Search
Close this search box.

News

/

Latest News, SDG 3, SDG 4

Hubungan Antara Gangguan Tidur dan Kesehatan Gigi

Gangguan tidur merupakan masalah yang sering dianggap sepele. Padahal dampaknya bisa meluas hingga ke berbagai aspek kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Ketika seseorang mengalami gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea, atau bruxism (menggertakkan gigi saat tidur), tubuh mengalami stres yang berdampak langsung pada kesehatan gigi. Misalnya, pada bruxism, seseorang secara tidak sadar menggertakkan gigi dengan tekanan berlebih saat tidur. Hal ini, jika berlangsung terus-menerus, dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi, keausan, bahkan bisa menimbulkan masalah pada sendi rahang.

Mulut Kering

Lebih jauh lagi, gangguan tidur seperti sleep apnea yang disebabkan oleh penyumbatan saluran napas juga memiliki efek merugikan bagi kesehatan gigi. Sleep apnea sering kali menyebabkan mulut kering akibat napas melalui mulut saat tidur. Kondisi mulut kering ini memengaruhi produksi air liur, yang sebenarnya berfungsi melindungi gigi dari bakteri dan asam. Tanpa perlindungan optimal dari air liur, risiko gigi berlubang dan infeksi gusi akan meningkat. Hal ini mengingat bakteri lebih mudah berkembang biak dalam kondisi kering.

Regenerasi Jaringan

Kurangnya kualitas tidur yang baik juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam meregenerasi jaringan, termasuk jaringan gusi. Saat tubuh beristirahat, proses pemulihan alami terjadi. Tetapi bila waktu tidur terganggu atau tidak berkualitas, kemampuan tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak juga akan menurun. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan gusi menjadi lebih rentan terhadap peradangan dan penyakit periodontal. Pada akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan gigi.

Hormon Stres

Gangguan tidur juga sering dikaitkan dengan peningkatan kadar hormon stres, seperti kortisol. Ketika stres meningkat, respons tubuh terhadap kesehatan pun berubah, yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi. Dampak hormon stres ini juga bisa memperburuk kondisi kesehatan gigi, terutama pada orang-orang yang sudah memiliki masalah gigi atau gusi. Jika dibiarkan, masalah ini dapat memicu penurunan kesehatan mulut yang lebih serius, seperti periodontitis atau kerusakan gigi yang lebih parah.

Oleh karena itu, mengelola gangguan tidur bukan hanya penting untuk kesehatan fisik dan mental secara umum, tetapi juga krusial bagi kesehatan gigi dan mulut. Konsultasi dengan profesional, seperti dokter gigi atau spesialis gangguan tidur, dapat membantu menemukan solusi terbaik untuk menjaga kualitas tidur dan kesehatan gigi secara menyeluruh.

Mengelola gangguan tidur dan kesehatan gigi secara bersamaan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Secara khusus SDG tujuan ke-3 Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik karena masalah seperti bruxism atau sleep apnea dapat berdampak serius pada kesehatan umum dan kesejahteraan seseorang. Upaya preventif dan akses ke layanan kesehatan tidur dan gigi akan mendukung kualitas hidup yang lebih baik.

Pendidikan mengenai pentingnya tidur dan kesehatan gigi yang optimal juga relevan dengan dukungan terhadap SDGs. Khususnya SDG tujuan ke-4 Pendidikan Berkualitas dalam membangun kesadaran masyarakat. Pendidikan kesehatan tentang hubungan antara tidur, kesehatan mental, dan kesehatan mulut akan membantu mencegah masalah kesehatan jangka panjang, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan.

Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik
Editor: Shinta

Tags

Share News

Related News
21 December 2024

FKG UGM Peringkat 2 Indeks Produktivitas Pengelolaan SINTA

20 December 2024

BKGN UGM 2024: Warga Sekitar UGM Dapat Layanan Kesehatan Gigi Gratis

19 December 2024

Partisipasi Aktif Residen KGA dalam Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2024

en_US