Search
Close this search box.

Berita

/

Berita Terbaru, SDG 17, SDG 3, SDG 9

ICIBEL 2024: Kolaborasi dalam Inovasi Biomedis dan Komersialisasi Produk Kesehatan

Konferensi Internasional ICIBEL (International Conference for Innovations in Biomedical Engineering and Life Sciences) 2024 yang diselenggarakan oleh University of Malaya (UM) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 22-23 September 2024 menjadi wadah penting untuk berbagi pengetahuan dalam bidang rekayasa biomedis dan inovasi produk kesehatan, serta berperan dalam mendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan.

Konferensi ini menghadirkan para pembicara dari negara-negara seperti  Kroasia, India, Polandia, Indonesia, Malaysia, Serbia, Turki, Perancis, Spanyol, dan Jerman, salah satu sesi yang menonjol adalah Forum Transfer Teknologi. Forum ini menghadirkan dua pakar ternama, Profesor Maria Pau Ginebra dari Universitat Politècnica de Catalunya (Spanyol) dan Profesor Nihal Engin Vrana dari INSERM, The University of Strasbourg (Prancis), yang juga merupakan direktur Spartha Medical.

Profesor Maria Pau Ginebra berbagi pengalamannya dalam mengembangkan dan mengkomersialisasikan semen kalsium fosfat sebagai substitusi tulang yang kini telah banyak digunakan oleh klinisi di Eropa. “Tentu saja kami menempuh jalan panjang untuk mencapai apa yang kita harapkan hingga saat ini, tetapi yang terpenting adalah kita memahami betul inovasi kita dan terus mengembangkannya,” ujar Profesor Maria. Ia juga menjelaskan bagaimana proses akuisisi perusahaannya oleh salah satu perusahaan besar Eropa memberikan pengaruh positif dalam distribusi teknologi tersebut.

Sementara itu, Profesor Nihal Engin Vrana memaparkan inovasi yang dikembangkan di The University of Strasbourg, yaitu pelapisan antibakteri untuk implan biomedis yang saat ini dikomersialisasikan melalui Spartha Medical. “Dalam kasus-kasus infeksi, regenerasi jaringan seringkali terhambat. Teknologi pelapisan antibakteri yang kami kembangkan didesain untuk mengatasi hal tersebut, dan kami menyediakan sediaan dalam bentuk semprotan (spray) yang mudah digunakan oleh klinisi,” jelas Profesor Engin.

Moderator forum, Dr. Ika Dewi Ana dari FKG UGM, menambahkan bahwa perjalanan panjang dalam menghilirkan produk alat kesehatan dan inovasi biomedis membutuhkan waktu, pemikiran, serta usaha yang konsisten. “Kita beruntung bisa belajar langsung dari pengalaman Profesor Maria dan Profesor Engin, yang saat ini juga bekerja bersama FKG-UGM dalam konsorsium BioTUNE,” ujarnya.

Forum Transfer Teknologi ini tidak hanya menjadi wadah pertukaran ilmu, tetapi juga berperan penting dalam mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Inovasi dalam substitusi tulang dan pelapisan antibakteri mendukung Tujuan 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), dengan memberikan solusi medis yang lebih efektif dan aman bagi pasien. 

Proses komersialisasi produk kesehatan ini juga berkontribusi pada Tujuan 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), mendorong perkembangan industri teknologi kesehatan yang berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi internasional antara universitas, perusahaan, dan komunitas medis mendukung Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), memperkuat jaringan global dalam inovasi teknologi kesehatan.

Penulis: Ika, Christia, Pram

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
13 November 2024

Bagaimana Cara Memilih Dental Floss yang Tepat?

11 November 2024

Peran Kandungan Xylitol dalam Mencegah Karies Gigi dan Inovasi Permen Karet Pengangkat Plak Gigi

9 November 2024

Kolaborasi UGM dalam Bakti Sosial untuk Kesehatan dan Keberlanjutan di PT Pagilaran

id_ID