Mengikuti outbound exchange ke Thammasat University memberikan banyak manfaat yang berharga bagi Amadea Phritadevi, mahasiswa profesi dokter gigi UGM. Pengalaman akademis berupa wawasan baru terkait standar pelayanan klinis, penggunaan alat modern, serta tata kelola pasien yang sangat rapi dan steril. Selain itu, ia juga mengembangkan keterampilan komunikasi lintas budaya, belajar beradaptasi dengan lingkungan akademis yang berbeda, serta memperluas jejaring profesional dengan mahasiswa dan dosen internasional. Di luar aspek akademis, Amadea juga dapat menikmati suasana kampus yang baru dengan fasilitas yang baik, sekaligus merasakan keindahan kota Bangkok serta daerah Rangsit. Mencoba kuliner khas, menjelajahi suasana kota, dan memahami budaya setempat. Hal ini membuat saya memperoleh sudut pandang yang lebih luas, baik dalam bidang kedokteran gigi maupun dalam pengalaman hidup secara keseluruhan.
Program ini membawa manfaat strategis bagi fakultas. FKG UGM dapat memperoleh sudut pandang baru terkait kenyamanan fasilitas pembelajaran serta sistem akademik yang diterapkan di Thammasat University. Hal ini dapat menjadi inspirasi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, baik dari segi kurikulum, fasilitas, maupun tata kelola. Selain itu, melalui program ini fakultas dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dengan memberikan kesempatan pengembangan diri sesuai minat, mendorong daya saing global, serta memperkuat kerja sama internasional. Kehadiran mahasiswa dalam program ini juga mencerminkan reputasi positif FKG UGM di kancah internasional.
Pengalaman unik
Selama mengikuti outbound exchange di Thammasat University, Amadea memperoleh sejumlah pengalaman unik yang sangat berkesan dan memberikan nilai tambah dalam aspek akademis maupun personal. Ia mendapatkan kesempatan untuk mengamati sekaligus membantu pengoperasian radiograf, termasuk orthopantomogram (OPG), periapikal, dan bitewing secara mandiri. Selain itu, ia juga diberi kepercayaan untuk melakukan charting data pasien dalam bahasa Inggris dengan menggunakan format standar yang diterapkan di Thammasat University, yang sekaligus melatih keterampilan dokumentasi klinisnya. Amadea juga bersyukur karena diberikan kesempatan untuk berdiskusi secara langsung dengan salah satu profesor dari Departemen Endodontik mengenai berbagai kasus endodontik yang sering dijumpai di Thailand, yang membuka wawasannya tentang variasi kasus serta pendekatan penanganannya.
Dari sisi non-akademis, kuliner lokal di kantin kampus, yang memberikan pengalaman budaya tersendiri, serta mengikuti tur mengelilingi area kampus yang sangat luas dengan suasana asri dan fasilitas modern. “Pengalaman lain yang tidak kalah berharga adalah ketika saya berkesempatan mencoba ruangan isolasi tekanan negatif yang dirancang untuk mencegah masuknya kontaminasi dari luar, suatu fasilitas yang jarang ditemui di lingkungan pembelajaran kedokteran gigi di Indonesia” papar Amadea. Keseluruhan pengalaman ini memperkaya perspektif saya baik dalam bidang akademik maupun dalam pemahaman lintas budaya.
Penulis: Andri Wicaksono | Foto: Dok. Pribadi Amadea