News

/

Artikel, Latest News

Evaluasi Ketahanan Tambalan Resin terhadap Diskolorisasi

Tambalan resin komposit telah menjadi pilihan restorasi estetis yang populer dalam kedokteran gigi karena kemampuannya meniru warna gigi alami serta adhesi yang baik ke jaringan gigi. Namun, salah satu tantangan utama adalah ketahanan warna (color stability) dari material resin tersebut terhadap faktor eksternal seperti pewarna dari makanan/minuman, perbedaan suhu, dan waktu perendaman/eksposur yang dapat mengakibatkan perubahan warna (diskolorisasi) yang mengurangi estetika restorasi. Artikel ini mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi diskolorisasi tambalan resin serta dampaknya terhadap ketahanan restorasi dalam jangka panjang.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diskolorisasi Tambalan Resin

Beberapa variabel kunci yang mempengaruhi perubahan warna pada material resin antara lain:

  1. Komposisi material resin
    Resin komposit mengandung fase organik (seperti bis-GMA, UDMA) dan fase filler (partikel kaca/keramik). Rasio, ukuran, dan distribusi filler serta kualitas ikatan antara filler dan matriks resin memengaruhi kemampuan material untuk menyerap atau menolak agen pewarna. Material dengan filler nano atau nanohibrid cenderung memiliki pola penyerap warna berbeda dibandingkan resin mikrofuller.
  2. Paparan agen pewarna
    Minuman seperti kopi, teh, atau wine mengandung zat pewarna (chromogens) yang dapat diserap ke dalam permukaan atau mikropori material resin. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Aditya Krisna Murti dengan bimbingan Dr. drg. Ema Mulyawati, M.S., Sp. KG(K) dan drg. Tunjung Nugraheni, M.Kes, Sp. KG(K)  mengenai “Discoloration of nanohybrid composite resin can occur due to the absorption of staining agent from beverage like coffee. Increased temperature and duration of the immersion may cause in increased discoloration” menegaskan bahwa selain bahan pewarna itu sendiri, kondisi lingkungan (misalnya suhu, lama paparan) juga memengaruhi tingkat diskolorisasi.
  3. Suhu dan lama waktu eksposur
    Perbedaan suhu dan waktu perendaman secara signifikan memengaruhi perubahan warna. Dalam penelitian di atas, resin nanohibrid yang direndam dalam larutan kopi pada suhu tinggi (54 °C) dan waktu yang lebih lama (4 hari) menunjukkan perubahan warna yang lebih besar dibandingkan kondisi suhu rendah (4 °C) atau waktu singkat (2 hari). 
  4. Permukaan dan perawatan dan finishing restorasi
    Permukaan tambalan yang lebih halus dan finishing yang baik akan memiliki penetrasi pewarna yang lebih sedikit. Kebersihan mulut, kebiasaan konsumsi makanan/minuman pewarna, serta pembersihan berkala restorasi juga memengaruhi ketahanan warna.

Clinical Implications

Dari evaluasi faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa implikasi penting bagi praktik klinis:

  • Pemilihan bahan: Dokter gigi perlu mempertimbangkan jenis resin komposit misalnya nanohibrid atau konvensional — dan menanyakan kepada pemasok tentang data ketahanan warna.
  • Edukasi pasien: Pasien harus diingatkan bahwa konsumsi minuman pewarna (kopi, teh, soda) dan kebiasaan gaya hidup seperti merokok dapat mempercepat diskolorisasi restorasi resin.
  • Kontrol lingkungan oral: Menjaga kebersihan mulut, rutin pemeriksaan serta pembersihan restorasi akan membantu mengurangi risiko perubahan warna permukaan.
  • Prediksi umur layanan restorasi: Memahami bahwa restorasi resin mungkin mengalami perubahan warna seiring waktu membantu menetapkan ekspektasi pasien terhadap estetika jangka panjang.
  • Finishing dan pemeliharaan restorasi: Finishing halus dan polesan optimal serta menggunakan pelindung permukaan yang baik (sealant atau glaze) dapat memperpanjang ketahanan warna.

Rekomendasi Penelitian dan Praktik Selanjutnya

Berdasarkan temuan penelitian yang dikutip dan evaluasi faktor-faktor klinis di atas, beberapa rekomendasi adalah:

  • Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membandingkan berbagai merek resin komposit dengan formulasi berbeda terkait ketahanan warna dalam kondisi klinis jangka panjang (bukan hanya laboratorium).
  • Studi mengenai intervensi finishing atau coating yang dapat mengurangi penyerapan pewarna oleh resin.
  • Pemantauan restorasi dalam kondisi “real‐world” karena faktor seperti suhu mulut, pH, kebiasaan makan/minum sangat bervariasi antar pasien.
  • Pembuatan pedoman klinis untuk pemilihan bahan dan edukasi pasien terkait ketahanan warna restorasi resin.

***

Ketahanan tambalan resin terhadap diskolorisasi merupakan aspek kritis dalam restorasi estetis. Faktor-faktor seperti komposisi bahan, paparan pewarna, suhu, waktu eksposur, finishing restorasi, dan kebiasaan pasien semuanya berperan. Penelitian yang dikutip menunjukkan bahwa suhu tinggi dan durasi perendaman yang lebih lama secara signifikan meningkatkan perubahan warna pada resin komposit nanohibrid.  Dengan demikian, dalam praktik klinis, pemilihan bahan yang tepat, finishing yang optimal, serta edukasi pasien menjadi kunci untuk mempertahankan estetika restorasi jangka panjang.

References
ADITYA KRISNA MURTI, Dr. drg. Ema Mulyawati, M.S., Sp. KG(K) ; drg. Tunjung Nugraheni, M.Kes, Sp. KG(K), PERUBAHAN WARNA PADA RESIN KOMPOSIT NANOHIBRID YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN KOPI PADA SUHU 4 derajat celcius DAN 54 derajat celcius DENGAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/156282

Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik

Tags

Share News

Related News
1 December 2025

Efek Penambahan Nanopartikel Perak terhadap Aktivitas Antibakteri

1 December 2025

FKG UGM Gelar BKGN 2025! Sinergi Edukasi, Kreativitas Mahasiswa, dan Layanan Kesehatan Gigi bagi Masyarakat

1 December 2025

Prof Wiratni: Dorong Pengembangan Produk Kesehatan Gigi Berbasis Potensi Lokal Indonesia

en_US