Para dokter gigi baru FKG UGM menerima pembekalan sebelum menjalani Program Internsip Dokter Gigi Indonesia. Pembekalan kali ini dipandu oleh Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes., Ph.D., yang memberikan arahan dan motivasi untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di dunia kerja (7/1).
Prof. drg. Tetiana memberikan pesan penting kepada para peserta. “Kalian harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan masyarakat di sana. Yang lebih penting adalah dapat membawa diri karena kalian akan membaur di lingkungan baru,” ucapnya. Ia juga mendorong para dokter gigi muda untuk tidak takut ditempatkan di daerah terpencil, perbatasan, atau kepulauan (DTPK), karena pengalaman tersebut akan menjadi bekal berharga.
Internsip dirancang berlangsung selama enam bulan, dengan pembagian tiga bulan di rumah sakit dan tiga bulan di puskesmas. Selama masa ini, dokter gigi baru akan didampingi mentor yang menilai kinerja mereka, termasuk pengetahuan klinis, keterampilan teknis, pelaksanaan program pokok puskesmas, serta manajemen pelayanan kesehatan.
Tahapan pemilihan wahana internsip dilakukan berdasarkan beberapa indikator, seperti provinsi domisili KK, provinsi FKG asal, rentang waktu kelulusan UKMP2DG, nilai UKMP2DG, dan jenis kelamin. Alokasi wahana dibagi menjadi 60% lokal, 20% regional, dan 20% nasional.
Seluruh peserta diwajibkan melaporkan kegiatan mereka melalui platform SIMPIDI 2.0 selama internsip berlangsung. Di akhir program, evaluasi kinerja dilakukan oleh dokter pendamping. Peserta yang menyelesaikan program akan mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR), yang menjadi syarat untuk praktik mandiri.
“Persiapkan mental dan keterampilan dengan baik. Selamat berkarya dan semoga sukses dalam perjalanan ini,” tutup Prof. drg. Tetiana. Dengan pembekalan ini, para dokter gigi baru diharapkan siap memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat, di mana pun mereka bertugas.
Author: Fajar Budi Harsakti
