Kebersihan mulut merupakan aspek krusial dalam proses pemulihan pasien pasca operasi mulut. Setelah menjalani prosedur seperti pencabutan gigi, bedah jaringan lunak, atau tindakan bedah rahang, kondisi rongga mulut sangat sensitif dan rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, perawatan kebersihan mulut yang tepat tidak hanya mempercepat penyembuhan, tetapi juga mencegah komplikasi seperti dry socket, infeksi luka, atau peradangan berkelanjutan.
Setiap prosedur bedah mulut memiliki tingkat risiko infeksi yang berbeda, tergantung pada luasnya area yang dioperasi serta tingkat higienitas praoperasi. Data mengenai pola pencabutan gigi dapat memberikan gambaran penting tentang kebutuhan perawatan pasca operasi. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Shafira Fachrani dengan bimbingan drg. Cahya Yustisia Hasan, Sp. BMM(K), dan drg. Yosaphat Bayu Rosanto, MDSc., Sp.BMM(K) berjudul “Pola Ekstraksi Gigi di Klinik Bedah Mulut RSGM UGM Prof. Soedomo” menunjukkan kecenderungan jenis gigi yang paling sering diekstraksi serta karakteristik klinis pasien yang memerlukan perawatan bedah mulut. Temuan tersebut menggarisbawahi perlunya pendekatan perawatan pasca operasi yang personal dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Pada fase awal pasca operasi, pasien biasanya disarankan untuk menghindari berkumur kuat, menyikat area operasi secara langsung, atau menggunakan sedotan, karena tindakan ini dapat mengganggu pembekuan darah yang penting dalam proses penyembuhan. Namun, menjaga kebersihan tetap diperlukan melalui metode yang lebih lembut, seperti kumur dengan larutan garam fisiologis setelah 24 jam, penggunaan sikat gigi berbulu lembut, serta pembersihan bertahap seiring berkurangnya nyeri dan pembengkakan.
Selain itu, edukasi pasien merupakan faktor penentu keberhasilan pemulihan. Banyak pasien masih memiliki kesalahpahaman bahwa mulut harus “dibiarkan saja” setelah operasi, padahal pembiaran justru meningkatkan risiko kolonisasi bakteri. Dokter gigi dan tenaga kesehatan perlu memberikan instruksi perawatan yang jelas, termasuk pantangan makanan, tanda-tanda infeksi, cara menjaga kebersihan area operasi, serta kapan harus kembali untuk kontrol.
Secara keseluruhan, kebersihan mulut yang optimal pasca operasi bukan sekadar anjuran pendamping, tetapi merupakan bagian inti dari proses penyembuhan. Dengan perawatan yang tepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan, penyembuhan menjadi lebih cepat, dan kualitas hidup pasien pasca operasi dapat meningkat secara signifikan.
References
Shafira Fachrani, drg. Cahya Yustisia Hasan, Sp. BMM(K); drg. Yosaphat Bayu Rosanto, MDSc., Sp.BMM(K), Pola Ekstraksi Gigi di Klinik Bedah Mulut RSGM UGM Prof. Soedomo, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/236784
Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik