News

/

Artikel, Latest News

Hubungan Kanker Mulut dengan Kebiasaan Merokok

Kanker mulut merupakan salah satu penyakit serius yang dapat menyerang berbagai jaringan di rongga mulut, termasuk lidah, mukosa bukal, dasar mulut, dan bibir. Penyakit ini ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali dan berpotensi menyebar ke jaringan lain. Di antara berbagai faktor risiko yang telah diidentifikasi, kebiasaan merokok menjadi salah satu penyebab utama yang paling konsisten dikaitkan dengan timbulnya kanker mulut.

Rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, termasuk nitrosamin, benzopiren, dan formaldehida, yang memiliki sifat karsinogenik. Paparan kronis terhadap bahan-bahan tersebut menyebabkan kerusakan DNA, gangguan mekanisme regenerasi sel, serta perubahan epitel mukosa yang berujung pada transformasi ganas.

Mekanisme Hubungan Merokok dan Kanker Mulut

Kebiasaan merokok memicu perubahan biologis dan patologis di rongga mulut melalui beberapa mekanisme utama:

  1. Paparan langsung terhadap karsinogen – Zat kimia pada asap rokok menempel pada mukosa mulut, memicu mutasi genetik yang merangsang pertumbuhan sel tidak normal.
  2. Stres oksidatif dan inflamasi kronik – Radikal bebas dari asap rokok menyebabkan peradangan berkepanjangan, yang memicu kerusakan jaringan dan mendukung perkembangan kanker.
  3. Gangguan sistem imun lokal – Komponen asap rokok menurunkan fungsi imun mukosa mulut, membuat tubuh sulit memperbaiki sel rusak.
  4. Efek sinergis dengan alkohol atau kebersihan mulut buruk – Kombinasi faktor-faktor ini meningkatkan risiko kanker mulut secara eksponensial.

Dengan kata lain, semakin lama dan sering seseorang merokok, semakin besar kemungkinan terjadinya transformasi prakanker menjadi kanker oral.

Penelitian Terkait

Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Yunus Rebecca, Prof. Dr. drg. Dewi Agustina, MD.Sc., MD.Sc. dan Dr. drg. Bernadetta Esti Chrismawaty, M.Kes., MD.Sc. berjudul “Knowledge and Attitude of Different Types of Smoker Patients towards Smoking-Related Oral Cancer in Prof. Soedomo Dental Hospital Yogyakarta” menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap pasien perokok terhadap risiko kanker mulut masih rendah.

Dalam penelitian tersebut, pasien dibagi berdasarkan jenis kebiasaan merokok seperti perokok aktif, perokok pasif, dan mantan perokok untuk menilai pemahaman mereka terhadap hubungan antara rokok dan kanker mulut. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyadari bahaya rokok secara umum, tetapi kurang memahami kaitannya secara spesifik dengan kanker rongga mulut.

Hal ini menunjukkan perlunya edukasi kesehatan yang lebih intensif, terutama di fasilitas kesehatan gigi, agar pasien lebih sadar akan risiko yang mereka hadapi dan termotivasi untuk berhenti merokok.

Dampak Klinis dan Sosial

Kanker mulut akibat merokok sering terlambat dideteksi karena gejalanya mirip dengan kelainan ringan seperti sariawan atau luka kecil. Akibatnya, banyak kasus ditemukan pada stadium lanjut, ketika pengobatan menjadi lebih kompleks dan prognosis menurun.

Selain dampak medis, kebiasaan merokok juga berdampak sosial dan ekonomi, seperti:

  • Menurunnya produktivitas kerja akibat nyeri dan gangguan fungsi mulut.
  • Beban biaya pengobatan tinggi untuk operasi, radioterapi, atau kemoterapi.
  • Dampak psikologis dan kualitas hidup menurun, terutama akibat perubahan fisik wajah dan kesulitan berbicara atau makan.

Upaya Pencegahan dan Edukasi

Untuk menekan angka kejadian kanker mulut yang berhubungan dengan merokok, diperlukan upaya berkelanjutan seperti:

  1. Edukasi masyarakat tentang bahaya rokok terhadap kesehatan mulut melalui media sosial, sekolah, dan layanan kesehatan.
  2. Pemeriksaan rutin di dokter gigi, terutama bagi perokok aktif, guna mendeteksi lesi prakanker sejak dini.
  3. Program berhenti merokok (smoking cessation) berbasis konseling dan terapi pengganti nikotin.
  4. Integrasi promosi kesehatan gigi dalam kebijakan nasional pengendalian tembakau.

Pendidikan kesehatan harus berfokus pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan kesadaran terhadap bahaya kanker mulut agar masyarakat terdorong untuk mengubah perilaku merokok mereka.

***

Hubungan antara kebiasaan merokok dan kanker mulut bersifat kuat dan terbukti secara ilmiah. Paparan zat karsinogen dalam rokok menyebabkan kerusakan DNA, inflamasi kronik, dan penurunan imunitas lokal yang memicu perkembangan kanker pada jaringan rongga mulut. Penelitian menegaskan bahwa tingkat kesadaran perokok terhadap risiko kanker mulut masih rendah, sehingga perlu peningkatan edukasi dan program pencegahan yang lebih efektif. Dengan pendekatan promotif, preventif, dan rehabilitatif yang komprehensif, diharapkan prevalensi kanker mulut akibat merokok dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.

References
REBECCA, YUNUS, Prof. Dr. drg. Dewi Agustina, MD.Sc., MD.Sc., Dr. drg. Bernadetta Esti Chrismawaty, M.Kes., MD.Sc., “Knowledge and Attitude of Different Types of Smoker Patients towards Smoking-Related Oral Cancer in Prof. Soedomo Dental Hospital Yogyakarta”, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/156172

Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik

Tags

Share News

Related News
7 December 2025

Teknik Perawatan Scaling dan Root Planing Modern

6 December 2025

Orthodontic Miniscrews: Keamanan dan Efektivitas

5 December 2025

Peran Sistem Imun pada Penyakit Mulut Autoimun

en_US