Kesehatan mental menjadi isu penting di kalangan mahasiswa, terutama ketika tekanan akademis dan sosial saling bersinggungan. Memahami pentingnya menjaga kesehatan mental, mahasiswa dapat menemukan strategi yang lebih efektif dalam mengelola stres.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) yang tergabung dalam Ambassador Health Promoting University mengikuti kegiatan “Dari-Oleh-Untuk Ambassador HPU” yang bertempat di Auditorium Kresna, Lantai 5 Rumah Sakit Akademik UGM pada Kamis (3/10/2024).
Pada kegiatan ini, peserta diberi pemahaman mendalam tentang berbagai isu kesehatan mental termasuk tanda-tanda awal gangguan mental, cara merespons teman yang mungkin mengalami masalah tersebut, serta informasi tentang pencegahan bunuh diri. Peserta juga diberikan penjelasan mengenai alur layanan kesehatan mental yang tersedia di lingkungan kampus bagi mereka yang membutuhkan bantuan.
Kegiatan ini dirancang untuk mengurangi stigma terkait kesehatan mental di kalangan mahasiswa, menekankan pentingnya keterbukaan dan non-diskriminasi dalam membahas isu ini.
Menurut Firda Cahya, Anggota Promosi Kesehatan FKG UGM, “Kesehatan mental bukan lagi mimpi buruk yang harus kita hindari untuk dibicarakan. Justru, dengan mengutarakan masalah kesehatan mental kepada ahli, kita dapat menemukan solusi yang tepat.”
Sepanjang acara, ditekankan bahwa setiap orang berhak mendapatkan akses terhadap edukasi dan layanan kesehatan mental, tanpa memandang latar belakang. Dengan pendekatan yang inklusif, kegiatan ini mengajak mahasiswa untuk tidak ragu mencari bantuan, baik untuk diri sendiri maupun untuk teman yang membutuhkan.
Salah satu topik yang paling mendesak adalah terkait pencegahan bunuh diri. Peserta mendapatkan edukasi tentang cara mengenali tanda-tanda peringatan pada individu yang berisiko.
Hal ini penting mengingat angka kematian akibat bunuh diri di kalangan dewasa muda yang terus meningkat. Pihak RSA UGM turut membagikan informasi praktis tentang bagaimana mahasiswa bisa mengakses layanan kesehatan mental di kampus, serta memastikan bahwa proses tersebut mudah dan tidak rumit.
“Mahasiswa sering merasa takut atau malu untuk mengakui bahwa mereka mengalami masalah kesehatan mental,” jelas seorang pembicara dari RSA UGM.
“Padahal, intervensi dini sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan adanya layanan kesehatan mental yang tersedia di kampus, kami berharap lebih banyak mahasiswa yang akan mencari bantuan,” tambahnya.
Acara ini tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi, tetapi juga memotivasi peserta untuk menjadi bagian dari perubahan. Para Ambassador HPU berkomitmen untuk terus menyebarkan kesadaran dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Mereka percaya bahwa melalui pendidikan dan advokasi, stigma yang melekat pada kesehatan mental dapat dihilangkan.
Selepas dari kegiatan ini, para peserta diminta untuk memberikan pengetahuan yang mereka dapatkan ke komunitas mereka masing-masing. Harapannya, para ambasdor HPU ini dapat menjadi agen perubahan yang mendorong teman-teman mereka untuk lebih peduli dan terbuka terhadap masalah kesehatan mental.
Kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tujuan ke-3 Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik dan tujuan ke-4 Pendidikan Berkualitas.
Kontributor: Ambasador HPU FKG UGM | Penulis: Firda Cahya, Pram
Foto: Freepik