Bagi sebagian anak, kunjungan ke dokter gigi mungkin terasa biasa, bahkan menyenangkan. Namun, bagi anak-anak berkebutuhan khusus, pengalaman ini menjadi sebuah tantangan, mulai dari rasa cemas hingga kesulitan berkomunikasi dengan tenaga medis.
Sebanyak 10 siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Yogyakarta mendapatkan layanan perawatan gigi gratis dalam program Free Dental Treatment (FDT) yang menjadi bagian dari rangkaian Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2024. Dalam program ini, mereka akan mendapatkan pelayanan sesuai dengan perawatan yang diperlukan. Pelayanan yang tersedia mulai dari pencabutan, penambalan, pembersihan karang gigi, hingga konsultasi kesehatan gigi.
Tak hanya itu, edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut juga menjadi bagian penting. Materi edukasi disampaikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak, sehingga mereka dapat memahami cara menjaga kesehatan gigi dengan lebih baik.
Ibu Siwi, salah satu guru pendamping SLB 2 Yogyakarta mengatakan kegiatan ini sangat membantu Anak Individu Berkebutuhan Khusus (AIBK) untuk lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan gigi. Menurutnya program ini memberi dampak positif bagi anak-anak. “Mereka tidak hanya menerima perawatan gigi, tetapi juga merasa lebih percaya diri setelah belajar cara menjaga kebersihan gigi,” ucap Siwi (18/12).
drg. Silviana Farrah Diba, Sp.RKG(K), selaku Ketua BKGN UGM 2024 menjelaskan anak berkebutuhan khusus sering menghadapi risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan gigi. “Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan fisik atau kurangnya pemahaman tentang cara merawat kebersihan mulut,” kata Farrah.
Ia menambahkan bahwa tantangan motorik atau kognitif juga sering membuat anak berkebutuhan khusus sulit untuk menyikat gigi dengan benar, yang mengarah pada penumpukan plak dan karang gigi. Anak Individu Berkebutuhan Khusus (AIBK) membutuhkan perhatian ekstra dari orang tuan dalam menjaga kebersihan mulut, karena kemampuan untuk melakukan perawatan gigi mandiri sangat terbatas.
Kemudian Farrah juga menyoroti kurangnya edukasi yang diberikan kepada keluarga atau pendamping anak berkebutuhan khusus. Pendidikan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan cara yang tepat untuk merawatnya sering kali masih kurang, yang menjadi kendala besar dalam pencegahan masalah kesehatan gigi pada anak-anak.
Melalui kegiatan ini, FKG UGM menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya bagi kelompok yang membutuhkan perhatian lebih. Dengan pendekatan inklusif, program ini diharapkan memberikan solusi atas tantangan yang sering dihadapi oleh anak berkebutuhan khusus.
Author: Diva Luthfiana | Editor: Fajar Budi H.
Foto: Tim Dokumentasi BKGN UGM 2024