanaan
Berikut strategi menyeluruh agar pencegahan dan penatalaksanaan sinergis:
- Pendidikan & Promosi Kesehatan
- Edukasi pasien sejak usia dini tentang pentingnya kebersihan mulut dan risiko periodontal.
- Kampanye kesehatan gigi masyarakat, terutama kelompok rentan.
- Screening & Diagnosis Dini
- Pemeriksaan rutin indikator periodontal (bleeding on probing, depth poket, attachment loss).
- Identifikasi pasien berisiko (merokok, diabetes, hipertensi) untuk intervensi awal.
- Perawatan Tahap Bertahap & Terarah
- Mulai dengan intervensi ringan, baru naik ke intervensi agresif bila diperlukan.
- Tentukan protokol perawatan sesuai kondisi pasien.
- Integrasi Terapi Regeneratif
- Pada kasus pasca abses atau kerusakan tulang, aplikasikan bone graft, faktor pertumbuhan, GTR.
- Kombinasikan dengan perawatan mekanis untuk optimalisasi regenerasi.
- Pemantauan & Kepatuhan Pasien
- Jadwal kontrol pasca terapi frecuente.
- Pastikan pasien memahami dan mempraktikkan perawatan kebersihan mulut dengan baik.
- Konseling dan motivasi agar tidak kambuh.
***
Pencegahan penyakit periodontal harus dimulai sejak tahap awal dengan kebersihan mulut, edukasi, dan pemeriksaan rutin. Namun, ketika infeksi sudah terjadi—termasuk abses periodontal—penatalaksanaan yang komprehensif sangat penting. Studi kasus Perawatan Periodontal Pasca Abses Periodontal menekankan bahwa pemberian obat saja tidak cukup: diperlukan kombinasi tindakan mekanik, stabilisasi gigi, dan terapi regeneratif agar hasil maksimal dan risiko kekambuhan dapat ditekan.
References
MKGK, Ika Andriani, Hartanti, STUDI KASUS Perawatan periodontal pasca abses periodontal, https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/download/65727/31228
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik