Yogyakarta – Meningkatnya kasus gondongan sejak Agustus hingga November 2024 memicu kewaspadaan di kalangan otoritas kesehatan dan masyarakat Yogyakarta. Laporan dari sejumlah puskesmas di kota ini mengindikasikan lonjakan kasus yang bermula di lingkungan sekolah dan meluas hingga Kabupaten Sleman dan Bantul.
Gondongan, penyakit yang disebabkan oleh infeksi paramyxovirus, menyerang kelenjar air liur dan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis, demam tinggi, mulut kering, serta nyeri saat mengunyah.
Penyebaran virus ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita, termasuk batuk, bersin, atau menyentuh benda yang terkontaminasi tanpa mencuci tangan. Gejala biasanya muncul dalam kurun waktu 12 hingga 25 hari setelah paparan.
Wabah awal dilaporkan di sekolah-sekolah, di mana anak-anak menunjukkan gejala seperti demam tinggi dan leher bengkak. Penyebaran ini menjadi lebih luas akibat rendahnya tingkat vaksinasi MMR (campak, gondongan, rubella), yang efektif mencegah infeksi gondongan. Mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah lebih rentan terkena penyakit ini.
Langkah Pencegahan dan Penanganan
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, pemerintah dan sekolah telah mengintensifkan edukasi kesehatan, terutama terkait kebiasaan mencuci tangan, etika batuk, dan perlunya vaksinasi. Akses terhadap vaksin MMR ditekankan sebagai bagian dari implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas), memastikan masyarakat memahami pentingnya kesehatan preventif sejak dini.
Masyarakat juga dianjurkan menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, termasuk konsumsi vitamin, menjaga hidrasi, serta istirahat cukup. Jika gejala gondongan semakin parah atau disertai nyeri hebat, segera mengunjungi fasilitas kesehatan adalah langkah yang dianjurkan.
Pendidikan dan Kesehatan sebagai Kunci Penanggulangan
Wabah ini menyoroti pentingnya peran sekolah dan lembaga pendidikan dalam penyebaran informasi kesehatan. Dengan mendidik siswa tentang pencegahan penyakit dan kebersihan, komunitas dapat lebih siap menghadapi ancaman kesehatan. Upaya ini tidak hanya melindungi individu dari gondongan, tetapi juga memperkuat ketahanan masyarakat secara keseluruhan.
Saat ini, otoritas kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas cakupan vaksinasi, memantau kasus, dan menyebarluaskan panduan pencegahan. Kolaborasi ini diharapkan mampu mengendalikan penyebaran virus dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh masyarakat Yogyakarta.
Sebagai bagian dari SDGs tujuan ke-4, kesadaran akan pentingnya pendidikan tentang kesehatan menjadi prioritas dalam membangun komunitas yang tangguh menghadapi tantangan kesehatan. Dengan sinergi berbagai pihak, langkah preventif dan responsif terhadap wabah gondongan dapat terus ditingkatkan demi kesejahteraan bersama.
Penulis: Firda Cahya & Pram