“Sejak awal pendidikan kedokteran, saya memiliki ketertarikan yang sangat kuat terhadap struktur tubuh manusia dan hubungan antara bentuk serta fungsinya. Ketertarikan itu berkembang menjadi komitmen ketika saya diberi amanah mengajar anatomi dan histologi. Dari ruang kuliah, laboratorium, hingga mendampingi mahasiswa dalam penelitian”, dr. Dyah Listyarifah, M.Sc., D.Med.Sci., Pakar Anatomi Kedokteran (PAK).
Anatomi, baik Makroanatomi dan Mikroanatomi (Histologi), bagi dr. Dyah begitu akrab disapa, bukan sekadar hafalan, tetapi ilmu dasar kedokteran yang menjadi fondasi untuk memahami setiap proses di dalam tubuh. Ketika melanjutkan pendidikan magister dan doktoral, semakin mendalami bidang ini melalui penelitian, pendidikan, dan pengabdian.
Dari sanalah dr. Dyah merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari komunitas anatomi melalui PAAI (Perkumpulan Ahli Anatomi Indonesia). Keterlibatan ini membawanya pada berbagai forum ilmiah, Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) PAAI, serta kegiatan pengabdian yang memperkuat identitasnya sebagai pendidik anatomi, bukan hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai pengembang keilmuan yang harus terus bergerak maju.
Pengukuhan ini diberikan berdasarkan rekam jejak akademiknya dalam bidang anatomi berdasarkan kriteria resmi yang ditetaokan oleh PAAI Nasional mencakup : 1) Lama mengajar anatomi dan histologi di fakultas kedokteran lebih dari lima tahun (memenuhi poin tiga pilar utama Tridarma: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, 2) Pendidikan akademik yang linear di bidang biomedis/anatomi-histologi. 3) Keaktifan ilmiah, termasuk keterlibatan dalam PIN PAAI, publikasi ilmiah nasional dan internasional, serta bimbingan akademik mahasiswa. 4) Kontribusi organisasi, khususnya dalam pengembangan kurikulum anatomi, integrasi sains dasar–klinik, dan edukasi generasi muda. pengukuhan ini bukan sekadar pengakuan personal, tetapi bentuk tanggung jawab profesional.
Pengukuhan kepakaran anatomi diberikan dalam rangkaian kegiatan PIN PAAI (Pertemuan Ilmiah Nasional PAAI) yang menjadi forum resmi penganugerahan gelar kepakaran, Tanggal: 3 Oktober 2025, Penyerahan SK Kepakaran oleh Ketua Umum PB PAAI dr. Nur Arfian, Ph.D. Pengukuhan ini dilaksanakan di hadapan komunitas anatomi nasional, menjadikannya momentum bersejarah dan kehormatan akademik tertinggi dalam ilmu anatomi di Indonesia.
Makna pengukuhan Pakar Anatomi Kedokteran bagi dr. Dyah, bukan akhir sebuah perjalanan, melainkan awal dari amanah yang lebih besar. Gelar kepakaran adalah:
- Pengakuan keilmuan atas dedikasi dalam pendidikan anatomi.
- Komitmen pengabdian, untuk melanjutkan pembinaan generasi dokter dan dokter gigi yang paham tubuh manusia secara utuh.
- Tanggung jawab moral, untuk menjaga agar anatomi tetap relevan, mutakhir, dan bermakna klinis.
Makna terdalamnya adalah menjadi bagian dari kesinambungan keilmuan anatomi Indonesia—sebagaimana semboyan PAAI: “Menuju Anatomi Bermakna dan Berdampak bagi Indonesia.”
‘Pekerjaan Rumah’ terbesar bagi Anatomi Kedokteran di Indonesia dimata dr. Dyah
Menurut dr. Dyah, terdapat beberapa tantangan besar yang harus dihadapi:
Secara umum (nasional)
- Menjaga eksistensi anatomi di tengah tuntutan kurikulum kedokteran modern yang makin klinis.
- Mendorong riset anatomi berbasis teknologi (3D, imaging, digital atlas).
- Meningkatkan kolaborasi internasional agar anatomi Indonesia diakui dunia.
Secara khusus (Kedokteran Gigi)
- Integrasi anatomi–histologi–embriologi yang relevan dengan praktik klinis dokter gigi.
- Penyedian sumber belajar inovatif (CBL, cadaveric study, virtual dissection) untuk memahami anatomi kraniodental.
“Saya memandang kepakaran anatomi bukan hanya gelar, tetapi amanah pengembangan ilmu. Rencananya adalah: 1) Penguatan Pendidikan Anatomi Modern,Mengembangkan modul integratif (anatomi-klinik, anatomi radiologi, anatomi bedah) berbasis CBL dan digital learning. 2)Riset & Publikasi Anatomi dengan Mendorong penelitian anatomi terapan: variasi anatomi, klinis bedah, dan edukasi anatomi, serta publikasi internasional. 3) Regenerasi melalui PAAI dengan cara mengajak dosen muda bergabung aktif di PAAI, mengikuti workshop diseksi, mikroteknik, dan PIN PAAI agar terjadi kesinambungan keilmuan. 4)Jejaring Internasional dengan mempromosikan karya anatomi Indonesia di forum IFAA dan APICA, agar kita tidak hanya menjadi pengikut, tetapi kontributor global”, pungkas dr. Dyah.
Penulis: Andri Wicaksono, Foto: Dokumentasi dr Dyah