Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang sehat berperan penting dalam mendukung kemampuan seseorang untuk berbicara, mengunyah, hingga berinteraksi sosial secara nyaman. Sebaliknya, masalah pada rongga mulut bisa menurunkan kualitas hidup seseorang. Dengan kesadaran akan pentingnya hal tersebut, Fakultas Kedokteran Gigi UGM menggelar kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemeriksaan gigi gratis bagi warga sekitar kawasan Kebun Teh Pagilaran, Kabupaten Batang pada Rabu, 22 Mei 2025.
Pemeriksaan dan edukasi dilakukan oleh dokter gigi spesialis, termasuk para residen yang sedang menempuh pendidikan spesialis. Salah satunya adalah drg. Arvin Wijaya, residen dari dari konservasi gigi. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar kasus yang ditemukan cukup kompleks dan tidak bisa ditangani langsung di lokasi. “Alat yang kami bawa hanya untuk kasus ringan. Untuk kondisi yang lebih berat seperti infeksi atau kerusakan jaringan dalam, pasien kami rujuk ke puskesmas terdekat,” terang drg. Arvin. Segala tindakan yang dilakukan oleh residen tentunya mendapat pengawasan oleh dokter gigi spesialis.
Selain pemeriksaan, pasien juga mendapat edukasi penting mengenai perawatan gigi berlubang. Banyak masyarakat masih mengira bahwa gigi berlubang selalu harus dicabut. Padahal, jika ditangani dengan tepat, gigi tersebut masih bisa dipertahankan. “Kami tadi juga sempat edukasi pasien bahwa tidak semua gigi berlubang harus dicabut. Banyak kondisi yang sebenarnya masih bisa diselamatkan,” tambah drg. Arvin.
Lebih lanjut, drg. Arvin Wijaya menjelaskan bahwa ada dua prosedur utama yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan gigi berlubang agar tidak perlu dicabut. Pertama, perawatan saluran akar (root canal treatment), yaitu prosedur membersihkan dan menghilangkan jaringan saraf yang terinfeksi di dalam gigi, kemudian menutupnya dengan bahan khusus agar gigi tetap kuat dan berfungsi normal. Prosedur ini biasanya dilakukan jika lubang sudah cukup dalam hingga mencapai saraf gigi.
Kedua, penambalan gigi, yang dilakukan pada lubang gigi yang masih kecil atau sedang dengan membersihkan bagian yang rusak, lalu menutupnya menggunakan bahan tambalan khusus. Penambalan ini bertujuan mencegah kerusakan lebih lanjut dan mempertahankan fungsi alami gigi. Dengan dua prosedur ini, banyak gigi berlubang yang masih bisa diselamatkan dan tetap sehat.
Sementara itu, Waryanto Hadi selaku koordinator kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini mendapatkan sambutan yang sangat positif dari masyarakat sekitar. Ia menjelaskan bahwa sebanyak 65 warga sangat antusias mengikuti pemeriksaan gigi gratis ini, bahkan beberapa di antaranya datang lebih awal sebelum kegiatan dimulai. “Masyarakat di sini merasa sangat terbantu dengan kehadiran tim dari FKG UGM. Banyak dari mereka yang selama ini belum pernah melakukan pemeriksaan gigi karena keterbatasan akses dan biaya. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya mendapatkan layanan pemeriksaan, tetapi juga edukasi penting tentang bagaimana merawat kesehatan gigi dan mulut dengan benar,” ungkapnya.
Penulis: Fajar Budi Harsakti
Kontributor: Ahmad Muttaqin