Sealant gigi—yang diterapkan pada celah dan fisura gigi untuk mencegah karies—telah berkembang pesat. Sealant generasi baru kini menggabungkan sifat bioaktif dengan kekuatan mekanik optimal, sehingga dikenal sebagai sealant modern. Artikel ini menyajikan tinjauan sistematik terhadap sifat biomekanik dan bioaktif sealant modern, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan aplikasinya.
Sealant Bioaktif dan Sifat Biomekanik Dasar
Sealant bioaktif adalah sealant yang tidak hanya membentuk penghalang fisik, tetapi juga melepaskan ion (seperti fluor, kalsium, fosfat) yang membantu remineralisasi gigi dan menekan pembentukan karies. Sementara itu, sifat biomekaniknya—seperti viskositas, daya retensi, dan daya tahan terhadap abrasi—sangat menentukan efektivitas jangka panjang.
Studi menunjukkan bahwa:
- Sealant bioaktif mempertahankan daya retensi dan efektivitas pencegahan karies yang lebih baik dibanding sealant konvensional (glass ionomer).
- Formulasi sealant dengan komposisi bioaktif glass (misalnya 65% bioactive glass + nanosilika) menunjukkan properti mekanik optimal dan potensi ion release terbaik.
- Sealant modern bertujuan menjaga mekanik serta mendukung pencegahan karies melalui sifat bioaktifnya.
Faktor Keberhasilan Aplikasi Clinical
Menurut penelitian yang dikerjakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Almujadi, dengan bimbingan Drg. Sri Widiati, MPH. terkait keberhasilan aplikasi fissure sealant oleh mahasiswa, ditemukan bahwa peningkatan pengetahuan, keterampilan, peran guru atau pembimbing klinik, sikap dan motivasi akan meningkatkan keberhasilan aplikasi fissure sealant. Faktor keterampilan memberikan kontribusi pengaruh terbesar terhadap keberhasilan aplikasi fissure sealant di klinik. Artinya, aspek klinis dan manusiawi—seperti kompetensi operator—juga krusial dalam optimalisasi hasil biomekanik sealant modern, tidak hanya sifat material.
Tantangan dan Implikasi Masa Depan
- Degradasi Mekanik: Sealant harus tahan terhadap tekanan kunyah dan abrasi selama bertahun-tahun—tantangan utama desain material.
- Kontrol Penerapan: Kontaminasi (misalnya air atau saliva) dapat mengurangi adhesi sealant dengan enamel dan menurunkan retensi.
- Biokompatibilitas dan Ion Release: Formulasi sealant bioaktif harus seimbang; mekanik kuat dan kemampuan melepaskan ion juga tinggi.
Aspek | Temuan Utama |
Bioaktif (Ion Release) | Sealant mampu melepaskan ion remineralisasi (fluor, kalsium, fosfat) yang mendukung regenerasi enamel |
Biomekanik (Retensi & Daya Tahan) | Sealant modern menunjukkan retensi dan daya tahan superior dibanding sealant tradisional |
Faktor Aplikasi Klinis | Kompetensi operator (keterampilan, bimbingan, motivasi) signifikan memengaruhi hasil akhirnya |
Tantangan Praktis | Sensitivitas teknik aplikasi, kemungkinan kontaminasi, dan kebutuhan balancing sifat material |
***
Sealant modern yang bersifat bioaktif merupakan inovasi penting dalam pencegahan karies—menggabungkan fungsi mekanik dan biologi melalui retensi optimal dan kemampuan remineralisasi. Namun, keberhasilan jangka panjang sangat tergantung bukan hanya pada material, tetapi juga faktor klinis seperti teknik aplikasi dan kompetensi operator.
Referensi
Almujadi, Drg. Sri Widiati, MPH., Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Mahasiswa Dalam Aplikasi Liaksi Fissure Sealant Di Klinik Jurusan Kesehatan Gigi Politik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/56510
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik