Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Scaffold Kolagen untuk Penyembuhan Tulang Alveolar

Setelah pencabutan gigi, tulang alveolar di soket (lubang bekas akar gigi) mengalami resorpsi dan penurunan dimensi, khususnya pada permukaan bukal dan volume keseluruhan. Upaya preservasi soket bertujuan mempertahankan dimensi tulang agar pemasangan implan atau rehabilitasi prostetik menjadi lebih optimal. Salah satu pendekatan adalah menggunakan scaffold berbasis kolagen yang dimodifikasi dan dikombinasikan dengan bahan biologis seperti i-PRF (injectable platelet-rich fibrin) untuk mendukung regenerasi tulang alveolar.

Penelitian dari mahasiswa FKG UGM, Kent Sidharta dengan bimbingan drg. Kwartarini M., Sp.Perio(K), Ph.D., dan Prof. drg. Suryono, S.H, M.M, Ph.D.  berjudul “Pengaruh Kombinasi Hidrogel Kolagen – Kitosan dan i-PRF Terhadap Perubahan Dimensi Tulang Alveolar pada Soket Pasca Ekstraksi Gigi Tikus Wistar” menunjukkan bahwa kombinasi scaffold kolagen-kitosan + i-PRF mampu mempertahankan tinggi tulang bukal dan meningkatkan volume tulang alveolar dibandingkan kontrol atau bone graft biasa.

Prinsip Desain Scaffold Kolagen

Untuk menjadi scaffold yang efektif untuk regenerasi tulang alveolar, desain scaffold kolagen harus mempertimbangkan:

  1. Porositas dan struktur 3D
    Scaffold harus memiliki pori terhubung yang cukup besar agar sel osteogenik, pembuluh darah, dan nutrien bisa masuk dan mendukung regenerasi.
  2. Stabilitas mekanik & degradasi terkendali
    Scaffold harus cukup stabil untuk menahan kolaps selama fase awal regenerasi, dan kemudian terdegradasi perlahan agar digantikan oleh jaringan tulang baru.
  3. Keterikatan biologis dan pelepasan faktor pertumbuhan
    Scaffold idealnya dapat melepaskan faktor pertumbuhan secara bertahap untuk merangsang proliferasi sel tulang.
  4. Kompatibilitas seluler (biokompatibilitas)
    Harus mendukung hidup, migrasi, dan diferensiasi sel osteoblas dan sel progenitor tanpa toksisitas.
  5. Modifikasi bahan untuk sinergi
    Penambahan bahan lain seperti kitosan, hidrogel, atau i-PRF dapat memperbaiki karakter scaffold (stabilitas, pelepasan faktor, bioaktivitas).

Hasil Penelitian UGM sebagai Dasar Desain Scaffold

Berdasarkan penelitian tersebut:

  • Tikus yang diberikan scaffold hidrogel kolagen-kitosan + i-PRF menunjukkan bahwa tinggi tulang bukal tidak mengalami penurunan signifikan hingga hari ke-42, sedangkan pada kelompok bone graft dan kontrol terjadi penurunan.
  • Volume total tulang alveolar kelompok tersebut meningkat antara hari ke-21 dan ke-42, sedangkan kelompok kontrol atau graft konvensional tidak menunjukkan peningkatan signifikan.
  • Artinya scaffold kolagen-kitosan + i-PRF efektif dalam mempertahankan dimensi bukal dan meningkatkan regenerasi volume tulang alveolar dibandingkan metode konvensional.

Temuan ini menegaskan bahwa scaffold harus dirancang agar:

  • tidak membiarkan penurunan dimensi tulang (terutama di sisi bukal),
  • mendukung pertumbuhan tulang baru di seluruh volume soket.

Desain Scaffold Kolagen yang Disarankan

Berdasarkan prinsip dan temuan tersebut, berikut fitur desain scaffold kolagen ideal untuk tulang alveolar:

Komponen / FiturTujuan / Fungsi Desain
Kolagen murni atau kolagen campurBasis scaffold yang biokompatibel, menyerupai matriks ekstraseluler
Penambahan kitosanMemperkuat mekanik scaffold, memperlambat degradasi kolagen
Struktur hidrogel (3D)Memfasilitasi pertukaran nutrien dan penembusan sel
Inklusi i-PRFMenyediakan faktor pertumbuhan autologus secara lokal
Porositas terhubung & ukuran pori optimalMendukung penetrasi sel, vascularisasi, dan regenerasi
Degradasi terkendaliAgar scaffold terurai seiring pembentukan tulang baru
Permukaan mikro atau nanoskalMemfasilitasi adhesi sel osteogenik dan integrasi tulang

Referensi
Kent Sidharta, drg. Kwartarini M., Sp.Perio(K), Ph.D; Prof. drg. Suryono, S.H, M.M, Ph.D., Pengaruh Kombinasi Hidrogel Kolagen – Kitosan dan Injectable Platelet-Rich Fibrin Terhadap Perubahan Dimensi Tulang Alveolar pada Soket Pasca Ekstraksi Gigi Tikus Wistar (Kajian pada Tinggi Tulang Bukal dan Lingual serta Volume Tulang Alveolar), https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/247956

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
9 Desember 2025

Perawatan Resesi Gingiva Dengan Teknik Minimal Invasif

9 Desember 2025

FKG UGM dan RSUD Temanggung Perkuat Kolaborasi Penugasan Spesialis BMM & Wahana Pendidikan Residen

9 Desember 2025

Tim PKM-KC FKG UGM Raih Emas & Perunggu di PIMNAS 2025

id_ID