Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang siap menghadapi masa depan. Melalui pendidikan, seseorang dapat mengembangkan cara berpikir dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Semangat ini terlihat dalam kegiatan Global EduFair (GEF) 2025 yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada, Kamis (6/11).
Global EduFair merupakan pameran pendidikan yang menampilkan berbagai perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri. Acara ini juga menghadirkan mitra profesional, lembaga penyedia beasiswa, serta institusi pengembangan keterampilan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM sebagai langkah memperluas wawasan dan jejaring internasional di bidang pendidikan tinggi.
Salah satu fakultas yang ikut dalam expo ini adalah Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM. FKG memperkenalkan dua program studi sarjana, yaitu Pendidikan Dokter Gigi dan Higiene Gigi. Selain itu, FKG juga memiliki delapan program spesialis, dua program magister, dan satu program doktoral.
Ketua Tim Kerja Akademik dan Kemahasiswaan FKG UGM, Dyana Rakhmasari Kusumaningsih, S.E., M.Ec. Dev., menjelaskan bahwa program Pendidikan Dokter Gigi menyiapkan mahasiswa menjadi dokter gigi yang kompeten dan profesional. “Program ini ditempuh selama empat tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Setelah itu, mahasiswa melanjutkan ke pendidikan profesi dokter gigi atau koas selama dua tahun. Untuk memperoleh gelar dokter gigi, mahasiswa harus lulus Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi (UKMP2DG),” kata Dyana (6/11).
Lebih lanjut Dyana mengatakan Program Studi Higiene Gigi berfokus pada pencegahan penyakit mulut dan peningkatan kesehatan gigi masyarakat. Program ini juga menekankan pentingnya teknologi dalam mendukung kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lulusan higiene gigi memiliki peluang kerja yang luas. Mereka bisa menjadi promotor kesehatan, pengelola klinik, perencana program kesehatan, peneliti, dosen, maupun membuka usaha sendiri di bidang kesehatan.
Di tengah suasana pameran yang ramai, dua siswi dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, Asya dan Kansa, terlihat antusias berkunjung ke booth FKG UGM. Asya mengaku tertarik pada pelajaran biologi dan bercita-cita menjadi dokter gigi. Meski baru duduk di kelas 10, ia sudah mulai serius mempelajari biologi dan kimia sebagai persiapan masuk perguruan tinggi. Untuk mengenal dunia kedokteran gigi lebih dekat, Asya mengikuti kegiatan open houses FKG UGM dan kerap menonton berbagai konten mahasiswa kedokteran gigi di media sosial.
Sementara itu, Kansa mengatakan minatnya tumbuh sejak mengenal bidang kedokteran gigi dari keluarganya. Ia sering membaca catatan pelajaran milik saudaranya sebagai cara memahami seperti apa proses belajar di fakultas kedokteran gigi. Baginya, hal terpenting saat ini adalah fokus belajar dan menjaga semangat agar bisa mewujudkan cita-citanya menjadi dokter gigi.
Pada kesempatan kali ini FKG UGM juga memperkenalkan kelas internasional Program Studi Pendidikan Dokter Gigi pada para pengunjung. Program ini menggunakan bahasa pengantar Inggris dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di lingkungan multikultural. Mahasiswa dapat mengikuti pertukaran pelajar, kuliah bersama dengan universitas mitra, serta peluang melakukan kegiatan riset internasional.
Kelas Internasional ini mulai dibuka pada tahun 2025 dan saat ini baru memiliki satu angkatan dengan sekitar 20 mahasiswa. Seluruh proses pembelajaran, mulai dari kuliah hingga diskusi akademik, dilakukan dalam bahasa Inggris. Melalui program ini, FKG UGM berupaya membentuk lulusan yang memiliki wawasan global dan siap bersaing di dunia internasional.
Author and Photographer: Fajar Budi Harsakti
