Odontektomi merupakan operasi pencabutan gigi bungsu yang mengalami impaksi. Tindakan ini ditujukan agar tidak terjadi masalah kesehatan gigi yang mungkin terjadi akibat adanya gigi impaksi. Masalah tersebut diantaranya karies gigi, gingivitis, perikoronitis, selulitis, atau bahkan abses, dan yang lebih parah adalah kista.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak atau sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan atau keluar bisul (abses) sebesar 14%.
Tingginya masalah gigi tersebut menjadi alasan pentingnya tenaga kesehatan khususnya dokter gigi memahami penanganan kasus odontektomi. Untuk itulah Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM dalam upayanya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan utamanya tujuan ke-3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera serta tujuan ke-4 tentang pendidikan yang berkualitas, mengadakan hands on odontektomi.
This hands on odontektomi gigi ini termasuk dalam rangkaian kegiatan yang bertajuk Dentistry Collaborative Update (DCU) yang rutin digelar tiap tahun. Sebelum menjadi narasumber hands on, drg. Yosaphat Bayu Rosanto, MDSc., Sp.BMM.Subsp.IDM(K) (drg. Yosaphat) telah memberikan materi pada webinar diacara yang sama.
Hands on dilaksanakan di Ruang Kelas DEF Gedung Dental Learning Center (DLC) FKG UGM, Sabtu (26/10). Sejumlah peserta hadir mengikuti hands on ini, mulai dari dokter gigi umum hingga mahasiswa kedokteran gigi, tercatat ada 14 peserta. Pada kesempatan ini dijelaskan oleh drg. Yosaphat mengenai teknik preparasi pasien, prosedur tindakan serta tindakan yang dilakukan pasca operasi.
Dokter gigi Yosaphat mengatakan bahwa sebelum melakukan tindakan operasi, harus dilakukan anestesi dahulu kepada pasien. Sedangkan anestesi sendiri memiliki 2 teknik yang dapat digunakan yaitu direct and Indirect. “Baik teknik direct maupun indirect memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Keduanya bisa dipakai tergantung operator mau menggunakan teknik yang mana.”
Dokter gigi Vania, salah satu peserta mengungkapkan terimakasihnya kepada drg. Yosaphat karena telaten menuntun tiap peserta sampai paham dalam melakukan OD. Menurutnya Hands on seperti ini sangat membantu dalam mengasah kemampuan praktek sehari-hari terutama bagi dokter gigi umum yang baru saja lulus. “Looking forward, untuk banyak Hands On yang dibawakan drg. Yosaphat atau dosen bedah mulut lainnya dari UGM.” pungkas drg. Vania.
Fakultas Kedokteran Gigi UGM sendiri sering mengadakan seminar, pelatihan maupun hands on melalui unit yang dibawahinya yaitu iDSDC.
Penulis: Dody | Foto: drg. Rifqie