News

/

Artikel, Latest News

Biologi Sel Epitel Oral dalam Pertahanan Jaringan

Sel epitel oral merupakan garis pertahanan pertama terhadap berbagai ancaman biologis, kimia, maupun fisik di rongga mulut. Lapisan ini tidak hanya berfungsi sebagai penghalang mekanis, tetapi juga berperan aktif dalam respon imun, regenerasi jaringan, dan detoksifikasi zat berbahaya. Melalui struktur dan fungsi yang terkoordinasi, sel epitel oral menjaga integritas jaringan mulut dari kerusakan serta menjaga keseimbangan mikrobiota.

Penelitian berjudul “Analisis Sitogenetik Sel Epitel Mukosa Bukal Pekerja Stasiun Pengisi Bahan Bakar Umum di Kota Yogyakarta” menunjukkan bahwa sel epitel mukosa bukal dapat mengalami perubahan genetik akibat paparan bahan kimia dan polutan lingkungan. Studi tersebut menegaskan pentingnya fungsi protektif dan regeneratif sel epitel terhadap stres oksidatif dan bahan toksik yang masuk ke rongga mulut, serta perannya sebagai indikator awal gangguan kesehatan jaringan.

Struktur dan Fungsi Dasar Sel Epitel Oral

Epitel oral tersusun atas beberapa lapisan sel yang berbeda tingkat diferensiasinya:

  1. Stratum basale (lapisan basal) — terdiri atas sel-sel progenitor yang aktif membelah untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau terlepas di permukaan.
  2. Stratum spinosum dan granulosum — berperan dalam penguatan jaringan melalui pembentukan keratin dan desmosom.
  3. Stratum korneum (pada daerah keratinisasi) — membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap gesekan dan mikroorganisme.

Selain itu, tight junction, desmosom, dan hemidesmosom menjadi komponen penting dalam menjaga kohesi antar sel dan adhesi ke jaringan di bawahnya (lamina basalis). Kestabilan struktur ini sangat penting untuk mencegah penetrasi patogen dan bahan toksik.

Mekanisme Pertahanan Sel Epitel Oral

Sel epitel oral memiliki berbagai mekanisme pertahanan biologis yang saling berinteraksi:

  1. Pertahanan Fisik dan Kimia:
    Lapisan epitel berkeratin berfungsi menahan invasi mikroba. Sel epitel juga menghasilkan peptida antimikroba, seperti defensin dan cathelicidin, yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
  2. Respon Imun Innate:
    Sel epitel mengenali mikroorganisme melalui reseptor seperti Toll-like receptors (TLRs), yang mengaktifkan jalur sinyal NF-κB dan menstimulasi produksi sitokin (IL-6, IL-8) untuk merekrut sel imun seperti neutrofil dan makrofag.
  3. Detoksifikasi dan Respon terhadap Polutan:
    Paparan bahan kimia — seperti hidrokarbon aromatik polisiklik dan logam berat — dapat menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi genetik.
    Namun, sel epitel memiliki enzim seperti glutathione S-transferase (GST) dan cytochrome P450 untuk menetralisir senyawa toksik, menjaga homeostasis seluler.
  4. Regenerasi dan Diferensiasi:
    Sel basal yang mengalami kerusakan akan memicu proliferasi sel induk epitel melalui jalur sinyal EGF (Epidermal Growth Factor) dan Wnt/β-catenin, guna menggantikan sel yang mati dan memulihkan integritas jaringan.

Implikasi Klinis dan Lingkungan

Temuan dari penelitian UGM mengungkap bahwa sel epitel mukosa bukal sensitif terhadap perubahan lingkungan dan dapat dijadikan biomarker non-invasif untuk mendeteksi efek genotoksik.
Hal ini penting dalam bidang kedokteran gigi preventif dan kesehatan masyarakat, karena paparan bahan berbahaya seperti asap kendaraan, bahan kimia industri, maupun produk tembakau dapat memicu perubahan sitogenetik yang berpotensi menyebabkan penyakit mukosa dan kanker mulut.

Dengan demikian, menjaga integritas biologis sel epitel oral melalui kontrol lingkungan, nutrisi, dan kebersihan mulut merupakan langkah kunci dalam mencegah kerusakan jaringan dan mempertahankan fungsi fisiologisnya.

***

Sel epitel oral memiliki fungsi biologis yang vital dalam menjaga pertahanan jaringan mulut dari gangguan fisik, kimia, dan biologis. Kemampuan regeneratif dan mekanisme pertahanan molekulernya menjadikannya komponen kunci dalam sistem imun mukosa. Penelitian tentang perubahan sitogenetik pada sel epitel mukosa bukal menegaskan pentingnya monitoring dampak lingkungan terhadap kesehatan jaringan oral, serta perlunya pengembangan strategi preventif berbasis biologi sel untuk menjaga kesehatan mulut dan tubuh secara keseluruhan.

References
Jurnal Teknosains Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Dr. drg. Regina Titi Christinawati Tandelilin, M.Sc., drg. Elastria Widita, M.Sc., Ph.D., dr. Rini Maya Puspita, M.Sc., “Analisis Sitogenetik Sel Epitel Mukosa Bukal Pekerja Stasiun Pengisi Bahan Bakar Umum di Kota Yogyakarta”,
https://jurnal.ugm.ac.id/teknosains/article/download/43852/31879

Author: Rizky B. Hendrawan | Photo: Freepik

Tags

Share News

Related News
26 December 2025

FKG UGM Bina FKG UMY untuk Dirikan PPDGS Kedokteran Gigi Anak

24 December 2025

Bagi Residen Periodonsia UGM, Ujian Kompetensi Nasional Tak Lagi Menakutkan

23 December 2025

FKG UGM Matangkan Re-Akreditasi Program Studi Spesialis Penyakit Mulut Melalui Simulasi Borang

en_US