Berita

/

Berita Terbaru

Sepotong Kisah Rieza Menempuh Studi Doktor di FKG UGM

FKG UGM memiliki reputasi kuat dalam penelitian multidisipliner, termasuk bidang kesehatan gigi masyarakat, kedokteran gigi anak dan teknik desain industri. Rieza merasa pendekatan ilmiahnya seimbang kuat secara teoritis tapi terbuka terhadap inovasi teknologi terapan. Selain itu, kultur akademiknya sangat membimbing dan kolaboratif, membuat Reiza merasa tumbuh sebagai peneliti. “Saya menjalani studi doktoral dengan dukungan beasiswa institusi dari Tubel Kemenkes, sebagai bagian dari pengembangan dosen dan peningkatan kapasitas riset di bidang teknologi kesehatan”, papar Rieza.

Peran Prodi Doktor FKG UGM Bagi Rieza

Prodi Doktor IKG FKG UGM memberikan fondasi ilmiah yang sangat kuat, khususnya dalam metodologi penelitian, pendekatan interdisipliner, dan validasi ilmiah. Melalui bimbingan yang intensif oleh para dosen Prodi Doktor IKG FKG UGM antara lain: Prof. dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D, drg. Lisdrianto Hanindriyo, MPH., Ph.D. dan Prof. drg. Sri Kuswandari, M.S., Sp.KGA(K)., Ph.D, saya belajar bagaimana mengubah fenomena lapangan menjadi riset yang berdampak tidak hanya pada publikasi, tapi juga inovasi yang dapat diterapkan di dunia nyata. Berbekal judul disertasi “Pengembangan Model Sikat Gigi Adaptif untuk Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sindrom Down.” mengantarkan Rieza meraih gelar Doktor.

“Saya percaya bahwa hilirisasi bukan tahap akhir, tapi bagian dari siklus penelitian. Disertasi yang berhenti di meja sidang hanya menghasilkan pengetahuan, sedangkan yang dihilirkan bisa menghasilkan perubahan sosial. GAMA brush DS adalah contoh nyata bagaimana riset akademik bisa menjembatani kebutuhan masyarakat dengan solusi teknologi”, terang Reza.

Tantangan terbesar bagi Rieza adalah menjaga keseimbangan antara aspek klinis dan desain produk. Menghadirkan anak-anak Down Syndrome untuk uji coba memerlukan pendekatan empatik, kolaborasi dengan guru, dan komunikasi yang sensitif. Selain itu, proses produksi 3D printing dengan parameter desain yang tepat memerlukan banyak eksperimen dan waktu.

Rieza menilai, FKG UGM sudah sangat komprehensif, tetapi akan semakin kuat jika terus membuka ruang kolaborasi lintas fakultas bahkan lintas perguruan tinggi. Interdisiplin adalah kunci masa depan riset kesehatan terapan.

Nilai-nilai yang dipegang oleh Rieza

Rieza percaya pada tiga nilai: empati, konsistensi, dan kebermanfaatan. Empati menggerakkan ide, konsistensi menjaga semangat, dan kebermanfaatan memastikan bahwa ilmu yang kita miliki memberi dampak bagi sesama.

‘Goals’ Reiza

Reiza ingin terus mengembangkan riset di bidang teknologi adaptif untuk disabilitas, menjadikan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagai pusat inovasi alat kesehatan inklusif dan terus berkolaborasi dengan FKG UGM. Selain itu, Rieza berharap GAMA brush DS bisa menjadi produk nasional yang diproduksi di Indonesia dan digunakan oleh anak-anak Down Syndrome di seluruh nusantara.

Penulis: Andri Wicaksono | Foto: Dokumentasi Pribadi Rieza

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
28 Oktober 2025

Prof. drg. Suryono, SH., MM., Ph.D Menyampaikan Pandangan AFDOKGI Terkait UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan

28 Oktober 2025

Dorong Kantin Sehat, FKG UGM Gelar Kegiatan Healthy & Sustainable Menu Labeling

27 Oktober 2025

Pendampingan Akreditasi Prodi Spesialis Penyakit Mulut FKG UGM

id_ID