3 mahasiswa FKG UGM yakni: Chiquita Dhana Chintya, Khairunnisa, & Andhika Fachrie Wiratama harumkan nama FKG UGM di ajang lomba poster USK Scientific Dental Competition (USCDC) di Universitas Syiah Kuala, Aceh. (Andhika tidak ikut ke USK, ada kegiatan akademik lainnya)
Lomba Poster USCDC adalah kompetisi poster ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala. Tahun ini, lomba tersebut mengangkat isu stunting dengan tema “Nourish to Flourish: Stop Stunting, Start Thriving.” USCDC dari USK Scientific Dental Competition, sebuah ajang ilmiah tingkat nasional yang kini memasuki tahun ketujuh penyelenggaraannya. Kompetisi ini menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran gigi di seluruh Indonesia untuk berkontribusi melalui karya ilmiah yang kreatif, informatif, dan berbasis data.
Chikita menjelaskan bahwa, mekanisme untuk kompetisi ini sendiri di awali melalui pendaftaran yang di lakukan secara online dan di lanjutkan dengan tahap penyisihan yang dimana hasil karya akan di upload pada laman instagram @uscdc_creatives. Pada tahap ini, poster dinilai melalui kombinasi voting jumlah likes dan penilaian substansi seperti orisinalitas karya, kesesuaian dengan tema, keunikan, dan penyampaian pesan dalam poster. Tim dengan nilai terbaik melanjutkan ke babak final yang dilaksanakan secara offline pada Minggu, 9 November 2025, di Banda Aceh, di mana peserta mempresentasikan poster mereka di depan dewan juri. Pengumuman pemenang dilakukan pada hari yang sama, sehingga seluruh rangkaian kompetisi berlangsung cukup padat.
Persiapan yang dilakukan adalah membentuk komposisi tim dengan pembagian peran yang jelas. Dalam proses pembuatan poster, kami mengumpulkan sumber data ilmiah yang akurat, seperti angka prevalensi stunting di Indonesia, faktor risiko, penyebab, dampak, serta strategi pencegahannya. Ketika dinyatakan lolos ke babak final, persiapan kami semakin intens. Di tengah jadwal kuliah yang padat mulai dari skills labs, praktikum, hingga ujian kompre, mereka tetap menyisihkan waktu untuk latihan presentasi, memperbaiki materi, dan mengatur perjalanan ke Banda Aceh. Selain tenaga dan pikiran, selain itu juga mental agar tetap fokus menghadapi kompetisi.

Langkah pertama yang dilakukan adalah berdiskusi mengenai pembagian peran. Memilih untuk membagi tugas berdasarkan kemampuan masing-masing. Satu orang fokus pada pengumpulan dan penyusunan materi, satu orang menangani bagian visual dan penyajian, sementara satu anggota lainnya mengatur alur kerja, membuat jadwal, dan memastikan setiap bagian tersambung dengan baik. Pembagian ini membuat pekerjaan lebih terarah dan tidak saling tumpang tindih. Selama proses berjalan, komunikasi menjadi kunci utama. Mereka rutin mengadakan diskusi singkat, baik secara langsung maupun melalui pesan. Dari diskusi itu, kami dapat mengetahui progres tiap anggota dan memperbaiki bagian yang masih kurang. Sesekali muncul perbedaan pendapat, tapi semuanya bisa diselesaikan dengan saling mendengarkan dan mencari solusi yang paling mudah untuk si jalani.
Ketika deadline semakin dekat, intensitas kerja semakin meningkat. Revisi bersama, menyatukan seluruh bagian, dan memastikan hasil akhirnya rapi serta mudah dipahami. Walaupun ada rasa lelah, mereka tetap saling mendukung agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu.
Melalui proses ini, mereka belajar bahwa sinergi kelompok bukan hanya soal berbagi tugas, tetapi juga tentang saling melengkapi, saling menghargai, dan bekerja dengan tujuan yang sama. Dengan komunikasi yang baik dan kepercayaan antaranggota, tiga orang pun bisa membentuk tim yang solid dan menghasilkan pekerjaan yang optimal.
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah soal jarak, waktu, dan biaya. Perjalanan dari Yogyakarta ke Banda Aceh cukup jauh dan memerlukan persiapan logistik yang tidak sederhana. Pada saat yang sama, kegiatan akademik sedang padat, sehingga kami harus mengatur jadwal dengan sangat cermat agar persiapan lomba tidak mengganggu kuliah. Karena keterbatasan dana juga kami yang se tim seharusnya ada 3 anggota akhirnya hanya 2 anggota yang dapat hadir melaksanakan presentasi secara offline di Banda Aceh. Meskipun begitu, tidak mengurangi semangat kami, justru kami semakin berusaha menampilkan yang
terbaik sebagai perwakilan tim. Selain itu, kualitas peserta dari berbagai universitas juga sangat baik, sehingga persaingannya cukup ketat dan menantang.
Kompetitor dalam Lomba Poster USCDC berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah 13 times dari Universitas Sumatera Utara, 10 tim dari Universitas Syiah Kuala, 1 tim dari Universitas Hasanuddin, 1 tim dariUniversitas Andalas dan kami 1 tim dari Universitas Gadjah Mada. Setiap universitas mengirimkan tim yang kuat dengan karya kreatif dan ilmiah sehingga kompetisinya berlangsung ketat dan penuh tantangan.
Pada kompetisi tahun ini, Juara 1 dan Juara 2 keduanya diraih oleh tim dari Universitas Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan kualitas karya yang sangat baik dari peserta USU yang tampil dominan.
“Dewan juri terdiri dari akademisi dan praktisi kesehatan gigi di lingkungan Universitas Syiah Kuala, serta ahli yang berkaitan dengan isu stunting. Nama-nama juri pada tahun ini antara lain Dr. drg. Diana Setya Ningsih, M.Si; drg. Sri Rezeki, Sp.PM; dan Sri Fitriyani, S.Si., M.Si., Ph.D. Ketiganya memberikan penilaian berdasarkan aspek ilmiah, kreativitas, serta kemampuan peserta dalam menyampaikan materi”, ujar Annisa .
Dosen pembimbing dalam kompetisi ini adalah drg. Putri Kusuma Wardani M., M.Kes., Sp.KGA(K). yang memberikan masukan pada tahap persiapan final. Dukungan beliau sangat membantu kami menghasilkan poster dan presentasi yang lebih matang serta terarah.
(Andri Wicaksono)