Maloklusi, masalah gigi yang sering diabaikan
Maloklusi atau ketidakteraturan dalam susunan gigi dan rahang, sering kali dianggap sebagai masalah yang hanya perlu ditangani pada usia anak-anak atau remaja. Padahal, kondisi ini juga banyak dialami oleh orang dewasa dan memiliki dampak signifikan, baik dari segi estetika maupun kesehatan. Ketika dibiarkan, maloklusi dapat memengaruhi fungsi mengunyah, menyebabkan nyeri rahang, dan bahkan meningkatkan risiko gangguan sendi temporomandibular (TMJ). Penelitian drg. Josephine C Paula Heryumani Sulandjari, MS, Sp.Ort(K), dan Dr. drg. Dyah Karunia, Sp.Ort.(K), menunjukkan bahwa tingkat keparahan maloklusi berhubungan dengan status psikososial remaja di perkotaan dan pedesaan serta menyoroti dampak psikologis yang dapat berlanjut hingga dewasa.
Pilihan perawatan untuk orang dewasa
Meskipun banyak yang berpikir bahwa perawatan ortodonti hanya untuk anak-anak, teknologi modern memungkinkan orang dewasa mendapatkan solusi yang efektif untuk maloklusi. Behel transparan (clear aligner) menjadi salah satu opsi populer karena desainnya yang hampir tak terlihat, sementara behel konvensional tetap menjadi pilihan andal untuk kasus yang lebih kompleks. Konsultasi dengan ortodontis sangat penting untuk menentukan perawatan yang sesuai berdasarkan tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan pasien. Hal ini diperkuat dengan Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M.Kes., Sp.Ort.(K), dan drg. Wayan Ardhana, MS, Sp.Ort(K) yang meneliti faktor-faktor yang memengaruhi keputusan remaja untuk menjalani atau tidak menjalani perawatan ortodonti dengan maloklusi, dengan hasil yang dapat dikaitkan dengan aksesibilitas layanan kesehatan gigi, kesadaran perawatan, dan pengetahuan seputar perawatan ortodonti.
Peran perawatan yang menyeluruh
Mengatasi maloklusi tidak hanya sebatas perawatan ortodonti. Dalam beberapa kasus, kombinasi dengan prosedur lain seperti operasi rahang atau restorasi gigi diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Pendekatan holistik ini memastikan pasien mendapatkan fungsi mulut yang baik, kenyamanan saat berbicara dan makan, serta kepercayaan diri yang meningkat.
Mengapa penting mengatasi maloklusi di usia dewasa?
Masalah maloklusi yang dibiarkan tidak hanya berdampak pada kesehatan gigi dan mulut, tetapi juga dapat memengaruhi postur tubuh, kesehatan pencernaan, dan bahkan kualitas tidur. Menunda perawatan hanya akan memperburuk kondisi dan membuat proses koreksi menjadi lebih rumit di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang dewasa untuk tidak mengabaikan tanda-tanda maloklusi dan segera mencari perawatan profesional.
Langkah awal yang dapat dilakukan
Bagi mereka yang menyadari adanya masalah maloklusi, langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter gigi atau ortodontis. Pemeriksaan awal akan membantu mengidentifikasi penyebab dan dampak maloklusi, serta memberikan gambaran mengenai rencana perawatan yang dapat diambil. Dengan teknologi terkini dan berbagai metode yang tersedia, mengatasi maloklusi di usia dewasa bukan lagi hal yang mustahil.
***
Menghadapi masalah maloklusi mungkin terasa menantang, tetapi manfaat jangka panjang yang didapatkan jauh lebih berharga baik dari sisi kesehatan maupun kepercayaan diri. Hal ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tujuan ke-3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan dengan perawatan ortodonti yang tepat mendukung yang dapat meningkatkan kesehatan gigi dan kualitas hidup individu. Edukasi mengenai pentingnya perawatan maloklusi sejalan dengan tujuan ke-4 Pendidikan Berkualitas karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan gigi sejak dini dapat mencegah masalah yang lebih kompleks di masa depan. Selain itu, dengan meningkatnya kepercayaan diri dan kenyamanan berbicara di lingkungan profesional, perawatan ini juga berkontribusi pada tujuan ke-8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi yang memungkinkan individu untuk lebih percaya diri dalam dunia kerja dan meningkatkan produktivitas mereka. Maka jangan ragu untuk mengambil langkah pertama menuju senyuman yang sehat dan harmonis.
Referensi
drg. Josephine C Paula Heryumani Sulandjari, MS, Sp.Ort(K), Dr. drg. Dyah Karunia, Sp.Ort.(K), Hubungan Antara Tingkat Keparahan Maloklusi dengan Status Psikososial Remaja di Perkotaan dan Pedesaan (Kajian pada remaja SMA di daerah Sleman, Yogyakarta), https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/82425
Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti., M.Kes., Sp.Ort.(K), drg. Wayan Ardhana, MS, Sp.Ort(K), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dilakukan atau Tidak Dilakukannya Perawatan Ortodonti Pada Remaja Usia 15-18 Tahun dengan Maloklusi Sedang Sampai Parah (Kajian di SMA 1 Mlati, SMA 1 Sayegan dan SMA 1 Ngaglik), https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/111651
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik