Infeksi pada gigi permanen yang immature (akar belum sepenuhnya berkembang) dan non-vital merupakan tantangan besar di bidang endodontik. Kondisi ini seringkali disertai kelemahan dinding akar, risiko patah akar, kehilangan panjang akar, dan kapasitas regeneratif yang terbatas. Untuk mengatasi tantangan tersebut, perawatan endodontik regeneratif (Regenerative Endodontic Treatment, RET) dikembangkan sebagai teknik yang tidak hanya mengeliminasi infeksi tetapi juga merangsang pertumbuhan akar lebih lanjut dan penyembuhan jaringan periapikal.
Salah satu review naratif yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Intan Fatimatuzzahra dengan bimbingan Dr. drg. Ema Mulyawati, M.S., Sp.KG(K) dan drg. Tri Endra Untara, M.Kes, Sp.KG(K) yang berjudul , “Perbandingan Penggunaan Blood Clot, Platelet-rich Plasma (PRP), dan Platelet-rich Fibrin (PRF)”, menelaah kelebihan dan kekurangan dari tiga pendekatan regeneratif ini pada kasus gigi permanen imatur non-vital.
Pendekatan Regeneratif: Blood Clot, PRP, dan PRF
Dalam terapi regeneratif, beberapa metode digunakan untuk memicu regenerasi (pertumbuhan jaringan, pembentukan akar) dan menyuplai elemen biologis yang mendukung penyembuhan:
| Metode | Mekanisme Utama | Kelebihan | Kekurangan |
|---|---|---|---|
| Blood Clot (beaukan darah) | Menggunakan tapak darah yang terbentuk setelah induced bleeding dari akar; clot menyediakan scaffold, sel vaskular, dan faktor pertumbuhan alami. | Biaya rendah, prosedur sederhana, tidak memerlukan bahan tambahan | Waktu pertumbuhan akar mungkin lebih lama; penutupan apeks (apex closure) kurang konsisten dibanding PRP/PRF; kontrol variabilitas clot sulit |
| Platelet-Rich Plasma (PRP) | Plasma darah yang diperkaya platelet, sumber growth factors seperti PDGF, TGF-β, dan lain-lain; membantu mempercepat regenerasi jaringan | Mempercepat penutupan apeks; kemungkinan penyembuhan lebih cepat; tambahan faktor pertumbuhan | Prosedur lebih kompleks, memerlukan persiapan yang lebih teliti; mungkin agak mahal; variabilitas kualitas bahan |
| Platelet-Rich Fibrin (PRF) | Konsentrat platelet generasi baru yang membentuk matriks fibrin tiga dimensi, sustained release growth factors | Potensi baik dalam menutup apeks, lebih stabil scaffold; tidak memerlukan antikoagulan; lebih “alami” dalam bentuk fibrin matrix yang melekat lebih lama | Teknik preparasi beragam; densitas dan kekuatan scaffold bisa bervariasi; kebutuhan klinis jangka panjang masih perlu banyak penelitian |
Hasil Perbandingan & Indikasi Klinis
Berdasarkan review naratif yang dikutip:
- Meski semua metode Blood Clot, PRP dan PRF menunjukkan keberhasilan dalam merangsang pertumbuhan akar dan penyembuhan jaringan periapikal, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan di sebagian besar outcome kecuali pada penutupan apeks.
- PRP dan PRF menunjukkan keberhasilan lebih tinggi dalam hal penutupan apeks dibanding blood clot.
- Indikasi penggunaan masing-masing tergantung kondisi klinis: misal seberapa jauh perkembangan akar, ketersediaan jaringan periapikal, kemampuan pasien untuk mengikuti prosedur, serta sumber daya laboratorium/klinik.
Teknik Praktis dalam Manajemen Kasus Infeksi Kompleks
Berikut beberapa strategi teknik endodontik yang dapat dipertimbangkan ketika menangani gigi permanen imatur non-vital / infeksi kompleks:
- Eliminasi Infeksi yang Optimal
- Penggunaan irrigasi (contoh: NaOCl, EDTA) dan disinfektan yang sesuai.
- Pembersihan kanal secara menyeluruh dan penggunaan obat intra-kanal (contoh kalsium hidroksida) sebelum regenerative procedure.
- Induksi Darah / Scaffold yang Biologis
- Induksi bleeding untuk menghasilkan blood clot sebagai scaffold.
- Alternatif atau tambahan dengan PRP / PRF jika tersedia, untuk mempercepat dan memperbaiki regenerasi, terutama penutupan apeks.
- Isi / Proteksi Koronal
- Penutupan atas yang baik dengan material restoratif yang kedap agar tidak terjadi kontaminasi kembali.
- Pastikan restorasi koronal stabil, bebas mikroleakage.
- Monitoring Jangka Panjang
- Radiograf periapikal dan klinis untuk melihat pertumbuhan akar, penutupan apeks, dan penyembuhan jaringan apikal.
- Evaluasi sensitivitas, kemungkinan komplikasi seperti resorpsi akar atau kalkifikasi kanal.
- Pemilihan Protokol Berdasarkan Alat & Sumber Biologis
- Gunakan PRF/PRP bila tersedia dan bila fasilitas mendukung, terutama bila penutupan apeks diutamakan.
- Blood clot tetap menjadi opsi yang valid bila sumber daya terbatas (karena sederhana dan efektif).
***
Teknik endodontik regeneratif (RET) menawarkan harapan baru bagi gigi permanen imatur non-vital dan infeksi kompleks. Berdasarkan review naratif dari UGM tentang perbandingan Blood Clot, PRP, dan PRF, ketiga metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. PRP dan PRF menunjukkan keunggulan dalam penutupan apeks, meskipun dalam banyak aspek lainnya hasilnya tidak begitu berbeda signifikan dibanding blood clot. Pemilihan metode harus mempertimbangkan kondisi klinis, ketersediaan fasilitas, dan tujuan terapi (misalnya penutupan apeks) agar hasil optimal dalam melaksanakan restorasi endodontik yang kompleks.
Referensi
INTAN FATIMATUZZAHRA, Dr. drg. Ema Mulyawati, M.S., Sp.KG(K); drg. Tri Endra Untara, M.Kes, Sp.KG(K), Perbandingan Penggunaan Blood Clot, Platelet-rich Plasma (PRP), dan Platelet-rich Fibrin (PRF) terhadap Regenerative Endodontic Treatment pada Gigi Permanen Imatur Non Vital (Narrative Review), https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian_downloadfiles/648780
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik