Senin, 11 November 2024, Lab. Preklinik Gedung OECF mengadakan praktikum yang berfokus pada reduksi dislokasi mandibula. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa S1 Kedokteran Gigi, bersama dengan dosen pembimbing dan asisten praktikum. Praktikum ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang prinsip dasar dan teknik yang terlibat dalam reduksi dislokasi mandibula, suatu kondisi yang ditandai dengan pergerakan ke depan yang berlebihan dari kondilus, yang menyebabkan perpindahan dan terfiksasi akibat spasme otot.
Dislokasi mandibula merupakan masalah klinis yang signifikan yang dapat muncul akibat berbagai penyebab, termasuk trauma, menguap berlebihan, atau prosedur gigi. Kondisi ini terjadi ketika kondilus bergerak terlalu jauh ke depan, bergeser ke anterior eminensia permukaan artikular. Perpindahan ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan kesulitan membuka mulut, sehingga sangat penting bagi profesional gigi untuk terampil dalam menangani kasus-kasus seperti ini.
Praktikum dimulai dengan sesi teori di mana mahasiswa diperkenalkan pada anatomi sendi temporomandibular (TMJ) dan mekanisme dislokasi. Dosen menekankan pentingnya memahami anatomi yang mendasari untuk secara efektif melakukan teknik reduksi. Pengetahuan dasar ini sangat penting untuk memastikan bahwa mahasiswa dapat menerapkan keterampilan mereka dalam situasi klinis nyata.
Setelah mendapat pengantar teori, mahasiswa berpartisipasi dalam sesi pelatihan praktis. Mereka mempraktikkan berbagai teknik reduksi di bawah bimbingan instruktur berpengalaman. Teknik-teknik tersebut termasuk metode reduksi manual dan penerapan head sling pasca reduksi, yang penting untuk menstabilkan rahang setelah dislokasi diperbaiki.
Aspek praktis dari sesi ini memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan kepercayaan diri pada keterampilan mereka. Mereka bekerja berpasangan, bergantian melakukan teknik reduksi sambil menerima umpan balik konstruktif dari rekan-rekan dan instruktur. Lingkungan belajar kolaboratif ini mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang prosedur dalam mengelola dislokasi mandibula.
Selain keterampilan teknis, praktikum ini juga menyoroti pentingnya komunikasi dan perawatan pasien. Mahasiswa diingatkan bahwa mengelola rahang yang terkilir bukan hanya tentang prosedur teknis, tetapi juga tentang memastikan pasien merasa nyaman dan terinformasi sepanjang proses. Aspek perawatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-4 untuk memastikan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas.
Diakhir sesi, mahasiswa menyatakan apresiasi mereka atas kesempatan untuk terlibat dalam pengalaman belajar praktis seperti ini. Pelatihan langsung ini secara signifikan meningkatkan pemahaman mereka tentang dislokasi mandibula dan manajemennya. Praktikum ini tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan penting tetapi juga memperkuat pentingnya empati dan komunikasi dalam perawatan pasien.
Kegiatan ini merupakan bukti komitmen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM untuk memberikan pendidikan dan pelatihan berkualitas kepada calon professional gigi. Dengan menggabungkan pengalaman praktis ke dalam kurikulum, FKG UGM memastikan bahwa mahasiswa siap menghadapi tantangan praktik klinis.
Praktikum tentang reduksi dislokasi mandibula merupakan pengalaman pendidikan yang berharga bagi semua peserta. Hal ini karena dalam prosesnya menekankan pentingnya akses terhadap pendidikan di bidang kesehatan, sejalan dengan tujuan yang lebih luas untuk meningkatkan hasil kesehatan dan memastikan bahwa profesional masa depan dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan perawatan berkualitas.
Kontributor: Sri Pujiatun | Penulis: Al Haqi Insan Pratama