“Menjadi yang pertama tidak harus selalu menjadi juara, tetapi menjadi yang pertama memberikan keberkahan dan manfaat bagi orang lain”, Prof. drg. Suryono, SH, MM, Ph.D
Sebanyak total 244 mahasiswa baru FKG UGM terdiri dari 21 mahasiswa Program IUP, 3 diantaranya mahasiswa Internasional asal Tiongkok dan Malaysia mengikuti kegiatan PIONIR I-Dentistry 2025 pada Rabu, 6 Agustus 2025 . PIONIR I-Dentistry FKG UGM adalah rangkaian kegiatan penyambutan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Gigi UGM yang bertujuan untuk memperkenalkan dunia pendidikan kedokteran gigi secara inspiratif, interaktif, dan menyenangkan. Melalui PIONIR I-Dentistry, para Gadjah Mada Muda (GAMADA) diajak untuk mengenal lebih dalam nilai-nilai luhur FKG UGM, membangun semangat kebersamaan, serta menumbuhkan rasa bangga dan tanggung jawab sebagai calon dokter gigi di masa depan. Pionir I-Dentistry UGM 2025 secara resmi dibuka dengan semarak di Gedung Auditorium Margono Suradji. Dihadiri oleh Dekan FKG UGM beserta jajaran Dekanat, Kepala Departemen dan para dosen FKG UGM. Presentasi ini menguraikan berbagai pencapaian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, termasuk peringkat dunia yang mengesankan di beberapa kategori seperti kewirausahaan, pengabdian masyarakat, dan pertukaran mahasiswa.
FKG UGM berdasarkan WURI berhasil masuk 100 besar dunia dan mengungguli universitas ternama dunia seperti Harvard University dan Oxford University dalam beberapa aspek seperti: inovasi seperti cangkok tulang dan pengembangan teknologi kedokteran juga menjadi sorotan. FKG UGM telah memperoleh akreditasi internasional dan menjalin kemitraan dengan 21 negara di lima benua. Selain prestasi akademik, penekanan diberikan pada kebersihan lingkungan kampus melalui program pengelolaan sampah yang aktif dan edukasi kepada mahasiswa. Apresiasi juga disampaikan kepada dosen dan mahasiswa atas kontribusi mereka, termasuk keberhasilan dalam uji kompetensi dan pengembangan program internasional. Secara keseluruhan, presentasi menegaskan semangat kemajuan, inovasi, dan kolaborasi di FKG UGM sebagai langkah maju dalam pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. Dekan FKG UGM Prof. drg. Suryono, SH., MM., Ph.D mengatakan “FKG UGM berada di peringkat 6 dunia dan bahkan di atas Universitas ternama seperti Harvard University dan Oxford University dalam kategori tertentu pada tahun 2024. Ada tiga kategori utama yang membuat FKG UGM masuk dalam 100 besar dunia pada tahun 2024 yaitu entrepreneur (peringkat 6 dunia), pengabdian masyarakat (peringkat 9 dunia), dan pertukaran mahasiswa (peringkat 27 dunia).”
Inovasi FKG UGM banyak ditorehkan oleh Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. salah satunya, pembuatan cangkok tulang Gama-CHA yang merupakan karya inovatif di bidang kedokteran gigi. FKG UGM berkontribusi dalam pengelolaan sampah di lingkungan kampus dengan aktif dalam pengelolaan sampah dengan menyediakan tempat sampah terpilah, mengedukasi masyarakat kampus, dan membuat lomba film berjudul ‘Sampah Menjadi Berkah’ untuk meningkatkan kesadaran kebersihan. Mahasiswa dan dosen FKG UGM aktif dalam pengembangan teknologi kedokteran, seperti karya mahasiswa Mas Seno yang terkait dengan pengembangan teknologi di bidang kedokteran.
Prof. Suryono, juga memaparkan, tentang beberapa program studi di FKG UGM sudah terakreditasi internasional hingga tahun 2030, yang menunjukkan kualitas pendidikan yang diakui secara global yakni ASIIN. FKG UGM memiliki kemitraan dengan 21 negara di lima benua, termasuk Jepang, Korea, dan Hongkong, yang memungkinkan pertukaran dan kolaborasi internasional.
Pesan penting bagi mahasiswa baru FKG UGM adalah menjadi yang pertama tidak harus selalu menjadi juara, tetapi menjadi yang pertama memberikan keberkahan dan manfaat bagi orang lain. Friska salah satu peserta Mahasiswa Baru FKG UGM bertanya tentang bagaimana FKG UGM mendukung pengembangan karier dan pendidikan spesialis. FKG UGM memiliki program spesialis seperti radiologi dan ilmu penyakit mulut, serta kelas internasional (IUP) yang mendukung pengembangan karier dan pendidikan spesialis mahasiswa.
Penulis: Andri Wicaksono | Foto: Fajar Budi H