Mahkota gigi (dental crowns) estetik merupakan salah satu solusi restoratif yang bertujuan tidak hanya mengembalikan fungsi kunyah, tetapi juga mempertahankan tampilan menyerupai gigi alami. Dalam memilih material mahkota estetik, dokter gigi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan fraktur, keausan, kecocokan warna, kesesuaian dengan jaringan sekitar, serta desain margin (finishing line).
Salah satu studi eksperimental menarik adalah penelitian yang membandingkan ketahanan fraktur antara mahkota zirkonia-porselen dan porcelain fused to metal (PFM) dengan desain margin chamfer and shoulder. Hasil penelitian ini memberikan insight untuk memilih material dan desain yang optimal dalam restorasi estetik.
Temuan Penelitian dan Implikasinya
Sebuah Penelitian pada Jurnal Kedokteran Gigi (JKG) FKG UGM oleh Elka Ayu Amalia dengan bimbingan drg. Herijanti Amalia Kusuma, SU, Sp.Pros(K) dan Dr. drg. Endang Wahyuningtyas, M.S., Sp.Pros(K) dengan judul “Perbedaan Ketahanan Fraktur Mahkota Zirkonia-Porselen dan Porcelain Fused to Metal dengan Finishing Line Chamfer dan Shoulder” menguji 24 sampel mahkota dalam empat kelompok:
- Zirkonia-porselen dengan margin chamfer
- Zirkonia-porselen dengan margin shoulder
- PFM dengan margin chamfer
- PFM dengan margin shoulder Journal Universitas Gadjah Mada
Semua sampel diuji ketahanan frakturnya menggunakan mesin UTM sampai terjadi retak/fraktur, kemudian dianalisis statistik.
Hasil Utama
- Mahkota zirkonia-porselen menunjukkan ketahanan fraktur lebih baik dibanding PFM.
- Desain margin chamfer memberikan ketahanan fraktur yang lebih baik dibanding margin shoulder.
- Antara zirkonia-porselen dengan margin chamfer dan dengan margin shoulder tidak ada perbedaan signifikan secara statistik (p > 0,05). Journal Universitas Gadjah Mada
- Untuk PFM, margin chamfer lebih unggul dari margin shoulder dalam hal ketahanan fraktur.
Penelitian ini menyimpulkan: pilihan bahan dan desain margin secara signifikan memengaruhi performa mekanik mahkota estetik.
Faktor-Faktor Penting dalam Pemilihan Material Mahkota Estetik
Berdasarkan literatur dan temuan penelitian di atas, berikut poin-poin penting yang harus diperhatikan:
| Faktor | Penjelasan | Clinical Implications |
|---|---|---|
| Kekuatan Fraktur | Bahan harus bisa menahan gaya oklusal dan beban lateral | Zirkonia-porselen memiliki keunggulan dibanding PFM dalam kekuatan fraktur |
| Desain Margin (Finishing Line) | Margin chamfer cenderung menyebarkan tegangan lebih baik dan mengurangi stress konsentrasi dibanding shoulder | Disarankan memakai margin chamfer terutama untuk restorasi estetik |
| Estetika / Translusensi | Bahan harus menyerupai gigi alami, terutama pada gigi depan | Zirkonia modern bisa dibuat cukup translusen sehingga cocok untuk penggunaan estetik |
| Biokompatibilitas & Tak adanya garis logam | Tidak menyebabkan iritasi jaringan lunak atau tampilan garis gelap | Material ceramik / zirkonia lebih menguntungkan dibanding PFM di area estetik |
| Kebutuhan Preparasi Gigi | Minimalisasi pengurangan jaringan gigi penting agar mahkota lebih konservatif | Bahan kuat bisa dibuat tipis sehingga preservasi jaringan lebih baik |
| Ketahanan Jangka Panjang & Keausan | Material harus tahan terhadap fraktur dan keausan dalam kondisi mulut | Zirkonia cenderung tahan lama; PFM masih menjadi pilihan dengan track record panjang |
Strategi Pemilihan Berdasarkan Kasus Klinis
- Lokasi Gigi (Anterior vs Posterior)
- Untuk gigi depan: material dengan estetika tinggi (translusi, warna) lebih diutamakan, misalnya zirconia dengan lapisan porselen atau ceramik full contour.
- Untuk gigi belakang: beban oklusal tinggi, jadi bahan dengan kekuatan lebih prioritas.
- Desain Margin & Preparasi
- Jika memungkinkan, gunakan margin chamfer karena penelitian menunjukkan performa fraktur lebih baik.
- Pastikan tebal bahan, sudut internal, dan adaptasi margin yang baik agar stress tidak berkonsentrasi.
- Kondisi Gigi & Jaringan Penyangga
- Gigi dengan sisa struktur lemah memerlukan material yang lebih kuat dan margin desain yang meminimalisir beban tambahan.
- Pastikan kesehatan jaringan periodontal sebelum restorasi estetik.
- Pengaruh Lingkungan Mulut
- Faktor seperti pH, kelembapan, beban oklusal dinamis, siklus termal, dan stres fatigue harus dipertimbangkan karena berpengaruh pada keausan dan retak.
- Faktor ekspansi dan kontraksi termal antara bahan koping dan porselen (seperti pada PFM) dapat menghasilkan tegangan sisa yang memicu retak. Penelitian menunjukkan bahwa selisih koefisien ekspansi termal antara logam dan porselen pada PFM dapat memicu stress residual yang mengurangi ketahanan fraktur.
***
Pemilihan material untuk mahkota gigi estetik harus mempertimbangkan berbagai aspek: kekuatan mekanik, desain margin, estetika, preservasi jaringan, dan kondisi klinis pasien. Berdasarkan penelitian yang membandingkan zirkonia-porselen dan PFM dengan margin chamfer dan shoulder, zirkonia-porselen dengan margin chamfer menunjukkan performa terbaik secara fraktur. Namun, dalam praktik klinis, tidak ada satu solusi tunggal untuk semua kasus setiap pasien memerlukan penilaian individual agar restorasi estetis dan fungsional dapat bertahan lama.
References
Jurnal Kedokteran Gigi, Elka Ayu Amalia, drg. Herijanti Amalia Kusuma, SU, Sp.Pros(K), Dr. drg. Endang Wahyuningtyas, M.S., Sp.Pros(K), PERBEDAAN KETAHANAN FRAKTUR MAHKOTA ZIRKONIA-PORSELEN DAN PORCELAIN FUSED TO METAL DENGAN FINISHING LINE CHAMFER DAN SHOULDER, https://journal.ugm.ac.id/jkg/article/download/30008/18074
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik