Search
Close this search box.

News

/

Latest News, SDG 10, SDG 4, SDG 5

Kisah drg. Maria Lalui Perjalanan Panjang Menuju Gelar Impian

Perjalanan meraih mimpi sering kali dipenuhi dengan rintangan. Bagi gadis bernama Maria Ristauli Sitompul, gelar “dokter gigi” bukanlah sekadar cita-cita masa kecil, melainkan perjuangan penuh liku yang diwarnai keteguhan hati dan dukungan keluarga. Di tengah tantangan yang menerpa, drg. Maria akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya dan kini siap mengabdi pada masyarakat.

drg. Maria, sejak kecil sudah bercita-cita menjadi dokter gigi. Cita-cita ini tercatat di buku tahunan sekolah menengahnya. Dengan dukungan keluarga, terutama dari sang ibu, drg. Maria melangkah mantap menempuh perjalanan ini. Awalnya, orang tua drg. Maria sempat menyarankan agar ia menjadi dokter umum. Namun, setelah berbagai pertimbangan, drg. Maria memilih jurusan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM).

Diterima di UGM dengan beasiswa, drg. Maria merasa bahwa mimpinya mulai terwujud. Namun, saat memasuki masa kuliah ternyata banyak tantangan yang harus ia hadapi. Mulai dari culture shock, metode belajar baru, hingga tekanan akademik yang berat, drg. Maria sempat goyah. “Saya sempat merasa, mungkin ini bukan rencana Tuhan untuk saya,” kenangnya. Namun, dukungan dan doa dari sang ibu selalu menguatkannya.

Di tengah pandemi Covid-19, perjalanan drg. Maria semakin diuji ketika kegiatan klinisnya terhenti dan harus memaksanya untuk pulang ke rumah. Situasi ini diperparah oleh kehilangan sang ayah dan beberapa kerabat dekat karena Covid-19. “Kehilangan Ayah benar-benar menghancurkan hati saya,” ungkapnya penuh kesedihan. Meski berat, ia bangkit dan melanjutkan pendidikannya dengan tekad besar.

Tahun demi tahun, setiap hambatan dalam menyelesaikan koas mulai dari mencari pasien hingga biaya requirement klinis menguji tekadnya. “Saya ingin membantu orang-orang yang kurang mampu mendapatkan perawatan gigi yang layak,” katanya. Setiap kali ingin menyerah, drg. Maria teringat pesan sang ibu untuk terus berjuang demi mimpi mereka bersama.

“Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa setiap proses sulit akan membuat kita semakin kuat dan sabar. Tuhan tidak pernah meninggalkan saya,” ujarnya penuh syukur. Kini, drg. Maria siap melayani pasien dan memberikan dampak positif bagi kesehatan gigi masyarakat luas.

Bersama keberhasilannya, drg. Maria menyampaikan pesan haru kepada sang ibu: “Terima kasih sudah selalu ada di setiap langkah saya. Ini adalah hasil dari perjuangan kita bersama, dan semangat Ibu selalu menjadi kekuatan saya.”

Di tengah perjalanan ini, drg. Maria tidak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada dosen dan civitas akademika FKG UGM yang telah memberikan dukungan dan ilmu yang sangat berarti. “Salam hormat saya kepada seluruh dosen dan civitas akademika FKG UGM. Saya sangat berterima kasih atas bantuan, perhatian, serta ilmu yang telah diberikan. Saya juga memohon maaf sedalam-dalamnya atas perkataan dan tindakan yang kurang berkenan. Semoga Bapak Ibu dosen dan civitas akademika selalu dalam perlindungan Tuhan dan diberikan kesuksesan ke depannya,” ucapnya .

Semangat dan kegigihan drg. Maria sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas), tujuan ke-5 (Kesetaraan Gender), dan tujuan ke-10 (Mengurangi Kesenjangan), yang mencerminkan kepedulian drg. Maria terhadap pendidikan dan layanan kesehatan bagi masyarakat luas, khususnya mereka yang kurang mampu.

Penulis: Diva Luthfi

Tags

Share News

Related News
21 December 2024

FKG UGM Peringkat 2 Indeks Produktivitas Pengelolaan SINTA

17 December 2024

BKGN UGM 2024: Tingkatkan Kesehatan Gigi untuk Produktivitas

15 December 2024

FKG UGM Meriahkan Nitilaku 2024 dengan Semangat Kebangsaan

en_US