Search
Close this search box.

Berita

/

Artikel, Berita Terbaru, SDG 12, SDG 3

Mengatasi Bau Mulut dengan Pola Makan Sehat

Bau mulut atau halitosis merupakan masalah umum yang sering kali dapat memengaruhi kepercayaan diri seseorang. Meskipun kebersihan mulut merupakan faktor penting dalam mencegah bau mulut, namun pola makan juga mempunyai peran yang tidak kalah penting. Dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat, kita dapat membantu mengatasi masalah bau mulut secara efektif. Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana pemilihan makanan yang tepat dapat membantu mengurangi bau mulut dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi bau mulut yaitu dengan meningkatkan asupan makanan yang kaya akan nutrisi dan menghindari makanan yang dapat memperburuk kondisi tersebut. Sayuran, terutama sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, mengandung klorofil yang bertindak sebagai pembersih alami. Buah-buahan segar, seperti apel dan pir, memiliki kadar air yang tinggi, dapat membantu membersihkan gigi dan menjaga kelembapan mulut. Dengan menerapkan pola makan yang lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, tidak hanya mendukung kesehatan gigi tetapi juga berkontribusi pada kebersihan mulut yang lebih baik.

Penelitian menunjukkan bahwa perilaku kebersihan mulut memiliki hubungan erat dengan pengetahuan seseorang tentang halitosis. Menurut Prof. Dr. drg. Regina TC. Tandelilin, M.Sc., dalam penelitiannya Hubungan antara Pengetahuan terkait Halitosis terhadap Perilaku Kebersihan Oral pada Siswa Usia 15-18 Tahun di SMA N 1 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tingkat kesadaran tentang halitosis dapat memengaruhi bagaimana seseorang menjaga kebersihan mulut dan pola makan yang sehat.

Di sisi lain, terdapat beberapa jenis makanan dan minuman dapat memicu bau mulut. Makanan pedas, bawang putih, dan bawang merah dikenal dapat meninggalkan aroma yang tidak sedap di mulut. Begitu juga dengan minuman berkafein dan alkohol yang dapat menyebabkan mulut kering, hal ini dapat memperburuk kondisi bau mulut. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan dan minuman ini dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat dapat membantu mengurangi gejala bau mulut secara signifikan.

Makanan yang mengandung probiotik seperti yogurt, kefir, dan kimchi juga dapat membantu memelihara kesehatan mulut. Kandungan probiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di dalam mulut dan pencernaan, sangat penting untuk menjaga keseimbangan mikrobiota. Probiotik dapat membantu mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut. Dengan menambahkan sumber probiotik ke dalam pola makan sehari-hari dapat menjadi strategi efektif untuk menjaga napas tetap segar. Dalam konteks ini, efektivitas bahan herbal sebagai agen antibakteri juga mendapat perhatian. Drg. Aryan Morita, M.Sc., Ph.D., dalam penelitiannya Efektivitas Obat Kumur Herbal Berbahan Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn) sebagai Agen Antibakteri, menunjukkan bahwa bahan alami tertentu mampu mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut, seperti Streptococcus mutans.

Salah satu hal yang tidak kalah penting yaitu memastikan asupan air yang cukup. Dehidrasi dapat menyebabkan mulut kering, yang dapat memperburuk bau mulut karena kurangnya saliva untuk membersihkan makanan dan bakteri. Dengan meningkatkan konsumsi air, kita dapat menjaga kelembapan mulut dan mendukung produksi saliva, yang pada gilirannya membantu memerangi bau tidak sedap. Membuat kebiasaan minum air secara teratur sepanjang hari dapat membawa perbedaan besar dalam kesehatan mulut.

Mengatasi bau mulut dengan mengubah pola makan sehat bukan hanya tentang makanan yang kita konsumsi, tetapi juga bagaimana menjaga kebiasaan baik. Dengan menambahkan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan makanan probiotik ke dalam diet, serta meminimalkan konsumsi makanan penyebab bau, kita bisa menciptakan perubahan positif yang berdampak pada kesehatan mulut. Selain itu, menjaga kecukupan cairan dapat berkontribusi pada napas yang segar. Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita dapat menjalani kehidupan dengan senyuman percaya diri dan napas yang lebih segar. Selain itu juga turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tujuan ke-3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan dan tujuan ke-12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Referensi
Prof. Dr. drg. Regina TC.Tandelilin, M.Sc., Hubungan antara Pengetahuan terkait Halitosis terhadap Perilaku Kebersihan Oral pada Siswa Usia 15-18 Tahun di SMA N 1 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/233851
drg. Aryan Morita, M.Sc., Ph.D., Efektivitas Obat Kumur Herbal Berbahan Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn) Sebagai Agen Antibakteri (Kajian Terhadap Biofilm Streptococcus mutans), https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/216603

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Editor: Shinta | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
11 Januari 2025

Mengapa Penting untuk Mencabut Gigi Bungsu yang Tumbuh Tidak Normal?

9 Januari 2025

Sinergi untuk Kesehatan Mental: Studi Banding HPU Senyum FKG UGM ke Fakultas Biologi UGM

8 Januari 2025

Perpustakaan Digital FKG UGM

id_ID