Periodontitis merupakan penyakit inflamasi kronis yang memengaruhi jaringan pendukung gigi, termasuk gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Penyakit ini terutama disebabkan oleh infeksi bakteri patogen yang memicu respons imun berlebihan, mengakibatkan destruksi jaringan pendukung gigi.
Dalam upaya mengendalikan peradangan, terapi konvensional seperti scaling dan root planing (SRP) sering kali dikombinasikan dengan terapi farmakologis. Namun, penggunaan obat anti-inflamasi sistemik memiliki keterbatasan, antara lain efek samping gastrointestinal dan distribusi obat yang tidak terfokus pada area terinfeksi. Oleh karena itu, terapi anti-inflamasi lokal menjadi pilihan yang menjanjikan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan periodontitis.
Prinsip Terapi Anti-Inflamasi Lokal
Terapi anti-inflamasi lokal bertujuan untuk menghantarkan obat langsung ke area periodontal yang terinfeksi, dengan konsentrasi terapeutik tinggi namun efek samping minimal.
Beberapa bentuk terapi lokal yang umum digunakan meliputi:
- Gel atau salep anti-inflamasi, seperti metronidazole, doxycycline, atau chlorhexidine.
- Microspheres dan nanofiber berbasis polimer biodegradable, yang berfungsi sebagai sistem penghantaran obat dengan pelepasan bertahap.
- Irigasi subgingiva menggunakan larutan antiseptik atau agen anti-inflamasi.
Pendekatan lokal ini memastikan konsentrasi obat tinggi di sulkus gingiva, memperpanjang waktu paparan obat terhadap bakteri, dan mempercepat proses penyembuhan jaringan.
Peran Nanoteknologi dalam Terapi Lokal
Kemajuan teknologi bahan dan farmasi membuka peluang penggunaan nanoteknologi untuk meningkatkan efektivitas terapi lokal periodontitis. Salah satu pendekatan inovatif adalah pemanfaatan nanofiber berbasis polimer yang dapat mengontrol laju pelepasan obat anti-inflamasi secara berkelanjutan.
Penelitian oleh mahasiswa FKG UGM, Dian Widiyaningrum dengan bimbingan Dr. drg.Dahlia Herawati, SU., Sp.Perio(K) dan Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU., SpPerio(K) berjudul “Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) pada Polimer Kitosan-PVA terhadap Drug Release Nanofiber” memberikan kontribusi penting dalam pengembangan sistem penghantaran obat berbasis biomaterial.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun kelor, yang mengandung senyawa flavonoid dan polifenol dengan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi, dapat memengaruhi karakteristik drug release dari nanofiber kitosan-PVA. Sistem ini berpotensi menjadi carrier lokal untuk terapi anti-inflamasi di area periodontal, karena:
- Meningkatkan bioavailabilitas obat di jaringan target.
- Mengurangi frekuensi aplikasi obat.
- Menjaga stabilitas zat aktif dalam lingkungan oral yang kompleks.
Dengan demikian, penggunaan bahan alam seperti ekstrak kelor dalam sistem nanofiber berpotensi menjadi alternatif alami dan biokompatibel untuk terapi anti-inflamasi lokal periodontitis.
Keunggulan Terapi Lokal Berbasis Biomaterial
Pendekatan biomaterial dalam terapi periodontitis membawa sejumlah keunggulan:
- Spesifisitas lokasi: Obat bekerja langsung di kantong periodontal.
- Minim efek samping sistemik: Obat tidak tersebar luas ke seluruh tubuh.
- Pelepasan obat terkontrol: Obat dilepaskan perlahan dalam jangka waktu tertentu, menjaga efektivitasnya.
- Dukungan regenerasi jaringan: Beberapa biomaterial, seperti kitosan dan PVA, memiliki sifat bioaktif yang dapat mempercepat regenerasi jaringan periodontal.
Kombinasi antara bahan alami (fitokimia) dan platform polimer modern menjadi inovasi menarik untuk menghasilkan terapi yang efektif, aman, dan ramah lingkungan.
Implikasi Klinis
Dalam praktik kedokteran gigi, penerapan terapi anti-inflamasi lokal dapat dilakukan bersamaan dengan prosedur SRP atau setelah terapi mekanik. Produk berbasis nanofiber, gel, atau patch lokal dapat diaplikasikan ke dalam kantong periodontal untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi inflamasi.
Selain itu, pengembangan bahan seperti ekstrak daun kelor dalam matriks kitosan-PVA dapat menjadi solusi yang lebih berkelanjutan, karena memanfaatkan sumber daya alam yang mudah diperoleh dan bersifat biokompatibel.
***
Terapi anti-inflamasi lokal merupakan inovasi penting dalam pengobatan periodontitis yang berfokus pada efektivitas lokal, keamanan, dan efisiensi penyembuhan. Penelitian mengenai ekstrak daun kelor dalam sistem nanofiber kitosan-PVA menunjukkan potensi besar dalam mengembangkan sistem penghantaran obat lokal yang terkontrol dan biokompatibel. Pendekatan ini tidak hanya berkontribusi pada keberhasilan terapi periodontitis, tetapi juga mendukung pengembangan bahan biomaterial alami yang berkelanjutan dalam bidang kedokteran gigi.
Integrasi terapi anti-inflamasi lokal berbasis biomaterial alami seperti ekstrak daun kelor dalam matriks polimer kitosan-PVA merupakan langkah menuju perawatan periodontitis yang lebih efektif, aman, dan berkelanjutan.
Inovasi ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap kesehatan mulut, tetapi juga mendukung visi pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan teknologi biomedis yang ramah lingkungan.
Referensi
DIAN WIDIYANINGRUM, Dr. drg.Dahlia Herawati, SU., Sp.Perio(K); Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU., SpPerio(K), PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA Lam.) PADA POLIMER KITOSAN-PVA TERHADAP DRUG RELEASE NANOFIBER, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/128027
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik