EMERALD kembali digelar sebagai salah satu agenda penting pembelajaran di FKG UGM, program ini dirancang untuk membekali para mahasiswa kedokteran gigi dengan keterampilan menghadapi situasi gawat darurat, baik dalam konteks medis maupun dental, yang dapat muncul sewaktu-waktu di klinik maupun layanan masyarakat.
Sebagai calon dokter gigi, kemampuan memberikan respons cepat dan tepat dalam kondisi kritis adalah kompetensi yang tidak bisa ditawar. Di sinilah EMERALD hadir sebagai jembatan antara teori kedokteran gigi dan kenyataan lapangan yang seringkali penuh dinamika.
Relevansi EMERALD dengan Tri Dharma Pendidikan & Dampaknya bagi Masyarakat
Penyelenggaraan EMERALD memiliki keterkaitan erat dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada aspek pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui rangkaian materi dan praktik langsung, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori kegawatdaruratan tetapi juga mempraktikkan keterampilan yang kelak akan mereka terapkan ketika bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dampaknya tidak hanya berhenti pada peningkatan kompetensi individu, tetapi juga pada peningkatan kualitas layanan kesehatan gigi di masyarakat. Dengan pemahaman mendalam mengenai penanganan gawat darurat—mulai dari perdarahan pasca pencabutan hingga kasus dislokasi akut TMJ—para calon dokter gigi ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang cepat, aman, dan efektif.
Kegiatan EMERALD 2025 dilaksanakan di lingkungan FKG UGM, yaitu di Ruang E, Gedung Harkati Dewanto untuk sesi pembelajaran teori dan Ruang G, Gedung Sutatmi Suryo, serta Auditorium Margono Suradji untuk sesi skill’s lab Lokasi ini dipilih untuk mendukung pola pembelajaran yang terstruktur antara teori dan praktik.
KEGIATAN EMERALD 2025
Pelaksanaan EMERALD yaitu pada 12, 13 dan 19 November 2025 dilakukan dalam empat kelompok besar. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu Pembelajaran Teori serta Skill’s Lab. Keterampilan Klinis Kegawatdaruratan.

Materi teori mencakup berbagai kondisi kegawatdaruratan yang sering ditemui dalam dunia kedokteran gigi. Pada sesi keterampilan, peserta belajar melalui praktik langsung dengan manekin dan modul klinis. Setiap materi difasilitasi oleh tenaga ahli di bidangnya, dengan fokus pada: Teknik Flap, Suturing, Penanganan Oroantral Communication, Dry Socet Management, Obstruksi Jalan Napas, Bantuan Hidup Dasar. Melalui pendekatan hands-on ini, mahasiswa tidak hanya belajar prosedur, tetapi juga mengasah kepekaan klinis dalam menilai kondisi pasien secara cepat.
PERAN NARASUMBER DAN KOLABORATOR
Kegiatan EMERALD ini terselenggara berkat kerja sama antara Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi FKG UGM, melalui Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, dengan PABMI Pengwil DIY serta PERDATIN Pengwil DIY.
Sejumlah dokter gigi spesialis Bedah Mulut dan narasumber ahli terlibat dalam memberikan materi, di antaranya:
- drg. Poerwati Soetji Rahajoe, Sp.B.M.M., Subsp.T.M.T.M.J.(K), Ph.D.
- drg. Cahya Yustisia Hasan, Sp.B.M.M., Subsp.C.O.M.(K)
- drg. Didit Istadi, Sp.B.M.M., Subsp.Ped.O.M.(K)
- drg. Muhammad Bakhrul Lutfianto, Sp.B.M.M., Subsp.C.O.M.(K)
- drg. Pingky Krisna Arindra, Sp.B.M.M., Subsp. Ped.O.M.(K)
- Drg. Edwyn Saleh, M.A.R.S., Sp.B.M.M.
- drg. Indria Nehriasari, M.Kes., Sp.B.M.M.
- drg. Adi Subekti Putra, Sp.B.M.M., Subsp.T.M.T.M.J.(K)
- Dr. drg. Bramasto Purbo Sejati, Sp.B.M.M., Subsp.T.M.T.M.J.(K)
- drg. Yosaphat Bayu Rosanto, M.DSc., Sp.B.M.M., Subsp.I.D.M.(K)
- drg. F. X. Indra Kariadi, Sp.B.M.M.
- drg. Erdananda Haryosuwandito, Sp.B.M.M.
- drg. Fajar Januar Mirhard, Sp.B.M.M.
Untuk materi Bantuan Hidup Dasar, pengajar dari PERDATIN Pengwil DIY, yaitu dr. Febrian Naufaldi, Sp.An-TI beserta residen Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM.
Kolaborasi ini memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman praktik yang setara dengan standar layanan rumah sakit.
EMERALD menjadi wadah komprehensif bagi mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi FKG UGM untuk menyiapkan diri menghadapi situasi gawat darurat dalam praktik klinis. Program ini tidak hanya mendukung capaian pendidikan institusi, tetapi juga memperkuat kontribusi fakultas dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Melalui perpaduan antara teori, keterampilan teknis, dan latihan situasional, para calon dokter gigi ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih sigap, aman dan professional.
(Kontributor: drg. Ryan Cristian P. Foto: Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UGM, Redaktur: Andri Wicaksono)