Penyakit gusi (gingiva) atau periodontitis merupakan masalah kesehatan mulut yang umum dan membutuhkan perhatian khusus. Dalam upaya mencari solusi yang lebih aman dan alami, para peneliti di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mulai mengeksplorasi potensi bahan-bahan alam.
Salah satu yang kini mendapat sorotan adalah propolis, produk alami dari lebah madu yang memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi.
Prof. drg. Suryono, SH., MM., Ph.D, dari Departemen Periodonsia FKG UGM, telah melakukan penelitian mendalam mengenai efektivitas propolis dalam meredakan inflamasi gusi, terutama pada kasus gingivitis dan periodontitis.
“Propolis mengandung flavonoid yang efektif melawan bakteri penyebab penyakit periodontal,” ujar Prof. Suryono dalam penelitiannya. Ia menambahkan bahwa penelitian ini membuka peluang bagi pengembangan terapi berbasis bahan alam yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Penelitian yang didanai oleh hibah Matching Fund Kedaireka 2023 ini telah menunjukkan bahwa penggunaan propolis secara signifikan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen dan mengurangi gejala seperti pembengkakan dan perdarahan pada gusi.
“Dengan sifat antimikrobanya, propolis mampu mempercepat proses penyembuhan gusi,” ungkap Prof. Suryono dalam sebuah wawancara.
Lebih lanjut, penelitian ini tidak hanya berhenti pada kajian akademis, tetapi juga telah diimplementasikan ke dalam produk-produk kesehatan mulut.
Bersama timnya, Prof. Suryono meluncurkan pasta gigi “Prospasdent” dan gel propolis “Propagel” yang dirancang untuk membantu meredakan peradangan gusi dan menjaga kesehatan periodontal secara menyeluruh.
Keberhasilan penelitian ini sejalan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya pada Tujuan 3 (Kesehatan yang Baik), Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas), Tujuan 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dan Tujuan 17 (Kemitraan untuk Tujuan).
Penemuan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat luas, sekaligus menjadi langkah maju dalam dunia riset yang mendukung pengembangan terapi alami dan berkelanjutan.
Riset ini membawa harapan baru bagi masyarakat yang mencari alternatif perawatan kesehatan mulut yang alami dan aman.
Penggunaan propolis sebagai bahan dasar dalam pengobatan periodontitis tidak hanya menawarkan solusi yang lebih holistik, tetapi juga mendukung pengembangan terapi yang lebih ramah lingkungan dan inovatif di masa depan.
“Ke depannya, kami berharap propolis dapat menjadi alternatif utama dalam perawatan penyakit gusi yang lebih alami,” tutup Prof. Suryono.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut, dapat mengakses presentasi Prof. Suryono di PROPAGEL – Gel Pencegah Radang Gusi/Gingiva | Ketua Peneliti: Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D. atau membaca publikasi internasional beliau di Potential of 10% propolis-based toothpaste on the inhibition of biofilm-forming bacteria growth in vitro.
Penulis: drg. Rezmelia Sari, MSc., Sp.Perio., SubSp. R.P.I.D (K)., Pram