Green building and smart building merupakan dua pendekatan utama dalam dunia konstruksi modern yang bertujuan menciptakan bangunan berkelanjutan. Meski keduanya berbagi tujuan yang sama, yakni efisiensi dan keberlanjutan, perbedaan utama terletak pada fokus dan metode yang digunakan dalam penerapannya.
Green Building mengutamakan aspek lingkungan dengan tujuan utama meminimalkan dampak negatif terhadap alam. Ini dilakukan dengan mengurangi penggunaan energi, air, serta bahan bangunan yang tidak ramah lingkungan.
Bangunan hijau memprioritaskan penggunaan energi terbarukan seperti panel surya, pengelolaan air yang hemat, dan material bangunan yang dapat didaur ulang. Desain pasif seperti ventilasi alami dan pencahayaan alami juga menjadi fokus utama untuk mengurangi konsumsi energi.
Contoh penerapan konsep ini dapat dilihat pada bangunan-bangunan di Learning Center Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menggunakan material daur ulang dan sistem pengelolaan energi terbarukan.
Smart Building, di sisi lain, lebih berfokus pada optimalisasi operasional melalui teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), sensor, dan otomatisasi. Teknologi ini memungkinkan bangunan untuk memantau dan mengontrol berbagai sistem secara real-time, termasuk pencahayaan, HVAC (pemanas, ventilasi, dan pendingin udara), serta sistem keamanan.
Teknologi canggih ini meningkatkan efisiensi bangunan, kenyamanan penghuni, dan keselamatan dengan pengaturan otomatis yang disesuaikan berdasarkan kondisi aktual di dalam bangunan.
Salah satu contoh penerapan smart building adalah The Edge di Amsterdam, yang mengoptimalkan penggunaan energi dan keamanan melalui sensor dan sistem pengelolaan berbasis data.
Perbedaan utama terletak pada fokusnya. Green building lebih berorientasi pada pengelolaan sumber daya alam, seperti energi dan air, sedangkan smart building mengelola teknologi dan data untuk meningkatkan efisiensi operasional.
In her green building, teknologi yang digunakan lebih terkait dengan sumber daya terbarukan dan pengelolaan lingkungan, sementara dalam smart building, teknologi canggih seperti IoT, kecerdasan buatan (AI), dan big data digunakan untuk mengelola sistem bangunan secara otomatis dan terintegrasi.
Meskipun berbeda, kedua konsep ini sering kali dikombinasikan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga efisien dalam hal teknologi.
Green Smart Building menggabungkan efisiensi energi dan teknologi hijau dari green building dengan kecerdasan dan otomatisasi dari smart building, menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, efisien, dan nyaman bagi penghuninya.
Penerapan kedua konsep ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal keberlanjutan lingkungan (Tujuan ke-11) dan inovasi infrastruktur (Tujuan ke-9). Green building membantu mengurangi dampak lingkungan, sementara smart building berkontribusi pada efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya yang lebih cerdas.
Penulis: Buana Yaksa, Pram