News

/

Artikel, Latest News

Hubungan HPV dengan Karsinoma Sel Skuamosa Oral

Karsinoma sel skuamosa oral (KSSO) merupakan salah satu jenis kanker rongga mulut yang berasal dari epitel skuamosa. Faktor risiko klasiknya meliputi kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta infeksi virus Human Papillomavirus (HPV). HPV, terutama genotipe berisiko tinggi seperti HPV-16 dan HPV-18, telah lama diketahui berperan dalam berbagai kanker pada area kepala dan leher, termasuk KSSO. Namun, mekanisme molekuler yang menjelaskan bagaimana HPV dapat memicu transformasi sel epitel menjadi ganas masih terus diteliti.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Isadora Gracia dengan bimbingan Dr. dr. Irianiwati, Sp.PA(K). dan dr. Totok Utoro, D.Med.Sc., Sp.PA(K) dan Prof. drg. Supriatno, M.Kes., MDSc., Ph.D. yang menyoroti hal ini berjudul “Peran Genotipe Human Papillomavirus terhadap Ekspresi mRNA c-MYC melalui STAT3, Beta-Catenin, dan Notch1 pada Karsinoma Sel Skuamosa Oral”. Penelitian tersebut membahas bagaimana genotipe HPV dapat mempengaruhi ekspresi gen-gen onkogenik penting pada jaringan KSSO.

Mekanisme Hubungan HPV dan KSSO

Infeksi HPV dan Transformasi Sel

HPV menginfeksi jaringan epitel mukosa, kemudian sebagian materi genetiknya dapat berintegrasi ke dalam DNA sel inang. Pada infeksi genotipe berisiko tinggi, onkogen virus seperti E6 dan E7 mampu menonaktifkan protein penekan tumor, yaitu p53 dan Rb. Proses ini menyebabkan peningkatan proliferasi sel, gangguan mekanisme perbaikan DNA, serta akumulasi mutasi yang mendukung terjadinya kanker.

Aktivasi Jalur Onkogenik: c-MYC, STAT3, β-Catenin, dan Notch1

Penelitian tersebut menemukan bahwa pada kasus KSSO yang positif HPV, ekspresi mRNA c-MYC dan STAT3 meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kasus negatif HPV. Nilai peningkatan c-MYC mencapai lebih dari 120 kali lipat, sementara STAT3 naik lebih dari 10 kali lipat. Selain itu, β-catenin dan Notch1 juga mengalami peningkatan pada kelompok positif HPV.

Dari hasil analisis, diketahui bahwa STAT3 memiliki pengaruh paling dominan dalam hubungan antara infeksi HPV dengan peningkatan ekspresi c-MYC, terutama pada KSSO yang masih berdiferensiasi baik. Secara sederhana, mekanismenya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Infeksi HPV → Aktivasi STAT3 (disertai β-catenin dan Notch1) → Peningkatan ekspresi c-MYC → Proliferasi sel epitel abnormal → Terbentuknya KSSO.

Bukti Penelitian dan Signifikansi Klinik

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh sampel KSSO yang dianalisis memiliki DNA HPV. Peningkatan ekspresi c-MYC dan STAT3 pada kelompok HPV-positif menunjukkan bahwa infeksi virus ini dapat mengaktifkan jalur onkogenik yang mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tumor.

Menariknya, efek HPV terhadap gen-gen regulator tersebut paling jelas terlihat pada KSSO yang berdiferensiasi baik, sedangkan pada KSSO berdiferensiasi sedang hingga buruk, pengaruhnya tidak signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa status HPV bukan hanya faktor risiko, tetapi juga berpotensi sebagai penentu karakteristik biologis dan respons terapi suatu tumor.

Clinical Implications

Beberapa implikasi klinis dari hubungan HPV dengan KSSO antara lain:

  1. Deteksi HPV sebagai bagian dari diagnosis – Pemeriksaan status HPV pada pasien KSSO dapat membantu memprediksi prognosis dan tingkat agresivitas tumor.
  2. Target terapi molekuler – Jalur STAT3 dan c-MYC yang aktif pada kasus HPV-positif berpotensi menjadi target terapi kanker mulut.
  3. Pencegahan melalui vaksinasi – Program vaksin HPV berisiko tinggi dapat membantu menurunkan kejadian kanker mulut yang berkaitan dengan infeksi virus.
  4. Stratifikasi pasien – Pasien dengan KSSO HPV-positif dapat memerlukan pendekatan terapi dan pemantauan berbeda dibanding pasien tanpa infeksi HPV.

Tantangan dan Arah Penelitian Selanjutnya

Masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menilai bagaimana status HPV dan aktivasi jalur STAT3, β-catenin, serta Notch1 berpengaruh terhadap prognosis pasien dalam jangka panjang. Studi intervensional juga perlu dilakukan untuk menguji efektivitas penghambatan target-target molekuler tersebut dalam pengobatan kanker mulut. Selain itu, faktor risiko lain seperti kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga perlu dianalisis secara bersamaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

***

Infeksi HPV berperan penting dalam patogenesis Karsinoma Sel Skuamosa Oral. Melalui aktivasi jalur molekuler seperti STAT3, β-catenin, dan Notch1, HPV dapat meningkatkan ekspresi onkogen c-MYC yang mempercepat proliferasi dan transformasi sel epitel menjadi ganas. Pemahaman tentang hubungan ini membuka peluang bagi deteksi dini, pencegahan melalui vaksinasi, serta pengembangan terapi target molekuler baru pada kanker mulut yang terkait HPV.

References 
ISADORA GRACIA , Dr. dr. Irianiwati, Sp.PA(K).; dr. Totok Utoro, D.Med.Sc., Sp.PA(K).; Prof. drg. Supriatno, M.Kes., MDSc., Ph.D. , “PERAN GENOTIPE HUMAN PAPILLOMAVIRUS TERHADAP EKSPRESI MRNA C-MYC MELALUI STAT3, BETA-CATENIN, DAN NOTCH1 PADA KARSINOMA SEL SKUAMOSA ORAL MAN”, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/163428

Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik

Tags

Share News

Related News
8 December 2025

Hubungan Kanker Mulut dengan Kebiasaan Merokok

7 December 2025

Teknik Perawatan Scaling dan Root Planing Modern

6 December 2025

Orthodontic Miniscrews: Keamanan dan Efektivitas

en_US